Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang Pendidikan


BAB I
P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak dalam Islam merupakan hal yang sangat penting untuk mencetak kepribadian anak yang Islami dan berakhlakul karimah, yang tentunya sesuai dengan Al-Qur�an dan Assunnah. Setiap orang tua harus memberikan pendidikan agama pada anak. Supaya kelak anak-anaknya menjadi anak sholeh/sholihah, yang didambakan oleh semua orang tua.
Dalam hal ini orang tua sangat berperan untuk membimbingnya. Karena orang tua adalah orang yang paling mengerti karakter dan perkembangan anaknya. Materi dan metode yang diberikan pada anak harus benar-benar Islami, yang tentunya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Anak adalah titipan Tuhan yang Maha Kuasa, karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. Tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. Setelah seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orangtua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya.
Alllah SWT berfirman dalam surat Al-kahfi ayat 46 tentang kedudukan anak dalam pandangan Islam sebagai berikut:
???????? ???????????? ??????? ?????????? ?????????? ??????????????? ????????????? ?????? ????? ??????? ???????? ???????? ???????)?????:??(
Artinya:   Harta dan anak  adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan� (Qs. Al Kahfi:46).
Ayat diatas menjelaskan bahwa anak adalah Perhiasan ( Ziinah) yaitu anak yang berhasil dalam meniti dunianya saja, anak ini menjadi kebanggan orang tuanya karena ia telah berhasil dalam meniti karirnya, apakah ia sebagai Birokrat, Busenismen, atau politikus yang handal, kemudian ia mempunyai uang yang banyak, mobil yang keren dan rumah yang bagus, sehingga akan menjadi kebanggaan orang tuanya dan menceritakan kepada semua orang yang dijumpainya bahwa anaknya telah berhasil, namun sayang ia bukan sebagai pengamal ajaran agamanya secara baik, ia belum bisa baca Al-Quran, kadang shalat kadang tidak, bahkan sering melaksanakan ma�shiyat.
Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia memerlukan wawasan yang sangat luas, karena pendidikan menyangkut semua aspek kehidupan manusia, baik dalam pemikiran atau pengalamannya. Oleh karena itu, pembahasan pendidikan tidak cukup berdasarkan pengalaman saja, melainkan dibutuhkan suatu pemikiran yang sangat luas dan mendalam.
Pengkajian pendidikan tidak cukup hanya dengan hasil penelitian secara ilmiah, namun dibutuhkan penkajian yang lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian ilmah merupakan suatu keharusan karena akan mengungkapkan fakta - fakta yang berkaitan denagan pengalaman manusia yang berkaitan dengan pendidikan.
Dalam Islam, berbicara mengenai pendidikan tidak dapat dilepaskan dari asal muasal manusia itu sendiri. Kata "pendidikan" yang dalam bahasa arabnya disebut "tarbiyah" (mengembangkan, menumbuhkan, menyuburkan) berakar satu dengan kata "Rabb" (Tuhan).[1]Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan adalah sebuah nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan dari, serta dipilah-pilah dalam kehidupan manusia. Terpisahnya pendidikan dan terpilah-pilahnya bagian-bagiannya dalam kehidupan manusia berarti terjadi pula disintegrasi dalam kehidupan manusia, yang konsekwensinya melahirkan ketidak-harmonisan dalam kehidupannya itu sendiri.
Menurut Al Qur'an, asal muasal komposisi manusia itu terdiri dari tiga hal yang tidak terpisahkan: 1. Jasad. 2. Ruh. 3. Intelektualitas. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Al-qur�an surat As Sajadah ayat 7-9
??????? ???????? ????? ?????? ???????? ???????? ?????? ??????????? ??? ?????, ????? ?????? ???????? ??? ????????? ???? ????? ????????, ????? ???????? ???????? ????? ??? ???????? ???????? ?????? ????????? ?????????????? ??????????????? ???????? ???? ???????????) ??????: ? -?(
Artinya: Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah, Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina, Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur ( QS. As Sajadah: 7-9).

