Setiap kaum muslimin, pasti sangat tau hasan dan husen. Cucu kesayangan nabi Muhammad saw. Hasan dan husen ini dalam riwayat yang pernah dikecup oleh utusan yang mulia. Hasan dan husen juga sangat sering berada di masjid Nabawi bersama nabi. Bahkan mereka naik ke pundak saat nabi sujud dalam shalatnya. Rasul tidak marah, begini teladan yang rasul perlihatkan kepada kita ummatnya.
Kalau ada yang bertanya siapa yang paling ramah anak? Jawabannya Rasulullah saw, berawal 14 abad yang lalu. Bagi sekolah yang ingin mencari referensi sekolah ramah anak tidak perlu susah, Contohkan saja Nabi Muhammad saw, bagaimana nabi mendidik anaknya, cucunya dan para sahabat di masjid Nabawi.
Karena terinspirasi hasan dan husen, saya selalu membawa anak saya ke Masjid yang masih berumur 5 tahun, termasuk shalat subuh. Walaupun kadang dia sangat ngantuk. Tapi hasilnya luar biasa. Dia hafal semua gerakan shalat dan bacaan Al-Fatihah. Shalat jum'at juga saya bawa. Kadang ia tertidur di pangkuan saya saat khatib berkhotbah.
Pernah Saat shalat jumat saya biarkan ia tertidur di samping saya. Walau saya kadang menjadi perhatian para jamaah. Sebagian jamaah memperhatikan saya nampak kasian. Saya tetap fokus supaya putra saya Dzawata afnan tidak terbangun. Selesai shalat langsung saya gendong pulang. Bahkan pernah saya tunggu sampai dia bangun, baru saya pulang.
Menurut saya, Masjid harus dipenuhi oleh banyak anak-anak. Kalau jamaah anak-anak nya rame, berarti masjid ini hidup pendidikannya. Makmur masjidnya. Jangan larang anak-anak ke masjid. Kalau ribut biasa, di nasehat baik-baik. Jangan di marahin dan dibentak, Masjid juga perlu ramah anak. Lebih parah kalau Masjid sunyi, hanya dibuka Magrib dan Shalat Jum'at. Ini Masjid atau kuburan. Biarkan Masjid menjadi tempat terindah buat anak-anak kaum muslimin, tempat yang ia rindukan.
Dalam kitab Tarbiyatul aulad fil Islam karangan Syekh Nasih Ulwan menyebutkan Ibu adalah pendidikan pertama bagi anak. Kalau saya sering sebut Ibu adalah sekolah bagi anak, dan ayah adalah kepala sekolahnya. Ayah yang memimpin anaknya. Ayah leadernya. Ayah? bawalah kemasjid supaya anak tau jalan hidayah bukan jalan buntu yang tersesat, tak tau arah pulang.
Penulis: Rizki Dasilva
0 Comments
Post a Comment