Tahap Pembelajaran dalam Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
A.
Tahap Pembelajaran dalam Pemanfaatan
Perpustakaan Sekolah
Dalam rangka mengembangkan daya kognisi,
afeksi, dan psikomotorik peserta didik dari strata mana pun, basis perpustakaan
dapat menjadi alternatif. Dalam hal ini, yang paling diutamakan adalah
bagaimana memberikan motivasi peserta didik menjadi orang yang gemar membaca.
Menurut Priyatmojo Achmadi Kusminarto Ada
beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam rangka implementasi pembelajaran
berbasis perpustakaan adalah sebagai berikut:
Pertama, Proses pembelajaran. Suatu pembelajaran akan berjalan
baik apabila seluruh komponennya memiliki kemampuan yang berkualitas, juga
metode pengajaran yang efektif dan efisien -sarana belajar yang mendukung dan
sarana perpustakaan yang lengkap. Kedua, Kepemimpinan kepala sekolah.
Suatu lembaga sekolah yang dihuni sekian banyak orang, tidak akan dapat
berjalan dengan baik apabila tidak ada koordinator atau kepala yang memimpin
lembaga itu. Kepala sekolah hendaklah mampu membangkitkan semangat bawahan,
agar secara terus-menerus memiliki semangat dan jiwa yang tegar ketika
melakukan aktivitas proses belajar mengajar. Dengan demikian mereka tidak lesu,
loyo, malas, dan pesimis. Kepala sekolah juga sebagai fasilitator, yang mampu
menyediakan fasilitas bagi keperluan proses belajar mengajar. Ketiga, Idealisme
guru. Keberadaan guru dalam institusi sekolah merupakan ujung tombak dalam
proses pembelajaran. Sebagai tenaga pendidik profesional, guru dapat
melaksanakan tugas dengan berbagai cara dan tidak harus mengikuti prosedur yang
baku. Tugas guru yang utama adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal
lewat penyajian mata pelajaran dengan sistem activity learning. Agar guru dapat
menyesuaikan pola itu, maka mereka dituntut untuk senantiasa memperbaharui dan
meningkatkan ilmu pengetahuan. Mereka tidak boleh bosan untuk membina diri,
baik secara otodidak maupun mengikuti pelatihan, training, ataupun mengikuti
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas
diri. Keempat, Sarana dan prasarana. Dalam rangka menunjang keberhasilan
proses belajar mengajar, keberadaan sarana dan prasarana adalah suatu yang
sangat dibutuhkan. Seperti tempat atau gedung belajar yang representatif, buku,
majalah, jurnal, meja belajar, papan tulis, dan perpustakaan. Sarana dan
prasarana yang representatif akan mendorong peserta didik untuk aktif belajar.
Lingkungan pun dibuat yang bersih, asri, dan indah. Kelima, Pelayanan
perpustakaan. Perpustakaan akan dibutuhkan oleh seluruh peserta didik, bahkan
oleh masyarakat dalam mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan. Perpustakaan
sering pula disebut sebagai nafas dari sebuah lembaga pendidikan. Artinya, jika
suatu lembaga pendidikan tidak ada perpustakaan maka lembaga pendidikan itu
bagaikan lembaga yang stagnan, pasif, dan mati.[1]
Untuk persiapan pemangfaatan perpustakaan
dalam proses pembelajaran membutuhkan dukungan dari warga soekolah itu sendiri,
misalnya guru, kepala sekolah, petugas perpustakaan.
