Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD


https://www.juragandesa.net/2019/10/efektifitas-penggunaan-media-gambar.html

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu, pendidikan dijadikan suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa[1]. Pentingnya pendidikan bagi setiap individu ditegaskan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”Amanah undang-undang tersebut pada akhirnya melahirkan keniscayaan bahwa pelaksanaan pendidikan disekolah terutama bagi guru agama, harus memerhatikan keragaman peserta didik, baik dalam konteks kemampuan berfikir, berkreativitas, keterampilan, serta tidak boleh mengabaikan keragaman etnis dan budaya yang dimiliki oleh peseta didik.[2]
Menyadari adanya keragaman tersebut maka dalam proses belajar mengajar, harus diadakan inovasi pembelajaran, dimana guru harus mempersiapkan metode yang tepat dalam menyampaikan materi agar siswa bisa belajar sesuai dengan amanah undang-undang tersebut.
Dalam pembelajaran Fiqih diperlukan metode pengajaran yang tepat agar dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Salah satu media alternatif yang dapat digunakan dalam pengajaran Fiqih adalah media kartu (flash card) karena penggunaan media ini sangat mudah, praktis dan bisa dipelajari setiap saat. Media ini juga sangat efektif untuk melatih keterampilan dalam pemahaman suatu materi. Adapun efektifitas penggunaan dari metode ini tergantung pada kreatifitas pendidik atau guru tersebut.
Penerapan metode card sort dalam pembelajaran, akan menuntun siswa dengan sendirinya termotivasi untuk belajar. Sebab pada dasarnya siswa akan belajar jika ada pengarahan atau bimbingan yang mengarahkan mereka harus belajar yang dalam hal ini peran dari guru itu sendiri sebagai fasilitator. Pemilihan dan penggunaan metode yang baik oleh guru dalam pembelajaran akan menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Metode card sort, dengan menggunakan media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam penerapan metode card sort, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif dengan fasilitas dan arahan dari guru, sehingga yang aktif disini bukan guru melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif dalam pembelajaran.
Aplikasi metode card sort seperti yang dijelaskan sebelumnya, lebih melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif, siswa diharapkan mempunyai motivasi belajar yang lebih tinggi dan terus meningkat. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih mandiri, berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan munculnya motivasi intrinsik siswa merasa bangga menumbuhkan percaya diri karena dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, siswa akan lebih senang dan akan memberikan dorongan untuk selalu mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan. Adapun mengingat dapat dikategorikan sebagai aktifitas belajar, apabila ia mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar.[3]
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.”
B.    Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimanakah penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada?
2.     Apa sajakah usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada?
3.     Apa sajakah kendala-kendala guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada?
C.    Penjelasan Istilah
Istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Efektifitas
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa”efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil.”[4] Menurut E. Mulyasa “efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, sehingga suatu organisasi berhasil meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional sekolah.”[5]
                        Dalam Buku Manajemen Berbasis sekolah dinyatakan bahwa “efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju, sehingga suatu organisasi berhasil meningkatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional sekolah.”[6]
                        Sedangkan efektivitas yang penulis maksudkan adalah terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Dengan demikian efektivitas manajemen sekolah berarti, bagaimana melaksanakan manajemen sekolah berhasil dalam melaksanakan semua tugas pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, meningkatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah.
2.     Media Gambar
Kata “media” berasal dari bahasa latin dan bentuk jamak dari kata “Medius” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.[7] Media adalah alat bantu yang berguna dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih berhasil.[8]
Menurut Oemar Hamalik bahwa “gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”[9]. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia  “gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.”[10]
Menurut Arief Sadiman, Dkk Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.[11]
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
3.     Penerapan
Penerapan dalam kamus besar bahasa indonesia di artikan dengan pelaksanaan yang secara sistematis telah di rerencanakan.[12] Sedangkan menurut Risnayanty penerapan adalah suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma  untuk mencapai suatu tujuan kegiatan.[13]
Menurut penulis, penerapan adalah penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, untuk kelancaran sebuah program.
4.     Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata “belajar” yang berarti proses cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar[14]. Kemudian kata itu mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” yang artinya segala sesuatu mengenai belajar. Oemar Hamalik mengatakan “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan”[15]. Selanjutnya ahli ini mengemukakan pembelajaran dapat diberikan arti sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar”[16]. Menurut Oemar Hamalik “Pembelajaran adalah suatu usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.”[17]
            Berdasarkan penjelasan di atas, penulis maksudkan dengan pembelajaran di sini adalah suatu upaya yang dilakukan secara sistematis dalam proses belajar mengajar yang meliputi fasilitas, perlengkapan, prosedur untuk mencapai tujuan
5.     Card Sort
Menurut Fatah Yasin, card sort (mensortir kartu) yaitu “suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran”[18].
Card sort yakni strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Card sort (sortir kartu) strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang kelelahan.[19]
D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.     Untuk mengetahui penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
2.     Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
3.     Untuk mengetahui kendala-kendala guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
E.    Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori
Melvin L. Silberman menjelaskan bahwa mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking aloud).[20]
