Teknik Pengumpulan Data
A.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui
teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik penumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sesuai
dengan jenis penelitian kualitatif, yaitu peneliti merupakan instrumen utama (key
instrument) yang secara langsung terlibat dalam proses pengumpulan data melalui,
wawancara, observasi dan dokumentasi yang berupa catatan ataupun arsip.
1.
Wawancara ( Interview)
Interview
atau wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk
memperoleh informasi dari terwancara.[1] Menurut
Lexy J. Maleong, wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, dimana
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewancara (Interviewer)
yang menunjukkan pertanyaan dan terwawancara (Interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.[2]
Wawancara juga dapat diartikan sebagai proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya atau
pewancara dengan responden atau informen dengan menggunakan alat-alat yang
disebut interview guide (panduan wawancara).[3]
Wawancara terhadap informen sebagai nara
sumber dan informasi dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang
masalah penelitian dengan kata lain, keterlibatan yang cenderung aktif yakni
dengan mencoba berpartisipasi, melibatkan diri, dan berusaha mendekatkan diri
dengan nara sumber.
Susan Stainback dalam Sugiyono menyebutkan
bahwa “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper
understanding of how the participant interpret a situation ar phenomenon that
can be gained through absorvation”,[4]
yaitu dengan wawancara , peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,
dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
Wawancara dilakukan di MTsN 1 Kota Lhokseumawe. Jenis wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini berbentuk
wawancara bertahap[5]
dengan menyiapkan lembaran wawancara berupa pertanyaan. Hal-hal yang akan diwawancarai adalah bersifat non struktur (terbuka) yaitu tentang seputar kegiatan pembelajaran siswa dalam bidang studi PAI. Teknik ini merupakan cara mengkaji eksistensi dari perilaku siswa
yakni seperti
mendengarkan, berbicara, melihat, berinteraksi,
bertanya untuk dimintai keterangan atau penjelasan, mengekpresikan kesungguhan dan
mengungkap yang terekam.
Wawancara yang peneliti lakukan dengan mengadakan tanya jawab
langsung secara lisan terdiri dari: (1) Kepala MTsN 1 Kota Lhokseumawe; (2) Guru
bidang studi PAI MTsN 1 Kota Lhokseumawe ; (3) Siswa MTsN 1 Kota Lhokseumawe yang
dijadikan informen. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data dan mengetahui
apa yang ada dalam pemikiran orang lain secara mendalam mengenai Kreativitas guru PAI dan kemampuan
mengelola kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti
(pewancara) harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan,
disesuaikan dengan keadaan dan ciri dari responden, serta perlengkapan lain
sebagai alat penunjang dalam melaksanakan wawancara. Sehingga pewancara
mendapatkan data yang valid dari hasil
wawancara tersebut.
2.
Observasi
Observasi yaitu mengadakan
pengamatan secara langsung bagaimana kreativitas guru PAI dan kemampuan
mengelola kelas dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTsN 1 Kota Lhokseumawe
dengan memusatkan perhatian kepada objek
penelitian dengan menggunakan seluruh panca indara, sebagaimana dikatakan oleh
Suharsimi Arikunto bahwa “Observasi atau
pengamatan meliputi pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan
menggunakan seluruh alat indera.[6] Hal senada juga dikemukakan oleh Bungin bahwa observasi merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan.[7] Dengan
kata lain obsevasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menggunakan
indra, terutama indra penglihatan dan pendengaran.
Lexy J. Moleong menegaskan bahwa: ”observasi
dapat diartikan sebagai pencatatatan dan pengamatan secara sistematis terhadap
gejala-gelaja yang diselidiki”.[8]
Sehingga dapat diartikan observasi adalah suatu aktivitas penelitian dalam
rangka mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian melalui proses pengamatan langsung terhadap objek penelitian
dilapangan atau lokasi penelitian. Dengan kata lain obsevasi adalah suatu cara
pengumpulan data dengan menggunakan indra, terutama indra penglihatan dan
pendengaran.
Objek penelitian dalam penelitian kualitatif
yang diobservasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial, yang terdiri dari tiga
komponen yaitu place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas)[9].
