Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
A.
Materi
Persamaan dan Pertidaksamaan Linear
1.
Persamaan
Linear
Persamaan linear disebut juga dengan persamaan garis
lurus, karena grafik dari himpunan penyelesaiannya merupakan garis lurus.
Contoh 1:
x dan y disebut sebagai variabel dimana x dan y berpangkat 1.
Contoh di atas merupakan
kalimat terbuka belum dapat ditentukan benar atau salah nya jika variabel x dan
y belum diganti dengan lambang bilangan real (nyata).
a. Persamaan Linear dengan Dua Variabel
Persamaan linear dengan dua variabel merupakan salah
satu dari jenis persamaan linear yang memiliki dua buah variabel, atau suatu
persamaan yang penyelesaiannya terdiri dari dua pengganti yang memenuhi kalimat
itu menjadi benar dan grafik penyelesaiannya membentuk garis lurus.
Variabel atau peubah adalah lambang yang dapat diganti.
Dalam menentukan pengganti, penyelesaian atuapun himpunan penyelesaian suatu
persamaan senantiasa tidak bisa lepas dari pembahasan kesamaan dan
sifat-sifatnya. Himpunan penyelesaian suatu persamaan dapat ditentukan dengan
sifat-sifat yang terdapat pada kesamaan, yaitu :
a.
Jika suatu persamaan kedua ruasnya masing-masing
ditambah atau dikurangi dengan bilangan
yang sama, maka penyelesaiannya tidak berubah.
b.
Jika suatu persamaan kedua ruasnya masing-masing
dikalikan dengan bilangan positif yang sama, maka penyelesaiannya tidak
berubah.
c.
Jika suatu persamaan kedua ruasnya masing-masing
dikalikan atau dibagikan dengan bilangan negatif yang sama, maka
penyelesaiannya tidak berubah.
b.
Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear Dengan Dua Variabel
Himpunan penyelesaian suatu persamaan linear dengan dua
variabel dinamakan penyelesaian persamaan tersebut. Mencari penyelesaiannya sama artinya dengan
mencari nilai (x,y) yang memenuhi persamaan tersebut sehingga menjadi benar, jika tidak ada
ketentuan- ketentuan yang diberikan tentang variabel-variabel itu dianggap pada
himpunan bilangan real.
Dalam proses penyelesaian suatu persamaan dengan dua
variabel, senantiasa tidak terlepas dari pembahasan kesamaan dan sifat-sifat
pada kesamaan yang sudah disebut di atas.
Kemudian untuk menyelesaikan suatu persamaan kita harus
mendapatkan persamaan yang ekwivalen yang paling sederhana. Untuk mengerjakan
hal tersebut diusahakan agar variabel-variabel terletak pada suatu ruas (
biasanya ruas kiri), dan konstanta-konstanta pada ruas yang lain, dengan jalan
menambah kedua ruas persamaan yang diketahui dengan lawan suku-suku yang
bersesuaian.
Ada tiga cara untuk menentukan himpunan
penyelesaian dari persamaan linear dengan dua variabel, yaitu [1]:
a.
- Tetapkan
dahulu nilai awal dari salah satu peubah x atau peubah y sehinga bentuk dari
persamaan linear dengan dua peubah itu berubah menjadi bentuk persamaan linera
dengan satu peubah.
-
Gunakan
langkah-langkah penyelesaian dari persamaan linear dengan satu peubah
b.
Dengan
tabel
c.
Penyelesaian
pada grafik
Bentuk himpunan penyelesaian pada grafik ini dapat
digambarkan dengan terlebih dahulu mencari dua buah titik potong masing-masing
pada sumbu x dan titik potong pada sumbu y.
Dibawah ini diberikan contoh 1 yang penyelesaiannya
dilakukan dengan ketiga cara di atas.
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
(contoh 1)

Cara a:
Langkah awal: terlebih dahulu ditetapkan nilai penganti
dari x adalah (-2,-1,0,1,2,). Maka diperoleh persamaan linear dengan satu
peubah, selanjutnya diselesaikan dengan langkah kedua yaitu mencari nilai
pengganti y untuk nilai-nilai x yang
sudah ditetapkan.
Untuk x = -2 untuk
x = -1