Pembelajaran aktif model card sort merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Strategi belajar ”Memilah dan Memilih Kartu” Card sort, banyak pakar pendidikan yang telah merumuskan langkah-langkah aplikasinya diantaranya:
Langkah-langkah aplikasi yang ditulis Hartono, sebagai berikut: Langkah pertama, guru membagikan selembar “kartu” kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari “kartu judul” dan dan “kartu bahasan dari judul” tersebut. Kartu judul biasanya menggunakan huruf kapital dan kartu-kartu sub judul menggunakan huruf non-kapital. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu judul) yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu “pokok bahasan” atau masalah masing-masing. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut. Langkah kelima, seorang siswa (pemegang kartu judul) dari masing-masing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan per pokok bahasan. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang. Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari permaianan tersebut.[21]
G.   Kajian Terdahulu
Nama: Nurjannah Nim: A. 294554/3504 Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2013 dengan judul skripsi Kreatifitas Guru Agama Dalam Menggunakan Metode Pembelajaran Bidang Studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif yang maksudnya adalah mendeskripsikan suatu keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya disebut studi perkembangan (developmental studies) dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Kreatifitas guru dalam menggunakan metode pembelajaran bidang studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa adalah model pembelajaran yang diimplemantasikan sekolah saat ini pada umumnya masih bersifat konvensional, yang belum mampu menjadikan semua siswa di kelas bisa menguasai tujuan-tujuan umum pembelajaran terutama bagi siswa yang berkemampuan rendah.
2.     Keberhasilan yang di capai guru dalam pembelajaran bidang studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa penggunaan metode dalam pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 10 Jeumpa memperoleh keberhasilan yang signifikan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah nilai siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
3.     Kendala-kedala dalam menggunakan metode pembelajaran bidang studi PAI di SD Negeri 10 Jeumpa adalah kurang motivasi untuk melaksanakan tugas dengan baik, kurangnya media yang disediakan oleh instansi terkait, kurangnya sarana dan fasilitas yang mendukung seperti, buku, media atau alat peraga, dan lain-lain dan kurangnya pengetahuan guru yang disebabkan oleh kurang mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran.
H.    Metodelogi Penelitian
1.     Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah SD Negeri 16 Peudada, sedangkan permasalahan yang diteliti adalah Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
2.     Jenis penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.[22]
Menurut T. Raka J., Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan.[23] Sedangkan Suhardjono mendifinisikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik pembelajaran.[24]            
Sedangkan menurut Zaenal Aqib Penelitian Tindakan Kelas disebut dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. 4 Seorang ahli penelitian bernama Mc Niff Yang dikutip dalam buku Penelitian Tindakan Kelas oleh Mohammad Asrari mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran.[25]
3.     Prosedur Penelitian
Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus.[26] PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort pada pokok bahasan wudhuk melalui penerapan metode Card Sort. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.     Siklus I
Siklus I dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit dengan tahapan sebagai berikut :
a.      Perencanaan
Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan hasil studi pendahuluan, adapun tahap yang dilakukan dalam perencanaan ini, yaitu sebagai berikut:
1)   Membuat desain pembelajaran Fiqih pada kompetensi dasar tentang Wudhuk.
2)   Simulasi pembelajaran berdasarkan pada desain pembelajaran .
3)   Revisi desain pembelajaran berdasarkan hasil simulasi .
4)    Menyusun instrument .
5)   Membuat pedoman observasi.
6)   Membuat Pedoman wawancara.
b.     Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan perbaikan ini, penulis meminta bantuan teman sejawat yaitu Raudhatul Jannah sebagai pengamat pelaksanaan pembelajaran dengan dibantu penggunaan lembar observasi (terlampir). Fokus yang diamati oleh pengamat dalam pembelajaran ini adalah perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran. Proses pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1)     Kegiatan awal / apersepsi .
2)     Kegiatan inti .
3)     Kegiatan akhir
4)     Penutup
Rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) I dan RPP II ada pada lampiran. Permasalahan yang diperbaiki pada siklus I adalah meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan Card Sort.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru adalah sebagai berikut:
a)     Menyampaikan tujuan dan memotifikasi siswa .
b)     Menyajikan materi tentang Wudhuk.
c)     Mengulang Praktek wudhuk.
d)     Mengkondinasikan siswa, belajar untuk mempraktekkan wudhuk.
e)     Membimbing siswa dalam praktek wudhuk .
f)      Membimbing siswa membuat rangkuman hasil pembahasan pada bukunya masing - masing.
g)     Mengadakan evaluasi akhir
c.      Pengamatan / observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan, guru / peneliti sebagai penyampai materi. Dalam tahap ini juga dikumpulkan data – data. Setiap tindakan yang dilakukan guru dan siswa akan diamati oleh observer yaitu guru dan teman sejawat dengan menggunakan lembar pengamatan.
d.     Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi, wawancara dan jurnal, peneliti melihat bahwa pada pelaksanaan siklus I masih banyak kekurangan, antara lain masih banyak siswa yang pasif. Siswa yang berintelegensi rendah akan mengalami banyak kesulitan memahami tentang metode tahsinul qiraat. Tidak tertutup kemungkinan untuk siswa lainpun akan mengalami hal yang sama, sekalipun tidak seberat mereka yang berintelegensi rendah. Namun sebaliknya, siswa yang berintelegensi tinggi cenderung lebih memperhatikan dan cepat dalam menghafal. Mereka yang berintelegensi tinggi merasa senang kalau menemui sesuatu yang baru dan belum pernah mereka dapatkan.
Untuk itu kekurangan-kekurangan yang ditemui, misalnya pelajaran fiqih ditempatkan pada jam pelajaran terakhir, pada pertemuan yang sudah terlaksana harus diperbaiki atau diatas pada pertemuan-pertemuan berikutnya, termasuk jika pertemuan siklus I masih ada kekurangan harus diperbaiki pada siklus II. Jadi tindakan-tindakan yang dinilai kurang dapat memberikan manfaat terhadap penelitian berikutnya untuk diadakan perbaikan-perbaikan. Akan tetapi, tindakan-tindakan yang sudah memberikan hasil baik, perlu dilakukan kembali dan ditingkatkan pada pembelajaran berikutnya.

