Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,
prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka penting sekali bagi
guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang akan
diuraikan sebagai berikut [1] :
a. Kehangatan dan Keantusiasan
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang
hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya
atau pada aktivitasnya akan berhasil dan mengimplementasikan pengelolaan kelas.
b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar. Sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang serta dapat
menarik perhatian anak didik dan dapat mengendalikan gairah belajar mareka.
c. Bervariasi
Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola
interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan serta
meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi penggunaannya bervariasi, sesuai
dengan ketentuan sesaat merupakan kunci tercapainya pengelolaan kelas yang
efektif dan menghindari kejenuhan.
d. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku untuk mengubah strategi mengajar dapat mencegah
kemungkinan munculnya gangguan pada anak didik serta menciptakan iklim belajar
mengajar yang efektif.
e. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya, mengajar dan mendidik menekankan hal-hal yang positif dan
menghindari pemusatan perhatian anak didk pada hal-hal yang negatif. Penekanan
pada hal-hal yang positif, yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah
laku anak didik yang positif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan
pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan
yang dapat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif.
f. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat
mengembangkan
disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya
mendorong anak didik untuk
melaksanakan disiplin
diri dan
menjadi teladan dalam pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung
jawab.[2]
[1] Djamarah, Syaiful
Bahri, Guru
dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet.III,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2005).
h. 148.
0 Comments
Post a Comment