Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD
A. Latar Belakang
Masalah
Pendidikan merupakan masalah yang
sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, pendidikan dijadikan suatu
ukuran maju mundurnya suatu bangsa[1].
Pentingnya pendidikan bagi setiap individu ditegaskan dengan diterbitkannya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab
III Pasal 4 menyebutkan bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”Amanah
undang-undang tersebut pada akhirnya melahirkan keniscayaan bahwa pelaksanaan
pendidikan disekolah terutama bagi guru agama, harus memerhatikan keragaman
peserta didik, baik dalam konteks kemampuan berfikir, berkreativitas,
keterampilan, serta tidak boleh mengabaikan keragaman etnis dan budaya yang
dimiliki oleh peseta didik.[2]
Menyadari adanya keragaman tersebut
maka dalam proses belajar mengajar, harus diadakan inovasi pembelajaran, dimana
guru harus mempersiapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi agar siswa
bisa belajar sesuai dengan amanah undang-undang tersebut.
Dalam pembelajaran Fiqih diperlukan
metode pengajaran yang tepat agar dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif
dan efisien. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah
satu media alternatif yang dapat digunakan dalam pengajaran Fiqih adalah media
kartu (flash card) karena penggunaan media ini sangat mudah, praktis dan bisa
dipelajari setiap saat. Media ini juga sangat efektif untuk melatih
keterampilan dalam pemahaman suatu materi. Adapun efektifitas penggunaan dari
metode ini tergantung pada kreatifitas pendidik atau guru tersebut.
Penerapan metode card sort dalam
pembelajaran, akan menuntun siswa dengan sendirinya termotivasi untuk belajar.
Sebab pada dasarnya siswa akan belajar jika ada pengarahan atau bimbingan yang
mengarahkan mereka harus belajar yang dalam hal ini peran dari guru itu sendiri
sebagai fasilitator. Pemilihan dan penggunaan metode yang baik oleh guru dalam
pembelajaran akan menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Metode
card sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan
membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam
pembelajaran, sebab dalam penerapan metode card sort, guru hanya berperan
sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara
siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga yang
aktif disini bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif dalam
pembelajaran.
Aplikasi metode card sort seperti yang
dijelaskan sebelumnya, lebih melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang
aktif, siswa diharapkan mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi dan terus
meningkat. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih mandiri, berfikir kritis
dan kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan munculnya motivasi
intrinsik siswa merasa bangga menumbuhkan percaya diri karena dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, siswa akan lebih senang dan akan
memberikan dorongan untuk selalu mengingat materi pelajaran yang telah
disampaikan. Adapun mengingat dapat dikategorikan sebagai aktifitas belajar,
apabila ia mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk
mencapai tujuan belajar.[3]
Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Efektifitas
Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card
Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penggunaan
media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card
sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada?
2. Apa sajakah
usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar
dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada
Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada?
3. Apa sajakah
kendala-kendala guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan
menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada?
C. Penjelasan
Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal
skripsi ini yang perlu penulis jelaskan
adalah sebagai berikut:
1.
Efektifitas
Dalam kamus
umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa”efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.”[4] Menurut
E. Mulyasa “efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan
tugas dengan sasaran yang dituju, sehingga suatu organisasi berhasil
meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional sekolah.”[5]
Dalam
Buku Manajemen Berbasis sekolah dinyatakan bahwa “efektivitas adalah adanya kesesuaian
antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, sehingga suatu
organisasi berhasil meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional sekolah.”[6]
Sedangkan
efektivitas yang penulis maksudkan adalah terlaksananya semua tugas pokok,
tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.
Dengan demikian efektivitas manajemen sekolah berarti, bagaimana melaksanakan
manajemen sekolah berhasil dalam melaksanakan semua tugas pokok sekolah,
menjalin partisipasi masyarakat, meningkatkan serta memanfaatkan sumber daya,
sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.
2.
Media Gambar
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan
bentuk jamak dari kata “Medius” yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Dengan kata lain media merupakan wahana penyalur informasi belajar
atau penyalur pesan.[7] Media adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar
agar lebih berhasil.[8]
Menurut Oemar Hamalik bahwa “gambar adalah segala sesuatu
yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan
atau pikiran”[9].
