Keluarga Sakinah Menurut Konsep Al-quran di Tinjau dari Segi Pendidikan Islam
BAB I
P E N D A H U L U A N
Islam merupakan agama yang mempunyai sistem hidup yang lengkap dalam semua kegiatan dan tidak melepaskan diri dari peraturan-peraturannya itu. Islam adalah agama yang menuntun pemeluknya kepada kebahagiaan, baik hidup didunia maupun hidup di akhirat kelak.
Dalam syaria Islam dianjurkan kepada setiap pemeluknya untuk berusaha menuju terbentuknya manusia yang sempurna atau insan kamil. Di samping itu, Islam juga menghendaki, agar setiap pikiran, perkataan maupun perbuatan itu tidak boleh menyimpang dari apa yang telah dituntut oleh Nabi Muhammad s.a.w. untuk mencapai kebahagiaan sebagai tujuan tersebut, Islam menetapkan aturan-aturan untuk umat manusia sesuai dengan fitrah manusia itu sendiri. mulai dari hukum bebangsa dan bernegara sampai kepada bagaimana hukum yamg berkenaan dengan rumah tangga sehingga menjadi rumah tangga yang harmonis aman dan sejatera.
Keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah, merupakan suatu keluarga dambaan bahkan merupakan tujuan dalam suatu perkawinan dan sakinah itu didatangkan Allah SWT. ke dalam hati para Nabi dan orang-orang yang beriman, maka untuk mewujudkan keluarga sakinah harus melalui usaha maksimal baik melalui usaha bathiniah (memohon kepada Allah SWT.), maupun berusaha secara lahiriah (berusaha untuk memenuhi ketentuan baik yang datangnya dari Allah SWT. dan Rasul-Nya, maupun peraturan yang dibuat oleh para pemimpin dalam hal ini pemerintah berupa peraturan dan perundang-undangan yang berlaku).
Allah menjelaskan dalam firmannya dalam surat Ar-ruum ayat 21 :
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar-Ruum; 21)
Didalam surat Ar-raad ayat 38 juga di sebutkan:
Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu) (QS. Ar- Raad: 38).
Dan juga terdapat dalam surat An-Nahl ayat 72 Allah berfirman:
Artinya: Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?" (QS. An-Nahl: 72).
Di dalam surat Al-Hujurat ayat 13 Allah berfirman:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat: 13)
Dari ayat diatas, dapatlah kita ketahui bahwa membina rumah tangga sangatlah penting dalam hidup ini agar mencapai kebahagian didunia dan diakhirat. yang lebih penting dari itu adalah bagaiman kita membangun rumah tangga yang ideal dan harmonis sebagai mana yang di contohlan Rasulullah dalam kehidupannya dalam membina rumah tangga untuk menjadi contoh teladan bagi kita.
Rumah tangga merupakan azas kebudayaan dan pembentuk gaya pemikiran seorang anak. Pengetahuan, pemikiran, pandangan, dan filsafat hidupnya, sikap yang di ambil dalam menghadapi situasi dan kondisi tertentu, kebiasaan bahasa, dialek, dan tata nilai yang di terima anak, berasal dari rumah tangga. Rumah tangga merupakan sarana terpenting guna mewariskan kebudayaan sosial dan membentuk para individu agar memiliki cara berfikir dan cara pandang khas dalam kehidupan. Semangat dan kondisi kebudayaan mereka berasal dari kebudayaan yang ada di dalam rumah tangganya. Betapa banyak optimisme dan pesimismeakan kehidupan ini, keahlian akan penemuan dan inovasi, muncul dari rumah tangga.
Pelajaran politik pertama, di pelajari seorang anak dari rumah tangganya. cara pandang dan prilaku orang tua dalam masalah kebebasan, kepartaian, pengelompokan, Undang-Undang dan peraturan, ketentraman dan mobilisasi sosial, hubungan tran-nasonal dan internasional, serta pemerintahan dan evolusi sosial. Sangat berpengaruh pada proses pembentukan pola berfikir dan sikap seorang anak.
Betapa banyak sikap positif dan negatif seseorang terhadap suatu hal yang merupakan akibat dari dictum atau doktrin yang di tanamkan dalam rumah tangga. Anak- anak, bahkan pemuda, dalam berbagi perkara merupakan juru bicara dari bentuk pemikiran orang tua mereka. Mereka hanya memegang kuat - kuat apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar. Apabila melihat orang tuanya cenderung pada kelompok pemerintahan dan politik tertentu, seorang anak niscaya akan menjadi seperti itu.