2.     Siklus II

Siklus II dilaksanakan satu kali pertemuan denga alokasi waktu 2 x 40 menit dengan tahapan.
a.      Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I,maka perencanaan pada siklus II ini pada dasarnya untuk memperbaiki siklus I. Perbedaannya bahwa pada siklus II materi yang disampaikan tidak sama dengan siklus I. Materi yang disampaikan pada siklus II adalah : Isi kandungan wudhuk.
b.     Pelaksanaan

Tindakan pada siklus II dilalukan sesuai dengan rancangan pembelajaran yang terdapat pada rencana perbaikan pembelajaran (RPP) 2, seperti yang dilakukan pada siklus I, yaitu dengan metode tahsinul qiraat. Proses pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1)     Kegiatan awal / apersepsi .
2)     Kegiatan inti .
3)     Kegiatan akhir
4)     Penutup
Rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) I dan RPP II ada pada lampiran. Permasalahan yang diperbaiki pada siklus 1 adalah meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode tahsinul qiraat. Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru adalah sebagai berikut:
a)     Menyampaikan tujuan dan memotifikasi siswa .
b)     Menyajikan materi wudhuk.
c)     Mengulang materi wudhuk
d)     Mengkondinasikan siswa, belajar untuk memahami dan menghayati wudhuk.
e)     Membimbing siswa dalam mengimplementasikan wudhuk dalam kehidupan sehari - hari.
f)      Membimbing siswa membuat rangkuman hasil pembahasan pada bukunya masing - masing.
g)     Mengadakan evaluasi akhir.
c.      Pengamatan / observasi