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
“gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”[10]
Menurut Arief Sadiman, Dkk Media grafis visual sebagimana
halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang
akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian
pesan dapat berhasil dan efisien.[11]
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar
berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan
atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak
digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi
biayanya.
3.
Penerapan
Penerapan dalam kamus besar bahasa indonesia di artikan dengan “pelaksanaan yang
secara sistematis telah di rerencanakan”.[12] Sedangkan menurut
Risnayanty penerapan adalah “suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma
untuk mencapai suatu tujuan kegiatan”.[13]
Menurut penulis, penerapan adalah penerapan merupakan sebuah tindakan yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, untuk kelancaran sebuah program.
4.
Pembelajaran
Pembelajaran
berasal dari kata “belajar” yang berarti proses cara menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar[14].
Kemudian kata itu mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” yang artinya segala
sesuatu mengenai belajar. Oemar Hamalik mengatakan “Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan”[15].
Selanjutnya ahli ini mengemukakan pembelajaran dapat diberikan arti sebagai
setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan
kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar”[16].
Menurut Oemar Hamalik “Pembelajaran
adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa.”[17]
Berdasarkan
penjelasan di atas, penulis maksudkan dengan pembelajaran di sini adalah suatu
upaya yang dilakukan secara sistematis dalam proses belajar mengajar yang
meliputi fasilitas, perlengkapan, prosedur untuk mencapai tujuan
5.
Card Sort
Menurut Fatah Yasin, card sort (mensortir kartu)
yaitu “suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta
didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas
dalam pembelajaran”[18].
Card sort yakni strategi pembelajaran berupa
potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau
materi pelajaran. Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran yang
menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi
kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian
siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu
siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari
kategori kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum
dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Card sort (sortir kartu) strategi
ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan
konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang
telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang
dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.[19]
D. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk
mengetahui penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan
menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada.
2. Untuk
mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar
dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada
Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
3. Untuk
mengetahui kendala-kendala guru dalam penggunaan media gambar
dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada
Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
E. Kegunaan
Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan
proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Efektifitas
Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada.
Selain itu hasil pembahasan ini dapat di
jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan
arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Efektifitas
Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada ini dalam
pelaksanaannya. Dengan
demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F. Landasan Teori
Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa mengajarkan bukan semata
persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi
ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa
sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar
yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan
banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif
harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan
tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and
thinking aloud).[20]
Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran
yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi
kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian
siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu
siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari
kategori kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum
dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Strategi belajar ”Memilah dan
Memilih Kartu” Card sort, banyak pakar pendidikan yang telah merumuskan
langkah-langkah aplikasinya diantaranya:
Langkah-langkah aplikasi yang ditulis Hartono, sebagai
berikut: Langkah pertama, guru membagikan selembar “kartu” kepada setiap siswa dan
pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari
“kartu judul” dan dan “kartu bahasan dari judul” tersebut. Kartu judul biasanya
menggunakan huruf kapital dan kartu-kartu sub judul menggunakan huruf
non-kapital. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu
judul) yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok.
Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu “pokok bahasan” atau masalah
masing-masing. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan
yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang
dipegang kelompok tersebut. Langkah kelima, seorang siswa (pemegang kartu
judul) dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek
kebenaran urutan per pokok bahasan. Langkah keenam, bagi siswa yang salah
mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman
dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.
Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari permaianan
tersebut.[21]
G. Kajian
Terdahulu
Nama: Nurjannah Nim: A. 294554/3504
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun
2013 dengan judul skripsi Kreatifitas Guru Agama Dalam Menggunakan Metode
Pembelajaran Bidang Studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa metode yang digunakan
dalam penelitiannya adalah metode deskriptif yang maksudnya adalah
mendeskripsikan suatu keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya disebut
studi perkembangan (developmental studies) dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran
bidang studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa adalah model pembelajaran yang
diimplemantasikan sekolah saat ini pada umumnya masih bersifat konvensional,
yang belum mampu menjadikan semua siswa di kelas bisa menguasai tujuan-tujuan
umum pembelajaran terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah.
