Fungsi Pelaksanaan Pendidikan bagi Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam
A. Fungsi
Pelaksanaan Pendidikan bagi Anak Usia Dini dalam Perspektif
Pendidikan Islam
Pendidikan
anak Usia dini merupakan salah satu bentuk pendidikan yang utama dimasa golden
age peran pendidikan PAUD dirasa sangat penting dalam masa
pertumbuhan seorang anak dalam tingkat dasar. Sehingga, anak dapat
mempersiapkan diri dalam memasuki jenjang pendidikan yang selanjutnya Menurut
Widarni D Wijana fungsi pendidikan anak
usia dini yang utama adalah sebagi berikut[1]:
1) Fungsi Adaptasi
Berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri
dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam
dirinya sendiri. Dengan anak berada di lembaga pendidikan anak usia dini,
pendidik membantu mereka beradaptasi dari lingkungan rumah ke lingkungan
sekolah. Anak juga belajar mengenali dirinya sendiri.
2) Fungsi Sosialisasi
Berperan dalam membantu agar anak memiliki
ketrampilan-ketrampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan
sehari-hari dimana ia berada. Di lembaga pandidikan anak usia dini anak akan
bertamu dengan teman sebaya lainnya. Mereka dapat bersosialisasi, memiliki
banyak teman dan mengenali sifat-sifat temannya.
3)
Fungsi
Pengembangan
Di lembaga pendidikan anak usia dini ini
diharapkan dapat pengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Setiap unsur
potensi yang dimiliki anak menumbuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat
menumbuh kembangkan potensi tersebut ke arah perkembangan yang optimal sehingga
menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun lingkungan.
4) Fungsi Bermain
Berkaitan dengan kesempatan pada anak untuk
bermain, karena pada hakikatnya bermaian merupakan hak anak sepanjang rentang
kehidupannya. Anak akan mengeksplorasi dunianya serta membangun pengetahuanya
sendiri. Melalui bermain anak dapat berlatih, meningkatkan cara berfikir dan
mengembangkan kreativitas. Dalam bermain maka mainan sangat penting bagi pembelajaran
anak, terutama jika anak dapat berkreasi dengan mainan itu, tidak ada keharusan
mengikuti instruksi pembuatnya.
Dengan memahami arti bermain bagi anak, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa bermain suatu kebutuhan bagi anak. Dengan
merancang pembelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, maka anak
belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangan.
Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia
dini yang harus diperhatikan, dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, Untuk mengembangkan seluruh kemampuan
yang dimiliki anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Contoh: menyiapkan
media pembelajaran yang banyak sesuai dengan kebutuhan dan minat anak; Kedua, Mengenalkan anak dengan dunia
sekitar. Contoh: field tripke Taman Safari, selain dapat mengenal
bermacam-macam hewan ciptaan Allah juga dapat mengenal berbagai macam tumbuhan
dan hewan serta mengenal perbedaan udara panas dan dingin; Ketiga, Mengembangkan sosialisasi anak.
Contoh: bermain bersama teman, melalui bermain maka anak dapat berinteraksi dan
berkomunikasi sehingga proses sosialisasi anak dapat berkembang; Keempat, Mengenalkan peraturan dan
menanamkan disiplin pada anak. Contoh: mengikuti peraturan atau tata cara
upacara bendera, dapat menanamkan peraturan dan mengenal arti penghormatan kepada
pahlawan perjuangan bangsa;Kelima, Memberikan kesempatan pada anak
untuk menikmati masa bermainnya. Contoh: bermain bebas sesuai dengan minat dan
keinginan anak.[2]
Fungsi lainnya yang perlu diperhatikan, yakni penyiapan
bahan perumusan kebijakan dibidang pendidikan anak usia dini; penyiapan bahan
perumusan standar, kriteria, pedoman, dan prosedur dibidang pendidikan anak
usia dini; pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang pendidikan anak
usia dini; pelaksanaan pemberdayaan peran serta masyarakat dibidang pendidikan
anak usia dini; pelaksanaan urusan ketatausahaan Direktorat.
Selain itu, fungsi PAUD lainnya
yang penting diperhatikan, adalah:
Pertama, Sebagai upaya pemberian stimulus
pengembangan potensi fisik, jasmani, dan indrawi melalui metode yang dapat
memberikan dorongan perkembangan fisik/motorik dan fungsi inderawi anak; Kedua, Memberikan stimulus pengembangan
motivasi, hasrat, dorongan dan emosi kearah yang benar dan sejalan dengan
tuntutan agama[3];
Stimulus
pengembangan fungsi akal dengan mengoptimalkan daya kognisi dan kapasitas
mental anak melalui metode yang dapat mengintegrasikan pembelajaran agama
dengan upaya mendorong kemampuan kognitif anak.
[3]Multazam, Makalah Konsep-Dasar Pendidikan
Anak, diakses Tanggal 05 November 2017 dari http://multazam-einstein.blogspot.co.id