Pengamatan dilakukan pada tiap perubahan perilaku yang dialami oleh siswa. Pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan membuat cacatan penting yang dapat dipakai sebagai data penelitian .Pengamatan juga dilakukan terhadap proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman pengamatan (terlampir) .
d.     Refleksi

Dari hasil observasi, wawancara, dan jurnal siklus II, peneliti melakukan koreksi untuk melihat tindakan-tindakan yang kurang mengenai sasaran, kemudian peneliti mengadakan perubahan-perubahan yang perlu agar dapat memberikan hasil yang lebih baik, misalnya perubahan jadwal jam ke 7 – 8 diubah menjadi jam ke 1 – 2 atau 3 – 4. Perubahan lain misalnya jam pelajaran Fiqih tidak setelah pelaksanaan upacara sehingga diharapkan mampu berhasil lebih baik daripada sebelumnya. Apabila masih ada kekurangan, perlu diadakan perbaikan lagi, mengingat keterbatasan waktu, kekurangan itu diperbaiki di luar penelitian ini. Dari hasil pengamatan pada siklus II ternyata sudah banyak siswa yang aktif, mau memperhatikan dan sudah ada peningkatan hasil belajarnya, sehingga sudah tidak lagi menggantungkan jawaban pada kelompoknya. Hal ini sudah memenuhi harapan guru untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan kerja kelompok pada siklus II.
Secara sederhana alur pelaksanaan tindakan kelas disajikan sebagai berikut:[27]








                                                                 
Gambar 3.1
              Alur Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis & Mc. Taggart
Gambar di atas merupakan daur suatu siklus. Siklus akan selalu berulang jika hasil refleksi dari siklus sebelumnya belum menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar siswa, sehingga diperlukan pengulangan siklus untuk memperbaiki pembelajaran agar lebih baik lagi.
4.     Objek Penelitian
Menurut Sugiyono pengertian “Objek penelitian adalah sarana ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal.”[28] Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek penelitian  adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk  mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda.
Objek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SD Negeri 16 Peudada.
5.     Sumber Data
1.     Sumber Data
Sumber data adalah “subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden“.[29] Sedangkan sumber data menurut sifatnya (ditinjau dari tujuan penyelidikan) dapat digolongkan menjadi dua golongan.[30] Sumber primer (sumber-sumber yang memberikan data langsung dari tangan pertama) dan sumber sekunder (sumber yang mengutip dari sumber lain). Dalam buku yang lain disebutkan bahwa sumber data adalah “benda, hal atau tempat peneliti mengamati, membaca, atau bertanya tentang data. Secara umum sumber dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yakni person (orang), paper (kertas atau dokumen), dan place (tempat) yang disingkat 3P.[31] Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan hanyalah person dan paper dengan penjelasan sebagaiberikut:
1)     Person (orang). Sumber data ini adalah orang yang kompeten dalam Efektifitas Penggunaan Media Gambar Dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort yang meliputi; Kepala Sekolah, dan Guru Fiqih  di SD Negeri 16 Peudada.
2)     Paper (kertas atau dokumen). Sumber ini berupa dokumen/arsip sekolah di SD Negeri 16 Peudada.
2.     Data
Data adalah “hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta ataupun angka”.[32] Data dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1)     Data Primer
Adalah “data yang berlangsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik untuk tujuan yang khusus”.[33] Data ini meliputi Penggunaan Media Gambar dalam Materi Wudhu Dengan Penerapan Pembelajaran  Card Sort di SD Negeri 16 Peudada serta data kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian.
2)     Data Sekunder
Adalah “data yang telah dahulu dikumpulkan dengan dilaporkan oleh orang di luar diri peneliti sendiri, walaupun yang telah dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli”.[34] Data ini dapat diperoleh dari sumber-sumber buku, majalah, artikel atau bukti-bukti yang dipandang relevan.
6.     Instrumen Penelitian
Instrumen yang peneliti gunakan untuk menilai tingkat keberhasilan peserta didik adalah :
a.      Instrumen evaluasi
Instrumen evaluasi adalah alat untuk memperoleh hasil yang telah sesuai dengan kenyataan yang dievaluasi. Sedang bentuk evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik adalah soal tertulis sebanyak 10 soal , dimana setiap item yang benar nilai 1 dan salah 0.
Contoh Tabel Model Penilaian Ulangan
No.
Nama Siswa
Skor Perolehan










