Usaha Preventif Masalah Pengelolaan Kelas
Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di
dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat
memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Guru diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar mengajar yang
baik.
Salah satu kemampuan guru yang
sangat penting adalah kemampuan mengatur kelas.
Untuk menciptakan
suasana yang dapat menumbuhkan gairah belajar, meningkatkan prestasi belajar
siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap
siswa dalam belajar, dierlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Pengorganisasian kelas adalah suatu rentetan
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif.[1]
Dimensi pencegahan dapat merupakan tindakan guru
dalam mengatur lingkungan belajar, mengatur peralatan, dan lingkungan sosio- emosional.[2]
a. Kondisi fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar. Lingkungan fisik yang
menguntungkan dan memenuhi syarat, minimal mendukung
meningkatnya intensitas
proses kegiatan belajar dan
mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
1)
Pengaturan ruang belajar
Penyusunan dan
pengaturan ruang belajar hendaknya
memungkinkan anak duduk berkelompok, tidak berdesak-
desakan dan tidak
saling mengganggu pada
saat melakukan aktivitas belajar serta memudahkan guru bergerak secara leluasa
untuk membantu siswa dalam belajar.
2) Pengaturan tempat duduk
Dalam belajar anak didik
memerlukan tempat duduk.
Tempat duduk juga mempengaruhi anak
didik dalam belajar.
Apabila tempat duduk sesuai dengan
postur
tubuh
anak didik maka anak didik tersebut dapat belajar dengan tenang dan baik.
Ada beberapa
bentuk formasi
tempat duduk yang dapat
digunakan sesuai kebutuhan, misalnya
ketika materi
pelajaran tertentu akan ditempuh dengan metode diskusi,
maka formasi tempat duduk sebaiknya berbentuk melingkar, dan apabila dengan
metode ceramah, sebaiknya berderet memanjang ke belakang.
a.
) Posisi berhadapan
1
|
2
|
3
|
6
|
1
|
11
|
1
|
1
|
1
|
1. Meja anak didik
2. Lemari buku 5
3. Papan tulis
4. Meja guru
5. Tempat alat peraga
4
6. Tempat pemajangan
b.)
Posisi setengah lingkaran
2
|
3
|
1
|
1
|
1
|
2. Lemari buku 5 1 1 1
3. Papan tulis 6
4. Meja guru 4
5. Tempat alat peraga
6. Tempat pemajangan
1
|
2
|
3
|
5
|
6
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1. Meja anak didik
2. Lemari
buku 3.
Papan tulis
4. Meja Guru 4
5. Tempat alat peraga
6. Tempat pemajangan
3) Pengaturan ventilasi dan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin
kesehatan
peserta didik. Jendela harus cukup besar sehingga memungkinkan cahaya matahari masuk, udara sehat dengan ventilasi yang
baik,
sehingga semua peserta
didik
dalam
kelas dapat menghirup
udara segar yang cukup mengandung O 2 (oksigen).
4) Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang
hendaknya disimpan pada tempat
khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang- barang
yang nilai praktisnya
tinggi dan dapat disimpan di ruang kelas
seperti buku pelajaran,
pedoman kurikulum, buku
presensi dan sebagainya, hendaknya
ditempatkan
sedemikian
rupa sehingga
tidak mengganggu gerak kegiatan peserta didik.
5) Pengaturan alokasi waktu
Waktu yang tersedia dalam jadwal untuk setiap pelajaran, untuk setiap semester dan
untuk setiap tahun ajaran sangatlah terbatas. Karena itu, guru harus mampu mengatur waktu dengan
baik dan benar. Melalui pengaturan waktu tersebut, diharapkan siswa dapat melakukan berbagai kegiatan belajar dan
dapat memberikan hasil belajar yang
produktif sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
b. Kondisi sosio-emosional
Suasana sosio-emosional
dalam kelas akan mempunyai pengaruh
yang cukup
besar
terhadap
proses belajar
mengajar, kegairahan peserta didik merupakan efektivitas tercapainya tujuan pengajaran.
1) Tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru, atau administrator akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan
guru yang lebih menekankan kepada sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya
sikap persahabatan guru dan peserta
didik dengan dasar saling memahami
dan saling mempercayai.
Sikap ini dapat membantu menciptakan iklim
yang menguntungkan bagi
terciptanya kondisi proses belajar mengajar yang optimal, sehingga peserta didik akan belajar secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi guru.
2) Sikap guru
Sikap guru
dalam menghadapi peserta didik yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap
sabar dan tetap
bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta
didik akan dapat diperbaiki.
Kalau guru
terpaksa
membenci, bencilah tingkah laku peserta didik dan bukan membenci peserta
didik.
3) Suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai pengaruh
dalam
proses belajar di
kelas. Tekanan suara hendaknya bervariasi sehingga tidak membosankan peserta didik yang mendengarnya. Misalnya
suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang
agak jauh akan membosankan dan pelajaran tidak akan diperhatikan. Sebaliknya suara yang relatif
rendah
tetapi cukup jelas dengan volume suara yang
penuh
kedengarannya rileks akan mendorong peserta didik untuk lebih berani mengajukan pertanyaan, mencoba sendiri, melakukan percobaan terarah dan sebagainya.
4) Pembinaan raport
Pembinaan hubungan baik dengan peserta didik dalam
masalah pengelolaan sangat penting. Dengan
adanya hubungan
baik antara guru dan peserta didik diharapkan peserta didik mempunyai gairah dan
semangat belajar, bersikap optimis, serta realistis dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa dalam pengelolaan kelas dibutuhkan guru yang kreatif dan mempunyai antusiasme tinggi pada tugasnya
atau pada aktivitasnya dan mampu membuat suasana anak didik selalu tertantang
untuk selalu fokus pada proses pembelajaran dengan menggunakan media, alat dan
pola interaksi guru yang bervariasi sehingga tidak monoton dan membosankan.
Dalam pengelolaan kelas yang baik juga dibutuhkan keluwesan guru untuk mengubah
suasana apabila terjadi gangguan dan suasana yang kacau dengan melakukan
penekanan pada hal-hal yang positif secara umum pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belaja rsiswa dalam lingkungan
sosial, emosional,
dan
intelektual dalam kelas.
[1] Conny A.F. Tangyong Semiawan, dkk,
Pendekatan Ketrampilan Proses,
Cet. V, (Jakarta: Gramedia, 1989), h.63.
0 Comments
Post a Comment