Perdes Menurut Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 6 tahun 2018


PERATURAN DI GAMPONG

Perdes Menurut Qanun Kabupaten Bireuen Nomor 6 tahun 2018


Bagian Kesatu
Jenis, Materi Muatan dan Asas
Pasal 153

(1) Jenis Peraturan Perundang-Undangan di Gampong meliputi :
  1. Qanun Gampong;
  2. Peraturan Bersama Keuchik; dan 
  3. Peraturan Keuchik. 
(2) Qanun Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berisi materi pelaksanaan kewenangan Gampong dan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tnggi.

(3) Peraturan Bersama Keuchik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berisi materi kerjasama Gampong.

(4) Peraturan Keuchik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berisi materi pelaksanaan Qanun Gampong, peraturan bersama keuchik dan tindak lanjut dari Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi yang bersifat pengaturan.

Pasal 154

Peraturan di Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153 ayat (1), dilarang bertentangan dengan syari’at Islam, kepentingan umum, dan/atau Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi.

Pasal 155

Peraturan di Gampong dibentuk berdasarkan pada asas pembentukan Peraturan Perundang-Undangan meliputi :
  1. kejelasan tujuan;
  2. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; 
  3. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; 
  4. dapat dilaksanakan; 
  5. kedayagunaan dan kehasilgunaan; 
  6. kejelasan rumusan; dan 
  7. keterbukaan;
  8. tidak berlaku surut.
Bagian Kedua
Qanun Gampong
Paragraf 1
Perencanaan dan Penyusunan 
Pasal 156

(1) Perencanaan penyusunan rancangan Qanun Gampong ditetapkan oleh Keuchik dan Tuha Peuet dalam Rencana Kerja Pemerintah Gampong.

(2) Lembaga Imeum Gampong, Lembaga kemasyarakatan dan Lembaga Adat di Gampong dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Gampong dan/atau Tuha Peuet untuk perencanaan penyusunan rancangan Qanun.

Pasal 157

(1) Penyusunan rancangan Qanun Gampong dapat dilakukan atas prakarsa Pemerintah Gampong dan dapat juga atas usul inisiatif dari Tuha Peuet.

(2) Rancangan Qanun yang tidak dapat di usulkan atas inisiatif Tuha Peuet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rancangan Qanun tentang RPJMG, RKPG, APBG dan rancangan Qanun tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBG

Pasal 158

Penyusunan rancangan Qanun yang diprakarsai oleh Pemerintah Gampong dilakukan melalui mekanisme :

  1. Rancangan Qanun wajib dikonsultasikan dengan masyarakat dan dapat dikonsultasikan dengan camat untuk mendapatkan masukan;
  2. Rancangan Qanun yang dikonsultasikan diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan;
  3. Rancangan Qanun yang telah dikonsultasikan disampaikan oleh Keuchik kepada Tuha Peuet untuk dibahas dan disepakati bersama.

Pasal 159

(1) Rancangan Qanun yang diprakarsai oleh Tuha Peuet sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1), diusulkan oleh anggota Tuha Peuet kepada pimpinan Tuha Peuet untuk ditetapkan sebagai rancangan Qanun usulan Tuha Peuet.

(2) Setelah diterimanya usulan anggota Tuha Peuet sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pimpinan Tuha Peuet mengadakan musyawarah dengan anggota untuk mendapat dukungan sekurang-kurangnya setengah ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota Tuha Peuet yang hadir.

(3) Dalam hal usulan inisiatif tidak mendapat dukungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), usulan anggota Tuha Peuet sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menjadi rancangan Qanun yang harus dibahas bersama Keuchik.

Paragraf 2
Pembahasan dan Penetapan 
Pasal 160

(1) Tuha Peuet mengundang Keuchik untuk membahas dan menyepakati rancangan Qanun.

(2) Dalam hal terdapat rancangan Qanun prakarsa Pemerintah Gampong dan usulan atas inisiatif Tuha Peuet mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang sama, maka didahulukan rancangan Qanun usulan Tuha Peuet, sedangkan Rancangan Qanun usulan Pemerintah Gampong digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.

(3) Rancangan Qanun yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul.

(4) Rancangan Qanun yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Gampong dan Tuha Peuet.

Pasal 161

  1. Rancangan Qanun yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan Tuha Peuet kepada keuchik untuk ditetapkan menjadi Qanun paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.
  2. Qanun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditetapkan oleh keuchik dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak diterimanya rancangan Qanun dari pimpinan Tuha Peuet.
  3. Qanun yang telah ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Keurani Gampong untuk diundangkan.
  4. Dalam hal Keuchiek tidak menandatangani Qanun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Qanun tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Gampong dan sah menjadi Qanun Gampong.

Paragraf 3
Pengundangan dan Penyebarluasan
Pasal 162

(1) Keurani Gampong mengundangkan Qanun dalam lembaran Gampong.

(2) Qanun dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sejak diundangkan.

Pasal 163

(1) Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Gampong dan Tuha Peuet mulai tahapan penetapan rencana, penyusunan, pembahasan Rancangan Qanun, hingga tahap Pengundangan Qanun Gampong.

(2) Penyebarluasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Paragraf 4
Evaluasi
Pasal 164

(1) Rancangan Qanun tentang APBG, Pungutan Gampong, Tata Ruang, dan Organisasi Pemerintah Gampong yang telah dibahas dan disepakati oleh Keuchik dan Tuha Peuet, disampaikan oleh Keuchik kepada Bupati melalui camat untuk dievaluasi paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati.

(2) Hasil evaluasi rancangan Qanun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Bupati kepada Keuchik melalui Camat paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Qanun tersebut oleh Bupati.

(3) Dalam hal Bupati tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu, Qanun tersebut berlaku dengan sendirinya.

(4) Dalam hal Bupati telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Keuchik wajib memperbaikinya.

(5) Dalam hal Keuchik tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan tetap menetapkan menjadi Qanun, Bupati dapat membatalkan Qanun Gampong dimaksud dengan Keputusan Bupati.

Pasal 165

(1) Bupati dapat membentuk tim evaluasi Rancangan Qanun Gampong yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

(2) Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelaksanaan evaluasi Rancangan Qanun Gampong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 164, Bupati dapat mendelegasikan kewenangannya kepada Camat.

Paragraf 5
Klarifikasi
Pasal 166

(1) Qanun yang telah diundangkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 disampaikan oleh Keuchik kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.

(2) Qanun Gampong yang disampaikan kepada Bupati untuk diklarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat(1)tidak termasuk Qanun tentang RPJMG, RKPG, APBG, dan Laporan Realisasi Pelaksanaan ABPG dan Tata Ruang.

(3) Bupati melakukan klarifikasi Qanun Gampong dengan membentuk tim klarifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima.

Pasal 167

(1) Hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 166 ayat (1) dapat berupa :
  1. sudah sesuai dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi; dan
  2. bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi.
(2) Dalam hal hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Qanun tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Bupati menerbitkan surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.

(3) Dalam hal hasil klarifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Bupati membatalkan Qanun Gampong tersebut dengan Keputusan Bupati.

0 Comments