Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pentingnya Pendidikan Tauhid bagi Anak Menurut Perspektif Pendidikan Islam


A.    Pentingnya Pendidikan Tauhid bagi Anak Menurut Perspektif  Pendidikan Islam

Pendidikan dalam pengertian yang luas baik dilaksanakan dalam lembaga pendidikan formal maupun non formal, pada kenyataannya memberikan dampak pada individu dan lingkungan bahwa pendidikan tidaklah lepas dari masyarakat. Begitu juga sebaliknya tidak bisa maju tanpa adanya usaha pendidikan.  Menurut Hasan Langgulung, pendidikan dapat dikatakan sebagai pranata yang menjalankan tiga fungsi sekaligus[1]: Lebih lanjut Hasan Langgulung menjelaskan bahwa:
Fungsi mempersiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat di masa mendatang, fungsi mentransfer pengetahuan sesuai dengan peranan yang diharapkan dan ketiga fungsi mentransformasikan nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat, sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat serta peradabannya.[2]
Dari dataran ini, maka dapatlah dipahami bahwa pendidikan agama di samping berfungsi sebagai pentransfer of knowledge, juga sebagai transfer of value. Dimana nilai-nilai tersebut bersumber dari nilai-nilai transcendental yang kesemuanya teramu dalam satu inti yaitu tauhid Islam. Tauhid sebagai salah satu kunci pokok Islam dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada penghambaan kepada Allah Swt. Bebas dari belenggu kebendaan dan kerohanian. Dengan kata lain orang yang telah mengikrarkan “Laa ilaaha illallahu” terlepas dari belenggu apapun.                                                                                                                                       
Keesaan Allah Swt. sebagai suatu prinsip yang mengarah kepada seluruh aspek kehidupan manusia dan alam semesta, serta sekaligus sebagai pengikat penyatuan segala realitas hidup di dunia. Menurut Mohammad Irfan “Tauhid sebagai rule of thinking, landasan teori ilmu pengetahuan, prinsip peradaban dunia dan prinsip ibadah, prinsip akhlak sebagai prinsip hidup sosial, ekonomi, politik dan kepemimpinan umat, prinsip estetika dan sebagai prinsip kehidupan umat di dunia”[3]. Inilah kehidupan pendidikan tauhid secara makro.
Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan tauhid dari kacamata individu berfungsi “mengembangkan potensi keagamaan anak didik sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik”[4]. Pendidikan tauhid juga dapat menumbuhkan sikap optimis anak dan juga dapat memberikan kehidupan, kebebasan jiwa, kemerdekaan pribadi anak sehingga anak dapat menghadapi segala kesukaran hidup.
Dengan pendidikan tauhid, anak akan mengerti bahwa hidup dan matinya adalah mencari ridla Allah semata. Sebagaimana Hamka mengatakan bahwa “Tauhid adalah merupakan pembentukan tujuan hidup yang sejati bagi manusia[5]. Tauhid akan memberikan cahaya sinar dalam hati pemeluknya dan memberi cahaya dalam otak, sehingga segala hasil yang timbul dari pada awal dan usahanya mendapat cap tauhid.
Dari kacamata masyarakat, maka suatu pendidikan tauhid atau sistem pendidikan tauhid yang bersumberkan pada tauhid akan tercipta suatu kondisi masyarakat yang dinamis, progresif dan tercipta dari komunitas pribadi yang utuh serta terjalin dalam ikatan yang harmonis, baik vertikal maupun horizontal dunia dan akhirat.                                               


               [1] Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam Analisis Psikologi dan Falsafah,
(Jakarta: Pustaka al-Husna, 1991), hal. 358.

               [2] Ibid., hal. 358.
               [3] Mohammad Irfan dan Mastuki HS, Teologi Pendidikan: Tauhid Sebagai Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000), hal. 32.
              
               [4] Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,1976), hal. 4.

               [5] Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan Islam: Solusi Problem Filosofi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hal. 237.