Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tahun 2019, Presiden Jokowi Ingin Dana Desa Dimanfaatkan untuk Pengembangan SDM



Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan bahwa pembangunan Gampong merupakan salah satu fokus utama dari pemerintah selama empat tahun belakangan.

Demikian disampaikan Presiden Jokowi pada acara Sarasehan Pengelolaan Dana Gampong se-Jawa Tengah Tahun 2018 di Gedung Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP), Kota Semarang, Kamis, (22/11).

“Saya ingin menyampaikan bahwa yang namanya Gampong itu selalu ada di pikiran dan hati saya karena saya berasal dari Gampong. Selama empat tahun ini pemerintah betul-betul ingin fokus kepada Gampong. Gampong menjadi bintang utama pembangunan selama empat tahun ini. Saya percaya dengan membangun Gampong, maka kita membangun Indonesia,” ujarnya.

Terdapat kurang lebih 74 ribu Gampong yang ada di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2015, jumlah dana yang dikucurkan pemerintah selalu meningkat setiap tahunnya.

“Dana yang telah dikucurkan pemerintah tahun 2015 Rp20 triliun, 2016 Rp47 triliun, 2017 Rp60 triliun, 2018 Rp60 triliun, tahun depan 2019 Rp70 triliun. Naik, naik, naik, naik terus,” ucapnya.

Dengan program tersebut, Kepala Negara berharap agar dana Gampong hanya berputar di Gampong dan dimanfaatkan untuk pembangunan secara maksimal agar kesejahteraan Gampong dan warganya semakin meningkat.

“Agar uang beredar terus di situ (Gampong). Jangan kembali ke kota apalagi Jakarta, sehingga peredaran uang di Gampong, maksimal kecamatan semakin besar. Tanpa perputaran uang, mustahil Gampong meningkat kesejahteraannya,” kata Presiden.

Di tahun 2019 mendatang, selain untuk pembangunan, Presiden Jokowi meminta agar dana Gampong yang dialokasikan tidak hanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur Gampong saja, melainkan dapat digunakan pula untuk menunjang program inovasi Gampong dan segala hal yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia.

“Saya minta untuk nanti 2019 yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia itu betul-betul diberikan perhatian. Misalnya yang berkaitan dengan Anak Tumbuh Kerdil bisa menjadi perhatian kita,” tuturnya.

Kepala Negara mengatakan bahwa persoalan Anak Tumbuh Kerdil ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Gizi buruk sebagai penyebab Anak Tumbuh Kerdil dikhawatirkan dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia Indonesia ke depannya.

“Kita harus bicara apa adanya. Di 2014 angka Anak Tumbuh Kerdil kita sangat tinggi, 37 persen. Sekarang sudah turun tapi masih 30-an persen. Kita ingin terus ditekan sampai pada angka 20 persen,” ujarnya.

Terkait hal itu, Gampong melalui dana Gampongnya diharapkan dapat menjadi salah satu tumpuan dalam menekan kasus Anak Tumbuh Kerdil tersebut.

Pemanfaatan dana Gampong untuk tujuan tersebut telah diatur dalam Permendes Nomor 19 Tahun 2017 yang menyebut bahwa Gampong dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat dan pendidikan.

Selain itu, dana Gampong juga ke depannya diminta untuk digunakan bagi pemenuhan kebutuhan akan pendidikan anak-anak di peGampongan bila dipandang perlu.

Dalam kesempatan itu, Presiden menegaskan bahwa pembangunan sumber daya manusia melalui akses kepada pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

“Yang berkaitan dengan sekolah dan pendidikan jangan sampai ada anak di Gampong Bapak/Ibu sekalian yang tidak sekolah. Kalau masih ada kesempatan untuk meminta Kartu Indonesia Pintar silakan kejar itu. Kalau itu tidak memungkinkan gunakan dana Gampong itu untuk memberikan injeksi kepada anak kita yang tidak sekolah,” tandasnya.

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam acara ini antara lain, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Gampong, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Sumber: https://setkab.go.id