2.
Keberhasilan yang di capai guru dalam pembelajaran bidang
studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa penggunaan metode dalam pembelajaran bidang
studi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 10 Jeumpa memperoleh keberhasilan
yang signifikan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam hal ini
ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai siswa dalam pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
3.
Kendala-kedala dalam menggunakan metode pembelajaran
bidang studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa adalah kurang motivasi untuk
melaksanakan tugas dengan baik, kurangnya media yang disediakan oleh instansi
terkait, kurangnya sarana dan fasilitas yang mendukung seperti, buku, media
atau alat peraga, dan lain-lain dan kurangnya pengetahuan guru yang disebabkan
oleh kurang mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran.
H. Metodelogi
Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri
16 Peudada, sedangkan permasalahan yang diteliti adalah Efektifitas Penggunaan Media
Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada.
2. Jenis penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan
rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.[22]
Menurut T. Raka J., Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai
suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta
memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan.[23]
Sedangkan Suhardjono mendifinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu
praktik pembelajaran.[24]
Sedangkan menurut Zaenal Aqib Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan
Classroom Action Research, disingkat CAR. 4 Seorang ahli penelitian bernama
Mc Niff Yang dikutip dalam buku Penelitian Tindakan Kelas oleh Mohammad
Asrari mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran.[25]
3. Prosedur Penelitian
Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah,
yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan
(observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat
spiral dan dipandang sebagai satu siklus.[26] PTK
yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan Efektifitas Penggunaan Media
Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort pada pokok bahasan wudhuk melalui penerapan metode Card Sort. Secara rinci prosedur penelitian
tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.
Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2
x 40 menit dengan tahapan sebagai berikut :
a.
Perencanaan
Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan,
adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini, yaitu sebagai berikut:
1)
Membuat desain pembelajaran Fiqih
pada kompetensi dasar tentang Wudhuk.
2)
Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran .
3)
Revisi desain pembelajaran berdasarkan hasil simulasi .
4)
Menyusun instrument .
5)
Membuat pedoman observasi.
6)
Membuat Pedoman wawancara.
b.
Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan ini, penulis meminta bantuan teman
sejawat yaitu Raudhatul Jannah sebagai pengamat pelaksanaan pembelajaran dengan
dibantu penggunaan lembar observasi (terlampir). Fokus yang diamati oleh
pengamat dalam pembelajaran ini adalah perilaku guru dan siswa dalam
pembelajaran. Proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
1)
Kegiatan awal / apersepsi .
2)
Kegiatan inti .
3)
Kegiatan akhir
4)
Penutup
Rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) I dan RPP II ada pada
lampiran. Permasalahan yang diperbaiki pada siklus I adalah meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan menggunakan Card Sort.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru adalah sebagai berikut:
a)
Menyampaikan tujuan dan memotifikasi siswa .
b)
Menyajikan materi tentang Wudhuk.
c)
Mengulang Praktek wudhuk.
d)
Mengkondinasikan siswa, belajar untuk mempraktekkan wudhuk.
e)
Membimbing siswa dalam praktek wudhuk .
f)
Membimbing siswa membuat rangkuman hasil pembahasan pada bukunya
masing - masing.
g)
Mengadakan evaluasi akhir
c.
Pengamatan / observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan, guru /
peneliti sebagai penyampai materi. Dalam tahap ini juga dikumpulkan data –
data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa akan diamati oleh observer
yaitu guru dan teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan.
d.
Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi, wawancara dan jurnal,
peneliti melihat bahwa pada pelaksanaan siklus I masih banyak kekurangan,
antara lain masih banyak siswa yang pasif. Siswa yang berintelegensi rendah
akan mengalami banyak kesulitan memahami tentang metode tahsinul qiraat. Tidak
tertutup kemungkinan untuk siswa lainpun akan mengalami hal yang sama, sekalipun
tidak seberat mereka yang berintelegensi rendah. Namun sebaliknya, siswa yang
berintelegensi tinggi cenderung lebih memperhatikan dan cepat dalam menghafal.