Penerimaan ataupun penolakan dalam pandangan positif atau negatif seorang anak terhadap jenis aktifitas dan pekerjaan tertentu, sebagian besar berasl dari berbagai sikap dan doktrin orang tauanya dalam lingkunagn keluarga. Seorang ayah yang selalu mengungkapkan perasaan letih atas pekerjaan sehari - harinya atau seorang ibu yang merasa benci terhadap jenis pekerjaan suaminya, dengan sendirinya akan membentuk benih permusuhan dan kebencian di hati sang anak terhadap jenis penerjaan tersebut.
Kamrani Buseri dalam bukunya Pendidikan Keluarga Dalam Islam menjelaskan sungguh! merupakan sebuah bentuk permainan yang sangat lembut dan sebuah perhatian yang sangat besar. Beliau perintahkan rombongan untuk berangkat terlebih dahulu agar beliau dapat menghibur hati sang istri dengan mengajaknya berlomba lari. Kemudian beliau memadukan permainan yang lalu dengan yang baru, beliau berkata: Inilah penebus kekalahan yang lalu! Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhuan beliau. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus- memberikan teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu kepada istri, mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau. Akan tetapi sekarang banyak terjadinya keributan dan kekeruhan di dalam rumah tangga karena mereka tidak lagi mencontoh Rasulullah dalam membina rumah tangga sehingga terjadi banyak persoalan didalam hidup ini.[1]
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul skripsi: �keharmonisan rumah tangga ditinjau dari segi pendidikan� sehingga penulis nantinya dapat mengkaji tentang keharmonisan rumah tangga dalam tinjauan pendidikan Islam secara khusus.
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka penulis memilih judul dalam penulisan skripsi ini adalah: � Keluarga Sakinah Menurut Konsep Al-qur�an di Tinjau dari Segi Pendidikan Islam�.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana peran orang tua dalam menciptakan keluarga sakinah ?
2. Bagaimana membina keluarga sakinah menurut konsep Al-qur�an dalam tinjauan pendidikan Islam ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana peran orang tua dalam menciptakan keluarga sakinah.
2. Untuk mengetahui bagaimana membina keluarga sakinah menurut konsep Al-qur�an dalam tinjauan pendidikan Islam.
D. Kegunaan Pembahasan
Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah :
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai keluarga sakinah menurut konsep Al-qur�an di tinjau dari segi pendidikan Islam. Selain itu hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan keluarga sakinah menurut konsep Al-qur�an di tinjau dari segi pendidikan Islam ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E. Penjelasan Istilah
Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut :
1. Keluarga Sakinah
Menurut Adil Fathil Abdullah yang dimaksud dengan keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang harmonis dibangun atas yang kuat yaitu Al-Qur�an dan Hadist Nabi SAW. Didalamnya dihuni oleh suami isteri dan anak � anak yang shalih, selalu patuh dan taat kepada semua perintah Allah dan kedua orang tua, saling tolong menolong serta saling mencintai diantara saudara � saudaranya.[2]
Menurut Syaiful Bahri Djamarah keluarga sakinah adalah sebuah institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan. Didalamnya hidup bersama pasangan suami istri secara sah karena pernikahan.[3]
Menurut Al-Maghribi Said al-Maghribi keluarga sakinah adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.[4]
Menurut penulis keluarga sakinah adalah sebuah keluarga yang didalamnya terciptanya suatu kedamaian dan kasih sayang antara suami, istri dan anak-anak.
2. Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep berarti sebagai rancangan ide, gambaran, atau pengertian dari peristiwa nyata atau konkret kepada yang abstrak dari sebuah obyek maupun proses.[5]
Menurut Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya Paradigma Intelektual Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah konsep merupakan kata atau istilah serta simbol untuk menunjuk pengertian dari pada barang sesuatu baik konkret maupun sesuatu hal yang bersifat abstrak.[6]
3. Al-qu�an
Alqur�an merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qara-�a(???) yang bermakna Talaa (???) keduanya berarti: membaca, atau bermakna Jama�a(mengumpulkan, mengoleksi).[7]
Sedangkan secara tertimologi, Alqur�an Adalah Kalam Allah ta�ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu �alaihi wasallam, diawali dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-naas.[8]
4. Pendidikan Islam
Hobby dalam Kamus Populernya menjelaskan Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya �Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.�[9]
Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku �Filsafat Pendidikan� mengemukakan bahwa �Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.�[10]
Pendidikan adalah �Suatu usaha manusia untuk membawa sang anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatannya secara moral[11].
