Pengertian Pendidikan Dalam Keluarga
A.
Pengertian
Pendidikan Dalam Keluarga
Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang
berlangsung dalam keluarga dimana anak tinggal. Berbagai cara dan kebiasaan
yang di peroleh seorang anak dalam lingkungan keluarganya, seperti cara
berinteraksi, sikap, dan rasa kasih saying yang ia peroleh dari lingkungan
tersebut akan merasuk ke dalam jiwanya. Untuk menghilangkan atau
melenyapkannya, mungkin di perlukan berbagai upaya dan waktu bertahun – tahun.1
Rumah tangga atau keluarga memainkan peran sedemikian
penting dan mengandungi berbagai pelajaran mendasar. Begitu pentingnya,
sehingga Ali Bin Abi Thalib dalam surat beliau
kepada Malik al-Asytar mengatakan, “Pilihlah pegawaimu dari orang – orang yang
berasal dari rumah tangga yang baik, dan di sana mereka mendapatkan pendidikan.
Keluarga merupakan tempat anak membuka matanya untuk
yang pertama kalinya. Pengaruhnya memainkan peranan yang besar dalam memberikan
pengarahan dan membentuk pribadi anak. Sejauh mana nilai – nilai pendidikan itu
di beriakn oleh keluarga kepada anak, sejauh itulah anak terbentuk, tumbuh,
berkembang, serta menghadapi masyarakat dengan segala permasalahannya.
Langkah – langkah orang tua dalam memaksimalkan usahanya
dalam mendidik, serta memberiakn porsi yang sesuai dalam mendidiknya memiliki
pengaruh yang signifikan dalam membentuk pribadinya. Ayah dan ibu merupakan
pondasi yang memungkinkan sebuah keluarga untuk mendrikan istana pendikan
keluarga dengan metode yang benar. Dalam artian, anak adalah bentukan dari
kedua orang tua serta tumbuh berdasarkan didikan keduanya.
Kedudukan sosial keluarga sangat berperan dalam
kehidupannya, saat ia harus berinteraksi dengan anak – anak lain. Bukan hanya
pada masa kanak – kanak, hal itu juga akan berpengaruh terhadap sikapnya pada
masa dewasa. Taraf hidup keluarga anak memiliki pengaruh yang tinggi terhadap
masa depan profesinya. Sebab., dia dapat bekerja berkat pendidikan yang dia
peroleh, sedangkan tingkat pendidikannya sangat bergantung kepada kemampuan
ekonomi dan kedudukan sosial keluarganya.
Pendidikan keluarga merupakan
pendidikan dasar bagi pembentukan jiwa anak. Orang tua berperan untuk membentuk
arah keyakinan anak-anak. Karena setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki
potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak
sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orang tua
mereka.”2
Dalam mendidik anak – anak, sekolah melanjutkan
pendidikan anak – anak yang telah dilakukan oleh orang tua di rumah. Berhasil
tidaknya pendidikan di sekolah bergantung pada dan di pengaruhi oleh pendidikan
dalam keluarga.
Pendidikan keluarga adalah
fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil – hasil
pendidikan yang di peroleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak
selanjutnya, baik di sekolah maupun di masyarakat.
Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak
penting. Etika yang benar harus diajarkan kepada anak semenjak kecil, sehingga
ketika seorang anak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja
perilaku orang tua juga harus baik dan benar sebagai contoh untuk anaknya.
Jikalau semenjak kecil seorang anak diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga
tersebut akan harmonis. Dan seandainya setiap keluarga mengajarkan nilai-nilai
etika yang benar maka semua manusia akan hidup berdampingan dan damai.3
Dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian
merupakan hal yang sangat penting sekali, sebab aspek ini akan menentukan sikap
identitas diri seseorang. Baik dan buruknya seseorang itu akan terlihat dari
tingkah laku atau kepribadian yang dimilikinya. Oleh karena itu, perkembangan
dari tingkah laku atau kepribadian ini sangat tergantung kepada baik atau
tidaknya proses pendidikan yang ditempuh.