Mereka yang berintelegensi tinggi merasa senang kalau menemui sesuatu yang baru
dan belum pernah mereka dapatkan.
Untuk itu kekurangan-kekurangan yang ditemui, misalnya pelajaran fiqih
ditempatkan pada jam pelajaran terakhir, pada pertemuan yang sudah terlaksana
harus diperbaiki atau diatas pada pertemuan-pertemuan berikutnya, termasuk jika
pertemuan siklus I masih ada kekurangan harus diperbaiki pada siklus II. Jadi
tindakan-tindakan yang dinilai kurang dapat memberikan manfaat terhadap penelitian
berikutnya untuk diadakan perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, tindakan-tindakan
yang sudah memberikan hasil baik, perlu dilakukan kembali dan ditingkatkan pada
pembelajaran berikutnya.
2.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan denga alokasi waktu 2 x 40
menit dengan tahapan.
a.
Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I,maka perencanaan pada
siklus II ini pada dasarnya untuk memperbaiki siklus I. Perbedaannya bahwa pada
siklus II materi yang disampaikan tidak sama dengan siklus I. Materi yang
disampaikan pada siklus II adalah : Isi kandungan wudhuk.
b.
Pelaksanaan
Tindakan pada siklus II dilalukan sesuai dengan rancangan pembelajaran
yang terdapat pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP) 2, seperti yang
dilakukan pada siklus I, yaitu dengan metode tahsinul qiraat. Proses
pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1)
Kegiatan awal / apersepsi .
2)
Kegiatan inti .
3)
Kegiatan akhir
4)
Penutup
Rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) I dan RPP II ada pada lampiran.
Permasalahan yang diperbaiki pada siklus 1 adalah meningkatkan prestasi belajar
siswa dengan menggunakan metode tahsinul qiraat. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh guru adalah sebagai berikut:
a)
Menyampaikan tujuan dan memotifikasi siswa .
b)
Menyajikan materi wudhuk.
c)
Mengulang materi wudhuk
d)
Mengkondinasikan siswa, belajar untuk memahami dan menghayati wudhuk.
e)
Membimbing siswa dalam mengimplementasikan wudhuk dalam kehidupan sehari - hari.
f)
Membimbing siswa membuat rangkuman hasil pembahasan pada bukunya
masing - masing.
g)
Mengadakan evaluasi akhir.
c.
Pengamatan / observasi
Pengamatan dilakukan pada tiap perubahan perilaku yang dialami oleh
siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan membuat cacatan penting
yang dapat dipakai sebagai data penelitian .Pengamatan juga dilakukan terhadap
proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman pengamatan (terlampir) .
d.
Refleksi
Dari hasil observasi, wawancara, dan jurnal siklus II, peneliti melakukan
koreksi untuk melihat tindakan-tindakan yang kurang mengenai sasaran, kemudian
peneliti mengadakan perubahan-perubahan yang perlu agar dapat memberikan hasil
yang lebih baik, misalnya perubahan jadwal jam ke 7 – 8 diubah menjadi jam ke 1
– 2 atau 3 – 4. Perubahan lain misalnya jam pelajaran Fiqih tidak setelah pelaksanaan upacara sehingga diharapkan mampu berhasil
lebih baik daripada sebelumnya. Apabila masih ada kekurangan, perlu diadakan
perbaikan lagi, mengingat keterbatasan waktu, kekurangan itu diperbaiki di luar
penelitian ini. Dari hasil pengamatan pada siklus II ternyata sudah banyak
siswa yang aktif, mau memperhatikan dan sudah ada peningkatan hasil belajarnya,
sehingga sudah tidak lagi menggantungkan jawaban pada kelompoknya. Hal ini
sudah memenuhi harapan guru untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan kerja
kelompok pada siklus II.

Gambar 3.1
Alur Penelitian
Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart
Gambar di atas
merupakan daur suatu siklus. Siklus akan selalu berulang jika hasil refleksi
dari siklus sebelumnya belum menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar
siswa, sehingga diperlukan pengulangan siklus untuk memperbaiki pembelajaran
agar lebih baik lagi.
