Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

(In Memorian Tgk Nurdin AbdulRahman) Kami Kehilangan Samudra Ilmu dan Orangtua Teladan"

 (In Memorian Tgk Nurdin AbdulRahman) Kami Kehilangan Samudra Ilmu dan Orangtua Teladan"

Selain sosok yang santun dan sederhana, mantan bupati bireuen ini adalah salah satu tokoh aceh yang paham tentang sejarah dan peradaban Islam. Dalam beberapa pertemuan kami berdiskusi tentang bagaimana peradaban Islam masa lalu. Tentang pertama periode klasik, periode kedua pertengahan (jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M), dan periode ketiga, yaitu periode modern.

Saya terkesima saat Tgk Nurdin Abdul Rahman

Menjelas tentang peradaban Islam, kata tgk nurdin, pada periode klasik adalah masa kemajuan Islam yang sesungguhnya. Karena sangat dekat dengan masa kenabian. Rasul Saw sebagai masa keemasan Islam. Pada masa inilah daerah Islam meluas dari Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Islam.

Setelah itu lahir sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Maturidi,
Imam al-Asya’ri, dalam bidang teologi. Lalu masa ini pula lahir ilmuan-ilmuan Islam seperti ibnu sina, Ibnu Miskawaih, al-Farabi,dan alkindi dalam bidang Falsafat. al-Khawarizmi, Ibn Hayyam, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan.

Pada periode kedua yaitu pertengahan adalah fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pertama, fase kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi kembali bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari  Irak, 
Arabia,Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara. Bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan Arab. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.

Saya meminta mencatat dalam buku catatan saya sama Tgk Nurdin, beliau mengizinkan. Pada masa ini perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali di masa ini. Ini adalah masa yang sangat menyedihkan. Ujungnya adalah umat Islam semakin mundur dan statis saat tiga kerajaan mendapat banyak tekanan. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa.

Fase ke 3 Periode Modern kira-kira (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam." Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan menjadi ancaman. Itu dimulai sejak jatuhnya Mesir ke tangan Barat. Pada periode modern umat Islam heran melihat kebudayaan dan kemajuan Barat. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.

Kini timbullah ide-ide mengapa umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya pembaharuan dalam Islam. Salah satunya kata tgk Nurdin dengan meningkat budaya literasi membaca dan menulis, mencintai Ilmu Islam dan pengetahuan. Dan yang paling penting kata beliau ummat Islam harus kembali kepada Alquran dan sunnah. Tentu seperti masa KeNabian. Dan kurangi perdebatan teologi apalagi tentang khilafiyah yang menghancurkan ukhwah di antara ummat Islam.

Saya meminta tgk nurdin untuk mengisi kajian peradaban setelah pandemi ini nantinya. Saya berjanji akan mengumpulkan beberapa anak muda yang tertarik menkaji peradaban Islam. Sambil membersiapkan diri sebagai pioner kebangkitan Islam. Ternyata Allah berkehendak lain, senin kemaren di waktu subuh beliau menghadap Illahi. Kami kehilangan samudra ilmu. Kami kehilangan guru. Kami kehilangan orangtua teladan. Ya Allah masukkan beliau kejannah bersama orang-orang yang shalih. Amiin.



Penulis: Rizki Dasilva, S.Pd.I, M.A

Kepala SD IT Muhammadiyah Bireuen