Proses pembentukan tingkah laku atau kepribadian ini
hendaklah dimulai dari masa kanak-kanak, yang dimulai dari selesainya masa
menyusui hingga anak berumur enam atau tujuh tahun. Masa ini termasuk masa yang
sangat sensitif bagi perkembangan kemampuan berbahasa, cara berpikir, dan
sosialisasi anak. Di dalamnya terjadilah proses pembentukan jiwa anak yang
menjadi dasar keselamatan mental dan moralnya. Pada saat ini, orang tua harus
memberikan perhatian ekstra terhadap masalah pendidikan anak dan
mempersiapkannya untuk menjadi insan yang handal dan aktif di masyarakatnya
kelak. Konsep pendidikan yang tepat untuk diterapkan pada masa ini adalah
sebagai berikut.
Di dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban
untuk menjaga, mendidik, memelihara, serta membimbing dan mengarahkan dengan
sungguh-sungguh dari tingkah laku atau kepribadian anak sesuai dengan syari’at Islam
yang berdasarkan atas tuntunan atau aturan yang telah ditentukan di dalam
Al-Qur’an dan hadits. Tugas ini merupakan tanggung jawab masing-masing orang
tua yang harus dilaksanakan. Jadi, karena pengaruh lingkungan atau faktor
luar sangat berpengaruh terhadap perkembangan aspek-aspek psikologis sang anak,
maka peran pendidikan sangatlah penting dalam proses pembentukan dari tingkah
laku atau kepribadiannya tersebut.
Dalam hal ini, pendidikan keluarga merupakan salah satu
aspek penting, karena awal pembentukan dan perkembangan dari tingkah laku atau
kepribadian atau jiwa seorang anak adalah di melalui proses pendidikan di
lingkungan keluarga. Dilingkungan inilah pertama kalinya terbentuknya pola dari
tingkah laku atau kepribadian seorang anak tersebut. Pentingnya peran keluarga
dalam proses pendidikan anak dicantumkan di dalam Al-Qur’an, yang mana Allah
SWT berfirman dalam surah Al-Furqan ayat 74:
والذين
يقو لون ربنا هب لنا من أزوجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما )الفرقان:٧٤(
Artinya: Dan
orang orang yang berkata:“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan
jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs.
Al-Furqan: 74).
Selanjutnya, berhubungan dengan pentingnya peranan orang
tua dalam pendidikan anak di dalam lingkungan keluarga ini juga dijelaskan
Allah SWT sesuai dengan firman-Nya didalam surah At-Tahrim ayat 6:
يا
أيها ايذين أمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملا ئكة
ضلا ظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون)التحريم:
٦(
Artinya: Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan(Qs. At-Tahrim:
6)
Jadi, di dalam proses pendidikan di dalam lingkungan
keluarga, masing-masing orang tua memiki peran yang sangat besar dan penting.
Dalam hal ini, ada banyak aspek pendidikan sangat perlu diterapkan oleh
masing-masing orang tua dalam hal membentuk tingkah laku atau kepribadian
anaknya yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW.
Diantara aspek-aspek tersebut adalah pendidikan yang berhubungan dengan
penanaman atau pembentukan dasar keimanan (akidah), pelaksanaan ibadah,
akhlak, dan sebagainya.
Meskipun keluarga memiliki kedudukan yang sangat
signifikan dalam perkembangan anak, namun “melepaskan” anak dalam lingkup
masyarakat akan membawa pengaruh yang baik ketika dia beranjak dewasa. Selain
itu, dia memiliki kesempatan untuk belajar bersosialisasi dengan baik yang pada
akhirnya akan berguna baginya di masa sekarang, masa mendatang, usia berapa
pun, kondisi apapun, dan dengan siapa pun. Jenis pengalaman dan perhatian yang
di dapatinya semenjak dua tahun pertama dari kehidupannya juga sangat
memengaruhi anak dalam memecahkan masalah–masalah yang berkaitan dengan rasa
malu dan ragu–ragu. Dengan demikian, jenis pengalaman itu memengaruhi
kemampuannya dalam menciptakan hubungan – hubungan di masa depan bersama orang–orang
yang berada di luar lingkup keluarganya.