4. Objek Penelitian
Menurut
Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid,
dan reliable tentang suatu hal.”[28]
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan
kegunaan tertentu untuk mendapatkan data
tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam penelitian ini
adalah guru
dan siswa SD Negeri 16
Peudada.
5. Sumber Data
1.
Sumber Data
Sumber data adalah “subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila
peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data
disebut responden“.[29]
Sedangkan sumber data menurut sifatnya (ditinjau dari tujuan penyelidikan)
dapat digolongkan menjadi dua golongan.[30]
Sumber primer (sumber-sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama)
dan sumber sekunder (sumber yang mengutip dari sumber lain). Dalam buku yang
lain disebutkan bahwa sumber data adalah “benda, hal atau tempat peneliti
mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Secara umum sumber dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni person (orang), paper (kertas
atau dokumen), dan place (tempat) yang disingkat 3P.[31]
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan hanyalah person dan
paper dengan penjelasan sebagaiberikut:
1)
Person
(orang). Sumber data ini adalah orang yang kompeten dalam Efektifitas
Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort yang meliputi; Kepala Sekolah, dan
Guru Fiqih di SD Negeri 16 Peudada.
2)
Paper (kertas atau dokumen). Sumber ini berupa dokumen/arsip
sekolah di SD Negeri 16 Peudada.
2.
Data
Data adalah “hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta
ataupun angka”.[32]
Data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1)
Data Primer
Adalah “data yang berlangsung dan segera diperoleh dari sumber data
oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus”.[33]
Data ini meliputi Penggunaan Media Gambar dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan
Pembelajaran Card Sort di SD Negeri 16
Peudada serta data kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian.
2)
Data Sekunder
Adalah “data yang telah dahulu dikumpulkan dengan dilaporkan oleh
orang di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang telah dikumpulkan itu
sesungguhnya adalah data yang asli”.[34]
Data ini dapat diperoleh dari sumber-sumber buku, majalah, artikel atau bukti-bukti
yang dipandang relevan.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan
peserta didik adalah :
a. Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil
yang telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal tertulis sebanyak
10 soal , dimana setiap item yang benar nilai 1 dan salah 0.
Contoh Tabel Model Penilaian Ulangan
No.
|
Nama Siswa
|
Skor Perolehan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-rata
|
|
b.
Lembar observasi untuk peserta didik.
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus
diisi oleh observer. Lembar observasi berisi aktifitas peserta didik dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti
diantaranya :
1) Kehadiran peserta didik
2) Peserta didik aktif bertanya pada guru tentang
materi
3) Peserta didik aktif berusaha menjawab
pertanyaan dari guru
4) Peserta didik berani mengemukakan
pendapat/gagasan
Contoh Tabel Lembar Pengamatan
No
|
Nama Siswa
|
Kehadiran
Siswa
|
Bertanya
pada Guru
tentang
materi
|
Berusaha
menjawab
pertanyaan
guru
|
Berani
mengemuk
akan
pendapat /
gagasan
|
||||
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Siswa
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Keaktifan
siswa
|
|
|
|
|
|||||
Prosentase
|
|
|
|
|
|||||
Rata-rata prosentase
kelas
|
|
7. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data teknik yang penulis adalah sebagai berikut:
a.
Observasi
Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung.[35] Metode
observasi menggunakan lembar pengamatan ketrampilan proses peserta didik untuk
mengamati kegiatan peserta didik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran.
Observasi digunakan untuk menilai. Observasi digunakan untuk menilai
masing-masing individu meliputi persiapan, kerjasama, prakarsa atau ide dan
hasil pembelajaran. Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya
terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.[36]
Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung pada masing-masing
siklus. Adapun yang menjadi obyek observasi adalah guru sebagai pelaksana
rancangan pembelajaran dan peserta didik sebagai sasaran yang dituju pada pelaksanaan
penelitian. Sehingga terdapat dua lembar observasi yaitu lembar observasi
aktifitas peserta didik dan lembar observasi aktifitas guru (terlampir).
b.
