Kepedulian Orang Tua Terhadap Perkembangan Mental Anak dalam Perspektif Psikologi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan psikologi yang positif penting dalam perkembangan psikologi anak-anak. Perkembangan psikologi yang baik dapat diamati dalam pemikiran mental yang sehat, pengukuhan egoisme, harga diri yang tinggi, kepekaan terhadap kebebasan dalam mengadaptasikan diri dengan lingkungannya. �Perkembangan psikologi yang kurang baik dapat diamati pada harga diri yang rendah dan juga pada kemunculan pelbagai masalah tingkah laku dan mental. Pentingnya perkembangan psikologi ini jelas karena mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi keberhasilan, hubungan sosial dan kesejahteraan seseorang individu pada masa depannya�[1].
Orangtua adalah pemberi kasih sayang yang mendasar. Orangtua mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perkembangan psikologi anaknya. Orangtua yang mengabaikan dan juga yang memukul anaknya akan menghalangi perkembangan psikologi yang sehat. Orangtua pada waktu yang sama sekiranya diberi pengetahuan yang mencukupi yang terdiri dari ketrampilan-ketrampilan dan dukungan, akan dapat menjalankan tugas mereka dengan baik. Ini adalah karena pengetahuan yang diperoleh dapat digunakan dengan optimal untuk lebih memusatkan lagi perkembangan psikologi anaknya.
Pembentukan mental Islam yang kuat akan menghindarkan anak didik dari penyakit hati seperti benci, dengki, buruk sangka, sombong, bohong, pesimis, dsb. Jika seseorang telah mampu mengeliminasi penyakit hati, maka orang tersebut berpotensi besar untuk sukses[2]. Allah Swt. tidak pernah memerintahkan keimanan kecuali disertai dengan tindakan nyata. Maka berawal dari kenyataan ini, Rasulullah Saw. melakukan penguatan pengetahuan teoritis dengan aplikasi praktis. Sebab akan bisa didapatkan manfaat hakiki yang lahir dari aplikasi praktis terhadap pengetahuan teoritis tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Alquran surat Ar-ra�d ayat 29 sebagai berikut:
????????? ???????? ??????????? ????????????? ?????? ?????? ???????? ?????) ?????:??(
Artinya: Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik(Qs.Ar-Ra�d : 29)[3]
Pembinaan kesehatan mental anak sangatlah penting untuk diperhatikan, pendidikan Islam menawarkan solusi konsep pembinaan kesehatan mental anak. Dalam pendidikan Islam mengarahkan anak didik untuk melakukan pembinaan dan pengembangan fitrah dengan segala potensinya yang baik dan mengeliminasi berkembangnya potensi-potensi negative secara wajar. Pembinaan dan pengembangan fitrah anak dengan segala potensinya diyakini akan menyehatkan jiwa anak, sedangkan model yang ditawarkan pendidikan Islam dalam hal ini adalah dengan penanaman nilai-nilai tauhid dan akhlak, penanaman kedua nilai tersebut akan memunculkan keharmonisan dalam diri anak, yang hal ini merupakan salah satu ciri mental yang sehat.
Dewasa ini sering kita saksikan tindakan kriminal atau perilaku-perilaku menyimpang baik itu disiaran televisi, Koran, radio, media massa dan lain sebagainya. Sebagian besar pelakunya adalah dari kalangan remaja. Seperti halnya kasus tawuran antar pelajar, miras, obat-obatan terlarang, bahkan pembunuhan yang bermotif dendam atau kecemburuan. Padahal anak itu masih dalam tahap perkembangan menjadi (pubertas) atau katakan saja masih bayi, bayi yang baru lahir kedunia ini belum mengenal apapun, ia masih bersih dan murni dan belum terpengaruh sedikitpin oleh suatu hal.
Dalam hal ini orang tualah yang berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana cara orang tua dalam mendidik anaknya. Apakah pola yang mereka gunakan itu adalah yang tepat?, masalah ini harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua, karena penerapan pola anak sangat menentukan perkembangan pribadi si anak.
Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul �Kepedulian Orang Tua Terhadap Perkembangan Mental Anak dalam Perspektif Psikologi.�
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana fase-fase perkembangan mental anak?
2. Apa sajakah faktor kepedulian orang tua dalam mengembangkan mental anak?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan orang tua dalam membina perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi?