2. Langkah-langkah pembelajaran dalam pemanfaatan
perpustakaan
Menurut Slameto langkah-langkah yang perlu di
perhatikan oleh guru dalam pembelajaran diperpustakaan antara lain:
Pertama, Membuat tugas yang relevan dengan mata pelajaran yang di ajarkan. Tugas
yang tidak relevan dengan mata pelajaran yang di ajarkan tidak mengajarkan
kepada siswa mengunakan perpustakaan sebagai sumber belajar eksternal dalam
mendukung kesuksesanya dalam belajar. Kedua, Pastikan bahwa perpustakaan
memiliki informasi yang diperlukan. Mencari sesuatu yang tidak ada dan tidak
jelas tidak ada gunanya. Tindakan ini hanya akan meng habiskan waktu dan tenaga
bahkan akan membuat frustasi siswa. Oleh karena itu tugas yang diberikan kepada
siswa harus disesuaikan dengan fasilitas dan informasi yang tersedia
diperpustakaan. Ketiga, Ajarkan strategi riset. Berikan daftar
langkah-langkah yang harus dikerjakan oleh siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan kepadanya. Keempat, Hindarkan suasana gaduh. Jika sejumlah
siswa mencari sebuah bahan, artikel, indeks atau informasi yang sama biasanya
menciptakan suasana gaduh. Keadaan demikian mendorong siswa melakaukan mutilasi
pada buku atau sumber bacaan yang lain.[2]
Selain langkah-langkah di atas dalam penerapan
pembelajara memanfaatkan perpustakaan dalam pembelajaran juga diterapkan
langkah-langkah sebagai berikut :
Pertama, Sirkulasi dan transaksi informasi, yakni suatu siklus berputarnya
informasi dimulai dari : dilihat, dibaca dan dipelajari, diteliti, dikaji dan
dianalisis, dimanfaatkan dan dikembangkan didalam kegiatan-kegiatan pendidikan,
penelitian, laboratorium, ditransformasikan kepada orang lain. Kedua, Dipinjam
dari perpustakaan dan dibawa pulang, khususnya yang menjadi anggota
perpustakaan atau pemakai potensial dengan persyaratan tertentu. Ketiga,
disalin (fotocopy) dalam batas-batas tertentu, untuk kepentingan ilmiah, bukan
komersial. Keempat, diadakan bimbingan pemakai bagi mereka yang masih
belum akrab/familier dengan perpustakaan agar dengan mudah dan cepat dapat
mempergunakan sumber informasi di perpustakaan tanpa membuang-buang waktu dan
tenaga. Kelima, pengawasan atas pemakai di perpustakaan untuk mencegah
hal-hal yang tidak diinginkan. Keenam, Koleksi yang dapat dan tidak
dapat dipinjam keluar perpustakaan (referensi) hanya dapat dipergunakan di
perpustakaan. Ketujuh, diakses langsung oleh pemakai untuk dipergunakan
melalui media elektronik.[3]
Pembelajaran dengan memanfaatkan perpustakaan
itu membetuhkan dukungan dari masyarakat sekolah misalnya guru, petugas
perpustakaan dan siswa. Sebelum pergi keperpustakaan sebaiknya guru memberikan
pengarahan kepada siswa tentang tata tertib yang harus dipatuhi selama siswa
berada diperpustakaan dan berkonsultasi kepada petugas perpustakaan tentang
tugas yang akan diberikan kepada siswa. Konsultasi tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah tugas yang akan diberikan kepada siswa benar-benar tersedia
diperpustakaan dan mudah didapatkan oleh siswa. Hal tersebut untuk menghindari
frustasi siswa, karena jika siswa sulit mendapatkan tugas yang diberikan guru
maka siswa akan mudah frustasi. Agar siswa tidak bingung ketika sudah ada
didalam perpustakaan sebaiknya didalam kelas guru sudah menjelaskan apa yang
harus dilakukan siswa ketika berada diperpustakaan. Ketika pembelajaran dengan
memanfaatkan fasilitas perpustakaan berlangsung siswa diminta meilihat, membaca
dan mempelajari, apa yang menjadi sumber belajar yang ada diperpustakaan yang
mendukung materi yang sedang diajarkan oleh guru. Setelah pembelajaran
berlangsung siswa diberi tugas (test) yang telah disiapkan guru, test tersebut
bersangkutan dengan materi yang baru saja diajarkan.