Wawancara
Wawancara bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil
observasi. Selain itu, wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru dan
siswa terhadap pembelajaran fiqih dengan
pembelajaran dengan metode Card Sort. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara
yang telah disusun.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen, untuk melengkapi data
yang akan diperlukan melalui observasi, dan wawancara. Dokumen merupakan
kesimpulan variabel yang berbentuk tulisan maupun foto dan sebagainya.[37]
Sumber dokumentasi pada dasarnya merupakan segala bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen, baik resmi maupun yang tidak resmi, seperti untuk mengetahui
data nama, foto selama pembelajaran dan nilai hasil ulangan fiqih
sebelumnya.
d.
Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan
dasar bagi penetapan skor angka.[38] Metode
tes ini peneliti gunakan untuk mengukur hasil belajar yang telah dicapai
peserta didik pada pembelajaran fiqih.
Tes berbentuk poin-poin pertanyaan tentang materi Surat Al-Maun dengan jumlah
soal 10 butir pertanyaan pilihan ganda dan 5 pertanyaan isian. Tes diberikan
kepada peserta didik secara individu dan dilakukan setiap siklus dalam
penelitian.
8. Indikator kerja
Data-data yang diperoleh dari
penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang
lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan
peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan
keberhasilan belajar pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran
Fiqih di kelas I SD Negeri 16 Peudada. Adapun tehnik pengumpulan data yang
berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka
maka analisis yang digunakan yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Nilai =
× 100%

Keseluruhan data yang
dikumpulkan digunakan untuk menilai keberhasilan tindakan dengan indikator
keberhasilan yaitu meningkatnya prestasi belajar Fiqih kelas I semester 2
materi pokok wudhuk di SD Negeri 16 Peudada setelah melakukan tindakan dengan
menggunakan metode card sort yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis
lebih dari 7,0. Dan rata-rata siswa yang mendapat nilai tersebut adalah >70
%.
I. Garis Besar Isi
Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: Latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, kegunaan
penelitian, kajian terdahulu.
Bab dua Kajian Teoritis meliputi: Pembelajaran Fiqih, Metode Card Sort, Penggunaan Metode
Card Sort untuk meningkatkan Prestasi Belajar mata pelajaran Fiqih.
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: Lokasi Penelitian, Jenis penelitian, Prosedur Penelitian, Objek
Penelitian, Sumber Data, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Indikator
kerja.
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum
Penelitian, Gambaran Umum SD Negeri 16 Peudada, Visi dan Misi SD Negeri 16 Peudada, Organisasi dan
Kepemimpinan SD Negeri 16
Peudada, Keadaan Guru
dan Murid SD Negeri 16
Peudada, Sarana dan
Prasarana SD Negeri 16
Peudada, Temuan Khusus
Penelitian penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan
menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16
Peudada, usaha-usaha
yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar
dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada
Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada, kendala-kendala guru dalam penggunaan
media gambar
dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada
Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
Bab lima terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan
saran-saran
J. DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak
Bangsa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.
Aswan Zain, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.
Arif Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: Raja, 1996.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indanesia Ed. III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis
Sekolah, Bandung: Remaja Rosda,
2002.
Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN
Malang Press, 2008.
Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:
CTSD, 2004.
Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu Strategi
Pembelajaran Berbasis Student Centred)
www.sanaky.com. April 2006
Jailani AR, Penggunaan Media dan
Sumber Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Rosda Karya, 2005
Melvin, L. Silberman, Aktic Learning: 101 Cara Belajar Siswa
Aktif, Bandung: Nusa Media, 2006.
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
1997.
Nazir, Metode Penelitian
Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.
Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung:
Jemmars, 2000.
Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2007.
, Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1994.
Poerwadarminta W. J. S, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia
Jaya Villa Dago pamulang, Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004.
Sugiyono, Metode
penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2010.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2008.
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar
Metodologi Ilmiah, Bandung:
Angkasa, 1987
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, Malang: UM Press, 2004.
[12]Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indanesia Ed. III,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal 427.
[13]Risnayanti, Implementasi Pendidikan
Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago pamulang,
(Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), hal. 40.
Media, 2006),
hal. 9.
[27]Suharsimi
Arikunto, et. all., Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 16.