4. Apa sajakah kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan mental anak.
2. Untuk mengetahui faktor kepedulian orang tua dalam mengembangkan mental anak.
3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan orang tua dalam membina perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi.
4. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi.
D. Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang terdapat dalam judul skripsi iniyang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1. Kepedulian
Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan peduli ialah memperhatikan, menghiraukan, mencampuri urusan orang dan sebagainya.�[4] Menurut Yusuf Muhammad Al Hasan, kepedulian adalah �peran tingkah laku, teladan, dan pola-pola hubungannya dengan anak yang dijiwai dan disemangati oleh nilai-nilai keagamaan menyeluruh�.[5] Sedangkan menurut penulis, kepedulian adalah usaha-usaha orang tua untuk mengarahkan anak agar dalam menjalani kehidupannya tidak menyimpang dari ajaran agama.
2. Orang Tua
Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan Orang tua adalah orang yang telah melahirkan anak dan mendidik serta membimbingnya dari kecil hingga dewasa�[6] Menurut Zakiyah Daradjat, dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, �Orang tua adalah figur dan cermin bagi anak-anaknya, apa yang diperbuatdan dicontohkan orang tua kepada anaknya itulah yang akan ditiru dan diikuti�.[7]
Maksud dari pendapat di atas, yaitu apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah bersatu dalam ikatan tali pernikahan yang sah maka mereka harus siap dalam menjalani kehidupan berumah tangga salah satunya adalah dituntut untuk dapat berpikir seta begerak untuk jauh kedepan, karena orang yang berumah tangga akan diberikan amanah yang harus dilaksanakan dengan baik dan benar, amanah tersebut adalah mengurus serta membina anak-anak mereka, baik dari segi jasmani maupun rohani. Karena orang tualah yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya.
Sedangkan menurut penulis, orang tua adalah figur utama yang ada dalam keluarga karena dari orang tua inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan.
3. Mental
Dessy Anwar dalam kamus lengkap bahasa Indonesia menjelaskan mental adalah batin, kejiwaan.�[8] Menurut Zakiah Darajat Mental anak adalah �kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup�.[9] Kata mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa Latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah �mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan�[10].
Sedangkan istilah mental digunakan untuk menyebut kapasitas psikologis orang dalam merespond problem-problem kehidupan. Ada orang yang memiliki kemampuan untuk menghadapi problem seberat apapun dan seberapa lamapun. Nah orang seperti ini disebut kuat mentalnya. Adapun jika seseorang memiliki kapasitas psikologis dibawah normal sehingga ketika berhadapan dengan problem ia merasa minder, menyerah sebelum bertarung,maka ia disebut sebagai orang yang lemah mentalnya. Jika sangat parah disebut memiliki keterbelakangan mental. �Jika dihubungkan dengan kemampuannya menyelaraskan diri dengan nilai-nilai, maka yang positip disebut orang yang sehat mentalnya sementara orang banyak melakukan perilaku menyimpang disebut sebagai orang yang sakit mental�[11].
Jadi, mental yang penulis maksudkan adalah kejiwaan seseorang yang berhubungan dengan cara penyesuaian diri.
4. Anak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata anak diartikan dengan: �Keturunan kedua, manusia yang masih kecil.�[12] �Batasan umur anak kanak-kanak (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun)�.[13]Yang penulis maksudkan dengan anak disini yaitu amanah allah swt yang harus dirawat, diasuh dan dipelihara hingga tumbuh menjadi dewasa. Sebelum anak tersebut dilahirkan kedunia, ia telah diberi ketetapan oleh allah yaitu meliputi 3 perkara antara lain umur, rizki dan jodoh. Supaya anak mampu mencapai kesempurnaan tersebut, maka allah swt memberi tugas kepada orang tuanya untuk membimbing anaknya dengan baik dan benar agar tidak menyimpang dari jalan ajaran-Nya
5. Psikologi
Psikologis berasal dari kata �Psikologi adalah istilah dari meng-Indonesiakan bahasa asing, misalnya bahasa Inggris �Psychology�. Istilah psikologi sendiri berasal dari kata-kata Yunani �Psyche�, yang dapat diartikan sebagai roh, jiwa atau daya hidup. Dan �Logos� yaitu ilmu�.[14] Menurut Muhibbin Syah, psikologi adalah �ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.�[15]Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai kepedulian orang tua terhadap perkembangan mental anak dalam perspektif psikologi. Selain itu hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan kepedulian orang tua terhadap perkembangan mental anak dalam perspektif psikologi ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Metodelogi Penelitian
1. Jenis penelitian
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang ada berkaitan dengan teori-teori pendidikan, khususnya kepedulian orang tua terhadap perkembangan mental anak dalam perspektif psikologi. Di samping literatur tentang metodologi penelitian dan referensi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian dengan cara membaca, menelaah dan menganalisa.