Semua manusia adalah sama dalam komposisi ini. Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda. Kesimpulan ini telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalam berbagai haditsnya, diantaranya adalah  beliau menyebutkan "Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas dasar fithrah. Hanya saja, kedua ibu bapaknya yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi" (hadits)
??????? ?????????? ?????? ???????? ????? ??????????? ??????????? ????????????? ????????????????? ????????????????? (???? ??????? ????? ?? ??? ?????(
Artinya: �Sesungguhnya tidak dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrh, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Bukhari dan Muslim).[2]
Dalam hadits tersebut mengisyaratkan bahwa fitrah adalah pembawaan sejak manusia lahir yang bisa dipengaruhi oleh lingkungan serta memiliki kemungkinan atau kesediaan untuk menerima kebaikan dan keburukan. Kondisi fitrah tersebut juga tidak netral terhadap pengaruh dari luar, potensi yang terkandung di dalamnya secara dinamis mengadakan reaksi atau merespon pengaruh tersebut. Dengan kata lain bahwa dalam proses perkembangannya, terjadi interaksi yang saling mempengaruhi antara fitrahdn lingkungan sekitar, sampai akhir hayat manusia.[3]
Berkenaan dengan cara mendidik anak ini, Abdullah Nashih Ulwan merumuskan tata cara mendidik anak dengan baik dan benar. Sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Rasulullah SAW. Secara lengkap, ia menuliskannya dalam sebuah kitab yang berjudul Tarbiyah al-Awlad fi al-Islam(Pendidikan Anak Menurut Islam).
Secara umum, isi kitab ini sangat mendasar, padat, komprehensif, dan lengkap dengan petunjuk praktis dalam mendidik dan membimbing seorang anak agar menjadi anak yang saleh.
Secara lebih khusus lagi, setidaknya ada dua persoalan inti dari karya Abdullah Nashih Ulwan ini. Pertama, visinya tentang makna pendidikan. Menurut Ulwan, pendidikan bukan sekadar perlakuan tertentu yang diberikan kepada anak untuk mencapai sebuah tujuan.
Kedua, visi tentang pendidikan anak. Dalam pandangan Ulwan, setiap anak memiliki kehidupan sosial, biologis, intelektual, psikis, dan seks. Dalam kehidupan sosial, setiap anak pasti terlibat dengan berbagai pihak, seperti orang tua, guru, tema, tetangga, dan orang dewasa. Dan, anak tidak dengan sendirinya dapat berhubungan dengan berbagai pihak itu sesuai atau selaras dengan tuntunan Alquran dan sunah (Islam). Karena itulah, kata Ulwan, setiap anak memerlukan bimbingan dan nasihat agar mereka bisa berjalan dengan lurus.
Berdasakan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul proposal skripsi � Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang Pendidikan Anak
Penulis memilih Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang Pendidikan Anak, dikarenakan beliau merupakan salah satu dari banyak cendekiawan muslim di abad modern yang karyanya dalam pendidikan anak dijadikan pedoman oleh para pendidik di era modern sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun  yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut : 
1.     Bagaimana mendidik anak menurut Islam ?
2.     Bagaimana pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan anak?
3.     Bagaimana metode mendidik anak sesuai dengan pemikiran yang di tawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui bagaimana mendidik anak menurut Islam.
2.     Untuk mengetahui Bagaimana pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan anak.
3.     Untuk mengetahui bagaimana metode mendidik anak sesuai dengan pemikiran yang di tawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan.
D. Kegunaan Pembahasan
               Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah:
               Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan anak. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
               Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan anak ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E. Penjelasan Istilah
Adanya kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini.
            Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: pemikiran, Abdullah Nashih Ulwan dan Pendidikan Anak.
1. Pemikiran
            Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan,pemikiran bersal dari kata pikir yang artinya akal budi, ingatan, angan � angan: kata dalam hati, kira, sangka: berpikir menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan sesuatu, menimbang � nimbang dalam ingatan.[4]
           