Rata-rata


b.     Lembar observasi untuk peserta didik.
Lembar observasi adalah lembar pengamatan yang harus diisi oleh observer. Lembar observasi berisi aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan peneliti diantaranya :

1)     Kehadiran peserta didik
2)     Peserta didik aktif bertanya pada guru tentang materi
3)     Peserta didik aktif berusaha menjawab pertanyaan dari guru
4)     Peserta didik berani mengemukakan pendapat/gagasan
Contoh Tabel Lembar Pengamatan
No
Nama Siswa
Kehadiran
Siswa
Bertanya
pada Guru
tentang
materi
Berusaha
menjawab
pertanyaan
guru
Berani
mengemuk
akan
pendapat /
gagasan
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
1









Jumlah Siswa








Jumlah Keaktifan
siswa




Prosentase




Rata-rata prosentase
kelas


7.     Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data teknik yang penulis adalah sebagai berikut:
a.      Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.[35] Metode observasi menggunakan lembar pengamatan ketrampilan proses peserta didik untuk mengamati kegiatan peserta didik yang diharapkan muncul dalam pembelajaran.
Observasi digunakan untuk menilai. Observasi digunakan untuk menilai masing-masing individu meliputi persiapan, kerjasama, prakarsa atau ide dan hasil pembelajaran. Metode pengamatan (observasi), cara pengumpulan datanya terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti.[36] Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung pada masing-masing siklus. Adapun yang menjadi obyek observasi adalah guru sebagai pelaksana rancangan pembelajaran dan peserta didik sebagai sasaran yang dituju pada pelaksanaan penelitian. Sehingga terdapat dua lembar observasi yaitu lembar observasi aktifitas peserta didik dan lembar observasi aktifitas guru (terlampir).
b.     Wawancara

Wawancara bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi. Selain itu, wawancara digunakan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap pembelajaran fiqih dengan pembelajaran dengan metode Card Sort. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun.
c.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen, untuk melengkapi data yang akan diperlukan melalui observasi, dan wawancara. Dokumen merupakan kesimpulan variabel yang berbentuk tulisan maupun foto dan sebagainya.[37] Sumber dokumentasi pada dasarnya merupakan segala bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik resmi maupun yang tidak resmi, seperti untuk mengetahui data nama, foto selama pembelajaran dan nilai hasil ulangan fiqih sebelumnya.
d.     Tes
Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.[38] Metode tes ini peneliti gunakan untuk mengukur hasil belajar yang telah dicapai peserta didik pada pembelajaran fiqih. Tes berbentuk poin-poin pertanyaan tentang materi Surat Al-Maun dengan jumlah soal 10 butir pertanyaan pilihan ganda dan 5 pertanyaan isian. Tes diberikan kepada peserta didik secara individu dan dilakukan setiap siklus dalam penelitian.
8.     Indikator kerja
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan belajar pelaksanaan metode card sort pada mata pelajaran Fiqih di kelas I SD Negeri 16 Peudada. Adapun tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Nilai = × 100%
Keseluruhan data yang dikumpulkan digunakan untuk menilai keberhasilan tindakan dengan indikator keberhasilan yaitu meningkatnya prestasi belajar Fiqih kelas I semester 2 materi pokok wudhuk di SD Negeri 16 Peudada setelah melakukan tindakan dengan menggunakan metode card sort yang ditandai rata-rata nilai hasil kuis lebih dari 7,0. Dan rata-rata siswa yang mendapat nilai tersebut adalah >70 %.
I.      Garis Besar Isi Proposal Skripsi
Garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
Bab satu terdapat pendahuluan meliputi: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penjelasan istilah, kegunaan penelitian, kajian terdahulu.
Bab dua Kajian Teoritis meliputi: Pembelajaran Fiqih, Metode Card Sort, Penggunaan Metode Card Sort untuk meningkatkan Prestasi Belajar mata pelajaran Fiqih.
Bab tiga terdapat metodelogi penelitian meliputi: Lokasi Penelitian, Jenis penelitian, Prosedur Penelitian, Objek Penelitian, Sumber Data, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Indikator kerja.
Bab empat terdapat temuan penelitian meliputi: Temuan Umum Penelitian, Gambaran Umum SD Negeri 16 Peudada, Visi dan Misi SD Negeri 16 Peudada, Organisasi dan Kepemimpinan SD Negeri 16 Peudada, Keadaan Guru dan Murid SD Negeri 16 Peudada, Sarana dan Prasarana SD Negeri 16 Peudada, Temuan Khusus Penelitian penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada, usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada, kendala-kendala guru dalam penggunaan media gambar dalam materi wudhu dengan menggunakan penerapan pembelajaran card sort Pada Siswa Kelas I SD Negeri 16 Peudada.
Bab lima terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran



