Dapat dijelaskan lebih lanjut tentang ke tiga komponen tersebut sebagai
berikut: 1) Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial
sedang berlangsung; 2) Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang
memainkan peran tertentu, 3) Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh
aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian ini pengamatan yang
dilakukan terhadap situasi sosial adalah motivasi belajar siswa, tempatnya
adalah MTsN 1 Kota Lhokseumawe, aktornya adalah guru MTsN 1 Kota Lhokseumawe
dengan segala bentuk kreativitas dan kemampuannya dalam mengelola kelas
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Observasi yang dilakukan di MTsN 1 Kota
Lhokseumawe adalah observasi partisipan,[10] dimana peneliti berada langsung pada lokasi
penelitian dan berinterkasi langsung dengan subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
subjek atau lapangan yang diteliti, seluruh data hasil pengamatan akan dikumpulkan dan diklasifikasikan
menurut jenisnya.
Observasi
yang peneliti maksudkan adalah pengamatan langsung terhadap
berbagai unsur seperti sikap, kreativitas, kemampuan guru PAI dalam proses
belajar mengajar bidang studi PAI, dan
lain-lain yang berhubungan dengan kreativitas dan kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas baik secara langsung mapun tidak langsung.
Pengamatan secara langsung dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan
menggunakan lembar observasi, sedangkan pengamatan tidak langsung dapat diamati sikap
dan motivasi belajar siswa bidang studi PAI di MTsN 1 Kota Lhokseumawe
3.
Dokumentasi
Teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan
pelengkap dari teknik observasi dan wawancara. Dokumentasi
adalah salah satu teknik yang digunakan untuk
mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi, baik data itu berupa
catatan harian, memori atau catatan penting lainnya. Adapun yang dimaksud
dengan dokumen disini adalah data atau dokumen yang tertulis. [11]
Penelitian
dengan menggunakan pendekatan kualitatif membutuhkan jenis data primer dan
skunder. Dalam hal ini dokumentasi termasuk dalam jenis data skunder yakni
berupa dokumen-dokumen ynag dibutuhkan untuk menunjang data penelitian. Seperti
yang dijelaskan oleh Djam’am Satori & Aan Komariah, study dokumentasi
adalah mengumpulkan data-data yang dianggap perlu dalam menelaah suau
permasalahan yang ada dalam sebuah penelitian sehingga dapat mendukung, menjadi bukti dan menambah
keyakinan terhadap suatu masalah.[12]
Dalam
penelitian ini, teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan menelusuri
tentang kreativitas dan kemampuan guru PAI. Sebagian besar data yang tersedia
adalah berbentuk hasil kerja siswa, buku dan lain sebagainya. Data yang dapat
diperoleh melalui teknik ini adalah profil MTsN 1 Kota Lhokseumawe, struktur
organisasi MTsN 1 Kota Lhokseumawe, program kerja MTsN Lhokseumawe, data
jumlah guru MTsN Lhokseumawe, Visi misi MTsN 1 Kota Lhokseumawe. motto MTsN 1 Kota
Lhokseumawe, foto-foto yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar di MTsN 1 Kota Lhokseumawe, dan hal lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Dokumentasi
terkait MTsN 1 Kota Lhokseumawe dapat diperoleh dari buku panduan profil MTsN
Lhokseumawe, dan dokumentasi terkait dengan kegiatan dan poses belajar
mengajar di MTsN 1 Kota Lhokseumawe.
[5]Wawancara dalam penelitian kualitatif terbagi dua
macam: 1). Wawancara mendalam yaitu Tanya jawab yang terbuka untuk memperoleh
data dari partisipan tentang hal-hal yang sebenrnya dilaksanakan, wawancara
memberi kesan telah terjalin hubungan intens antara penanya dengan informen; 2)
wawancara bertahap, yaitu wawancara yang dilakukan terjadwal, dipandu oleh
pertanyaan-pertanyaan pokok atau hanya merujuk pada pokok-pokok wawancara yang
bisa dilakuakan berkali-kali. Lihat. Djam’am Satori & Aan Komariah, Metodologi
Penelitian kualitatif…,h. 131.
[10]Observasi partisipan adalah suatu proses pengamatan
yang dilakukan oleh observer dengan ikut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang
yang akan diobservasi, sehingga observer sungguh-sungguh seperti anggota
kelompok yang akan diobservasi. Sedangkan observasi non partisipan adalah
pengamatan yang dilakukan oleh observer tanpa terjun langsung ke dalam anggota
kelompok yang akan diobservasi sehingga observer hanya sebagai pengamat. Lihat.
Lexy J. Maleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif…, h. 116.