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, pendidikan Agama Islam adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.�11
Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam.
F. Metode Pembahasan
Pembahasan ini memusatkan perhatian pada kepustakaan ( Library Research ) yaitu membaca, menganalisa bahan � bahan yang ada di perpustakaan, baik dari Al�qur�an, kitab�kitab, hadist, kitab Tarbiyah, kitab akhlak maupun buku � buku ilmiah lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang penulis bahas.
Dalam penulisan skripsi ini penulis secara umum menggunakan �Metode Deskriptif Eksploratif� yaitu dengan memberi gambaran tentang keluarga sakinah menurut konsep Al-qur�an di tinjau dari segi pendidikan Islam berdasarkan data-data yang penulis peroleh dari hasil telaah pustaka dengan menambah khazanah intelektual yang terdapat di dalam Al-qur�an dan buku-buku yang penulis kaji yang berhubungan dengan objek pembahasan penulis.
Sedangkan penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku Pedoman Penulisan Proposal & Skripsi, yang diTerbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Aceh tahun 2009.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Pada bab satu terdapat pendahuluan pembahasannya meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, penjelasan istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al �Qur�an dan Terjemahnya Departemen Agama RI.
Abdullah, Adil. Ketika Suami Istri Hidup Bermasalah. Jakarta : Gema Insani. 2005.
Adhim, Mohammad. Kado Pernikahan Untuk Istriku. Yogyakarta : Mitra Pustaka. 2006.
Al Hasyimi, Muhammad. Jati Diri Wanita Muslimah. Jakarta : Pustaka Al- Kautsar. 2006.
Al Hakim, Imad. Menjadi Suami Penuh Cinta. Solo : Aqwam. 2008.
Al Jauhari, Mahmud. Membangun Keluarga Qur�ani. Jakarta : Amzah. 2005.
Al Maghribi, As-Said. Begini Seharusnya Mendidik Anak. Jakarta Darul Haq. 2004.
Arikunto, Suharsimi. Metodelogi Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta,2000.
Ath Thahir, Fathi. Petunjuk Mencapai Kebahagiaan Dalam Pernikahan. Jakarta : Amzah. 2005.
Al �Uwaid, Muhammad Rasyid. Mengatasi Konflik Rumah Tangga. Jakarta : Al-�Itishom Cahaya Umat. 2005.
Al Umar, Nasir. Mendung Di Langit Rumah. Solo : Aqwam. 2006.
Djamarah, Syaiful. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.2004.
Faridl, Miftah, Rumahku Surgaku. Jakarta : Gema Insani.2005.
Hakim, Mohammad. Akrab Dengan Anak Anda. Jakarta : Pustaka Zahra. 2004.
Hadi, Sutrisno. Bimbingan Menulis Skripsi dan Thesis.Yogyakarta : Andi. 2000
Jauhari, Heri. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : CV. Pustaka Setia. 2008
Mubayidh, Makmum. Saling Memahami Dalam Bahtera Rumah. Tangga. Jakarta : Pustaka Al- Kautsar. 2005.
[2] Adil Fathi Abdullah Rahasia Muslimah Idaman . Cet I : Jakarta . Qultum Media. 2007. Hal. 15
[3] Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Cet I : Jakarta. Rineka Cipta. 2004. Hal. 25
[4] Al-Maghribi Sais al-Maghribi Begini Seharusnya Mendidik Anak . Cet I : Jakarta. Darul Haq. 2004. Hal. 31
[5] Dinas P & K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2003 ), hal. 959.
[6] Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim Pengantar Filsafat Pendidikan Islam dan Dakwah, ( Yogyakarta: SI press, 1993 ), hal. 40
[7] Shihab, M. Quraisy, Wawasan Al-Qur�an, ( Bandung ,PT. Mizan Pustaka, 2007 ), hal. 19.
[8] Ibid, hal. 19
[9] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central, 1997 ), hal 28.
[10] Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979 ), hal.44.
[11] Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, ( Bandung: Al-Ma`arif, 1982), hal. 214.