J.     DAFTAR PUSTAKA
Abdur Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005.

Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996.

Arif Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: Raja, 1996.

Departemen Pendidikan Nasional,  Kamus Besar Bahasa Indanesia Ed. III, Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda, 2002.

Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008.

Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD, 2004.

Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred) www.sanaky.com. April 2006

Jailani AR, Penggunaan Media dan Sumber Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Lexy J. .Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2005

Melvin, L. Silberman, Aktic Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung: Nusa Media, 2006.

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.

Nazir, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, 1999.

Nasution, Teknologi Pendidikan, Cet. III, Bandung: Jemmars, 2000.

Nana Syoadih Sukmadita, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

            , Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2007.

            , Media Pendidikan, Bandung, Citra Aditya Bakti, 1994.

Poerwadarminta W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago pamulang, Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004.

Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Jakarta: Alfabeta, 2010.

Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2008.

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Winarmo Surachmad, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,             Bandung: Angkasa, 1987

Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: UM Press, 2004.


















               [1] Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: UM Press, 2004), hal. 3.
               [2]Abdur Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 149.
               [3] M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 224.
[4]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal. 266.
[5]E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosda, 2002), hal. 82.
[6]Ibid, hal.82
               [7]Jailani AR, Penggunaan Media dan Sumber Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 145.
               [8]Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 139.
               [9] Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung, Citra Aditya Bakti, 1994), hal. 43.
               [10] Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008), hal. 329.
               [11] Arif Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja, 1996), hal. 28-29.
[12]Departemen Pendidikan Nasional,  Kamus Besar Bahasa Indanesia Ed. III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal 427.
[13]Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago pamulang, (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), hal. 40.
[14]Poerwadarminta W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hal. 769.
[15] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 57.
[16]Sudjana, Metode...,  hal. 81.
               [17] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2007), hal. 48.
               [18] A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 185.
               [19] Hisyam Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2004), hal. 53.
               [20] Melvin, L. Silberman, Aktic Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa
Media, 2006), hal. 9.
               [21] Hartono, Strategi Pembelajaran Active Learning (Suatu Strategi Pembelajaran Berbasis Student Centred) www.sanaky.com. April 2006.
               [22] Masnur Muslih, Melaksanakan PTK itu mudah, Cet. 3, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 8.
               [23] T. Raka J, Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), (Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti, 1998), hal. 5.
               [24] Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Wacana Prima, 2008),
hal. 5.
               [25] Mohammad Asrori, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung:  Wacana Prima 2008), hal. 4.
               [26] Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 66.
[27]Suharsimi Arikunto, et. all., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hal. 16.
               [28] Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfabeta, 2010), hal. 13.
               [29] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktiek, edisi Revisi VI, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.129.
               [30]Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik, edisi VII, (Bandung: Tersito, 1980), hal. 134.
               [31] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Cet. II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 116.
               [32] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 99.
               [33]Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian..., hal. 163.
               [34]Ibid., hal. 163.
               [35] M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1988), hal. 193.
               [36] Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 158.
               [37]Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1991), hal. 129.
               [38] Margono, Metodologi....., hal. 170.