2. Abdullah Nasih Ulwan
Adullah Nasih Ulwan, ia lahir di kota Halab, Suriah, tahun 1928. Beliau lulusan Al-Azhar University Mesir pada tahun 1952, kemudian tahun 1954, menerima ijazah spesialis bidang pendidikan, setaraf dengan Master of Arts (M.A.).[5]
            Jadi maksud dari judul di atas adalah bagaimanakah merealisasikan pemikiran atau ide-ide nyata dalam rangka usaha untuk melatih dan membangun spritual (akhlak) dan kecerdasan pikiran anak dari waktu kewaktu sampai menjelang ramaja, untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam proses pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan.
2. Pendidikan
Hobby dalam Kamus Populernya menjelaskan Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya �Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.�[6]
Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku �Filsafat Pendidikan� mengemukakan bahwa �Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.�[7]
Menurut H. M Arifin, pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non formal.[8]
Zahara Idris memberikan pengertian pendidikan adalah �Usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.[9]
Menurut penulis pendidikansecara umum adalah suatu proses untuk menentukan kedewasaan manusia atau kedewasaan manusia sampai sejauh mana tujuan-tujuannya yang telah tercapai, baik secara jasmani ( fisik ) dan rohani ( psikis ).
3. Anak
Keturunan yang kedua manusia, kelompok terkecil dari manusia, seseorang yang dilahirkan di suatu daerah, bagian dari suatu kelompok keluarga.[10]
Dari pengertian di atas maka yang penulis maksudkan dengan konsep pendidikan anak adalah suatu rancangan yang dibuat dalam usaha membimbing dan membina anak-anak baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia.
F. Metode Pembahasan
            Pembahasan ini memusatkan perhatian pada kepustakaan ( Library Research ) yaitu membaca, menganalisa bahan � bahan yang ada di perpustakaan, baik dari Al � qur�an, kitab � kitab, hadist, kitab tarbiyah, kitab akhlak maupun buku � buku ilmiah lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang penulis bahas, yang menjadi sumber utama dalam pembahasan ini dari buku karya Abdullah Nasih Ulwan yang berjudul Tarbiyatul Aulad fil Islam.
            Dalam penulisan proposal skripsi ini penulis secara umum menggunakan �Metode Deskriptif Eksploratif� yaitu dengan memberi gambaran tentang pemikiran Abdullah Nashih Ulwan tentang pendidikan anak berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil telaah pustaka dengan khazanah intelektual yang terdapat di dalam Al-qur�an dan kitab Tarbiyatul Aulad fil Islam yang penulis kaji yang berhubungan dengan objek pembahasan penulis.
G. Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika dalam penulisan dalam pembahasan proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Pada bab satu terdapat pendahuluan meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, penjelasan istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
           Sedangkan dalam penulisan skripsi ini untuk adanya keseragaman dan kesamaan dalam penulisan pengetikan penulis berpedoman pada buku � Panduan penulisan proposal dan skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2009.







DAFTAR PUSTAKA


Al- Qur�anulkarim dan Terjemahan Departemen Agama RI.

Abdullah Nashih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam, terj. Saifullah Kamalie dan Heri Noer Ali, Cet. III, Jakarta: Asy- Syifa�, 1993.

Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, terj. Fadhli Bahri, Cet.I, Jakarta: Darul Falah, 2000.

Ahmad D. Marimba, Azas-Azas Pendidikan Islam, Cet. I. jakarta: Marimba,1975.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasan Indonesia, Edisi II, Cet. IV, Jakarta: Balai Pustaka, 1995,

Daryanto,SS,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Surabaya: Apollo, 1998.

Desi Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia cet.I Karya Abditama, Surabaya, 2001.

Hobby : Kamus Populer,  Jakarta: Central, 1977

HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2000

Muhibuddin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Cet. VIII (edisi revisi), Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2003.

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet. II, Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Oemar Muhammad Al-Tomy Al-Syaibani , Filsafat Pendidikan Islam. Terj. Hasan Langgulung, Cet. I, Jakarta: Bulan Bintang,1979.

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Cet. I Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1992.

Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Cet. I, Jakarta: Rineka Cipta, April 2004.

Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, Bandung : Angkasa, t.t






[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Rosda: Bandung 2005), hal. 10
[2]Imam Muslim bin Hajjaj, Shah�?h? Muslim, terj. Adib Bisri Mustafa, juz IV, Cet. I, (Semarang: Asy-Syifa�, 1993), hal. 555.
[3] HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2006) hal. 45
[4] Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia cet.I (Surabaya: Karya Abditama, 2001) hal. 325.
[5] Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Ensiklopedi Islam, terj. Fadhli Bahri, Cet.I, (Jakarta: Darul Falah, 2000 ), hal. 19
[6] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central,  1997 ), hal 28. Hobby, Kamus Populer,Cet.XV, (Jakarta: Central,  1997 ), hal 28.
[7] Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang,  1979 ), hal.44.
[8] HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2000) hal. 12
[9] Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung : Angkasa, t.t), hal. 70
[10] Daryanto,SS,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998),hal. 35