Interaksi anak dalam keluarga juga berperan penting
dalam mengembangkan kemampuan awal anak, serta kemampuan menjalin hubungan
dengan orang lain. Kemampuan–kemapuan itu lambat laun berkembang menjadi
ungkapan–ungkapan serta respon–respon yang nampak jelas di sela–sela hubungan
kekeluargaan bersama komunitas teman bermain, rekan–rekanya, serta seluruh
anggota keluarga. Selain menjadi teladan berprilaku bagi anak, setiap individu
dalam keluarga juga memberi teladan dalam interaksinya dengan sesama anggota
keluarga.4
Sosialisasi terhadap
anak tidak hanya berpengaruh sebatas pada prilaku ayah yang bekerja keras dalam
setiap profesinya atau ayah seorang peminum alcohol, atau ibu yang penuh kasih
sayang dan ibu yang tidak melakukan perbuatan sia–sia. Saudara–saudara yang
bertindak sewnang–wenang atau saudara yang memerhatikannya saja. Namun seorang
anak akan terpengaruh dengan kondisi keluarga yang penuh dengan keharmonisan,
Susana yang indah, atau ketegangan dan kedewasaan. Pengetahuan social anak juga
terpengaruh dengan kerenggangan atau kedekatan jarak antara ayah dengan anak,
atau antara saudara laki–laki dengan perempuan, serta nuansa keluarga yang di
penuhi oleh semangat saling menolong atau penuh dengan persaingan.
Anak senantiasa menyerap arahan keluarga dan merespon
nilai – nilai yang ada di dalam keluarga itu, sehingga nilai – nilai itu bisa
di terima di masyarakat. Nilai – nilai itu berkisar pada agama, moral,
pembentukan keluarga, pendidikan anak, dan hubungan masyarakat. Peran keluarga
tidak hanya sebatas mentransfer unsur–unsur kebudayaan kepada anggota – anggota
keluarga, namun keluarga hendaknya melakukan aktivitas penganalisaan dan
penilaian. Maksudnya, Keluarga harus memilihkan unsur–unsur kebudayaan yang
baik, lalu menjelaskannya kepada anggota keluarganya. Bahkan, keluarga di
tuntut untuk membuat dasar–dasar penilaian untuk setiap budaya atau pemikiran
yang masuk, akankah di terima atau di tolak.
Berdasarkan hal diatas, jelas terlihat bahwa anak
senantiasa mewarisi kebudayaan dan nilai–nilai pendidikan berdasarkan bimbingan
keluarga. Dari keluarga itulah anak belajar simbol–simbol masyarakat yang
digunakannya, misalnya, rela atau tidak rela, menghormati atau melecehkan,
dengan demikian, keluarga berperan sebagai agen dalam mentransfer kebudayaan.
Selain itu, keluarga juga berperan dalam mengenalkan anak kepada kebudayaan dan
lingukungannya. Selam bertahun–tahun, keluarga menjadi satu–satunya sumber yang
menjembatani anak denagan kebudayaan masyarakatnya. Melalui proses ini, anak
banyak mengadopsi standar hidup suatu kelompok serta nilai–nilai yang
dianutnya.5
Keluarga dengan kebudayaan serta nilai–nilai pendidikan
yang dimilikinya dapat memberikan dan mengarahkan anak agar memperoleh pusaka
kebudayaan dan nilai–nilai pendidikan tersebut. Diantara nilai–nilai pendidikan yang terpenting
adalah kejujuran dan amanah. Namun, hal itu sangat bergantung pada tipe
interaksi keluarga dan jenis–jenisnya.
2 Muhammad Ali Murshafi, Mendidik Anak Agar
Cerdas dan Berbakti. Cet 1, (Surakarta: Cinta 2009), hal. 105
5Yazid bin Abdul Qadir Jawas
hafizhahullah,Bingkisan Istimewa Menuju Keluarga Sakinah, (Jakarta:
Pustaka At-Taqwa, 2002 ),hal 19