2. Metode Penelitian
Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan kepedulian orang tua terhadap perkembangan mental anak dalam perspektif psikologi.
3. Ruang Lingkup Penelitian
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
|
Ruang Lingkup Penelitian
|
Hasil Yang diharapkan
|
1
|
Fase-fase perkembangan mental anak
|
1. Perkembangan Biologis atau Fisik.
2. Perkembangan Psikologis
3. Perkembangan Didaktis
|
2
|
Faktor kepedulian orang tua dalam mengembangkan mental anak
|
1. Keteladanan
|
3
|
Upaya yang dilakukan orang tua dalam membina perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi
|
1. Keluarga
2. Teman
3. Lingkungan
|
Kendala-kendala yang dihadapi orang tua dalam meningkatkan perkembangan mental anak menurut perspektif psikologi
|
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Sekolah
|
4. Sumber Data
1) Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[16]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil-Islam, Terj. Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, �Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak�, Bandung : Remaja Rosdakarya, Cetakan kedua, 1992, Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil-Islam, terj. Saifullah Kamalie dan Hery Noer Ali, �Pedoman Pendidikan anak dalam Islam�, Semarang: Asy-Syifa�, Jilid II, t.th, Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. VIII, Jakarta: Rosda, 2003, Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik, Jakarta: Al- Huda, 2006,
2) Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku �Metode Pendidikan Qur�ani ; Teori dan Aplikasi,�, karya Syahidin yang diterbitkan Misaka Galiza, 1999. Tafsir al-Azhar, karya Hamka, yang diterbitkan Pustaka Panji Mas, 1988. Cahaya al-Qur-an karya M. Ali Ash-Shabuny yang diterbitkan Pustaka al-Kautsar, 2002. �Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996., Ilmu Pendidikan II karyaM. Nasir Budiman yang diterbitkan Fakultas Tarbiyah, Banda Aceh, 2000.
5. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah �teknik Library Research yaitu menelaah buku-buku, teks dan literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas�.[17]Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
6. Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah �yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi�.[18]
G. Kajian Terdahulu
Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Nurmala Nim: A. 294668/3618 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011dengan judul dengan judul skripsi Pendidikan Mental dalam Perspektif Zakiah Daradjat metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode Deskritif dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan mental adalah memiliki dan membina jiwa yang sehat, berusaha mencegah timbulnya kepatahan jiwa (mental breakdown), mencegah berkembangnya macam-macam penyakit mental dan sebab musabab timbulnya penyakit tersebut.
2. Materi mental menurut Zakiah Darajat mencakup kesadaran agama yang berarti bagian/ segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah).
3. Ruang lingkup pendidikan mental mencakup (a) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik, (b) pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan diri yang baik, (c) keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan ketahanan terhadap segala tekanan, (d) otonomi diri yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas, (e) persepsi mengenai realitas, terbebas dari penyimpangan kebutuhan serta memiliki empati dan kepekaan sosial, dan (f) kemampuan menguasai dan berintegrasi dengan lingkungan.
[2]Shapiro, E. Lawrence, Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hal. 39.
[3] Departemen Agama RI, Al-Qur�an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Penterjemah al-Quran, 1991), hal. 369.
[5] Yusuf Muhammad Al Hasan, Pendidikan Anak dalam Islam, Cet. 1, (Jakarta: Darul Haq,1998), hal. 10.
[6]Dessy Anwar, Kamus�. , hal. 320.
[8] Dessy Anwar, Kamus ...., hal. 130.
[10]Notosoedirjo, Moeljono & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, Cet.2, (Malang: UMM Press, 2001), hal. 21.
[11]Syamsu Yusuf, Mental Hygiene Pengembangan Kesehatan Mental Dalam Kajian Psikologi dan Agama, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 7.
[12]Ibid, hal. 30-31.
[13]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama,(Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.
[14]Ahamad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, Cet. I, (Bandung: Angkasa, 1991), hal. 2.
[16]Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[17]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.
[18]Lexy J., Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.