Untuk x = 0 untuk
x = 1




untuk x = 2
y = 12 + 2






sehingga diperoleh himpunan penyelesaiannya adalah:
{ (-2,8), (-1,10), (0,12), (1,14), (2,16) }
Cara b
Sebenarnya dengan cara tabel ini tidak jauh beda
dengan cara a di atas karena pada
perinsipnya sama-sama terlebih dahulu dengan menentukan nilai penganti salah
satu dari variabelnya. Hanya saja disusun dalam bentuk tabel.
Persamaan di atas
dapat kita robah ke dalam bentuk : y =
2x + 12.
X
|
-2
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
2x
|
-4
|
-2
|
0
|
2
|
4
|
12
|
12
|
12
|
12
|
12
|
12
|
Y
|
8
|
10
|
12
|
14
|
16
|
(x,y)
|
(-2,8)
|
(-1,10)
|
(0,12)
|
(1,14)
|
(2,16)
|
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah:
{(-2, 8), (-1, 10), (0,12), (
1,14 ), (2,16)
Cara c
Himpunan
penyelesaian pada contoh di atas dapat kita gambarkan dalam bentuk grafik garis
lurus, karena grafik himpunan penyelesaian dari persamaan linear dengan dua
variabel merupakan garis lurus. Untuk mengambarkannya terlebih dahulu kita cari
dua buah titik yang dilalui oleh persamaan garis lurus tersebut. Namun kedua
titik tersebut sebaiknya satu titik terletak pada sumbu x dan titik yang lain
terletak di sumbu y.
Titik potong yang terletak di sumbu x dapat diperoleh
untuk nilai y = 0, maka y = 2x + 12
0 = 2x + 12
2x = -12
x = 

x = -6
Jadi titik potong denga sumbu x adalah ( -6, 0 )
Titik potong
yang terletak di sumbu y dapat diperoleh untuk nilai x = 0, maka y = 2x + 12
y = 2 (0) + 12
y = 0 + 12
y = 12
Jadi titik potong dengan titik yang adalah
(0,12). Sehingga dapat kita gambarkan grafiknya pada sistem
koordinat cartesius.

13
12
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
(-6,0) 1
-8
- -7 –6 –5 –4 –3 –2 –1 0 x
gambar (2.1)
2.
Pertidaksamaan
Linear dengan dua variabel
Kalau kita perhatikan bahwa sebelum siswa diberikan
materi pertidaksamaan, selalu didahului oleh materi persamaan. Hal ini menunjukkan bahwa keterkaitan dan
keterhubungan yang sangat erat antara persamaan dan pertidaksamaan. Pertidaksamaan
adalah kalimat terbuka dimana ruas kiri dan ruas kanan dihubungkan oleh salah
satu tanda dari : “
“, “>”,
“
”, “<”
atau “
” disebut
pertidaksamaan.



Dalam tahap penyelesaian soal
pertidak samaan linear dengan dua variabel perlu diketahui sifat-sifat yang
berlaku, yaitu:
a. Jika suatu
pertidaksamaan kedua ruasnya masing-masing ditambah atau dikurangi dengan
bilangan yang sama, maka penyelesaiannya
tidak berubah.
b. Jika suatu
pertidaksamaan kedua ruasnya masing-masing dikalikan dengan bilangan positif
yang sama, maka penyelesaiannya tidak berubah.
c. Jika suatu
pertidaksamaan kedua ruasnya masing-masing dikalikan atau dibagikan dengan
bilangan negatif yang sama, maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah
dari tanda pertidaksamaannya dibalik.
a. Penyelesaian
Pertidaksamaan Linear dengan Dua
Variabel
Penyelesaian
pertidaksamaan linear dengan dua variabel adalah penganti suatu variabel yang
membuat pertidaksamaan tersebut menjadi benar. Sedangkan himpunan semua
penyelesaian dari pertidaksamaan linear dengan dua variabel tersebut adalah
himpunan penyelesaiannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal di bawah
ini:
Contoh 1:
Tentukan himpunan penyelesaian
dari pertidak
samaan y
2x + 5, x , y 



Untuk menyelesaikan
pertidaksamaan di atas, bentuknya terlebih dahulu kita ubah menjadi suatu persamaan,
sehingga menjadi y = 2x + 5.
Jawab y = 2x + 5,
Kita tentukan nilai x adalah ( -2,-1,0,1,2 )
penyelesaiannya pada tabel adalah:
x
|
-2
|
-1
|
0
|
1
|
2
|
2x
|
-4
|
-2
|
0
|
2
|
4
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
5
|
y
|
1
|
3
|
5
|
7
|
9
|
(x,y)
|
(-2,1)
|
(-1,3)
|
(0,5)
|
(1,7)
|
(2,9)
|
Dari tabel di atas dapat himpunan penyelesaiannya adalah
{ (-2,1), (-1,3), (0,5), (1,7), (2,9) }.
Dari himpunan penyelesaian di atas dapat kita gambarkan
grafiknya dengan memberi noktah-noktah sesuai dengan titik yang ada pada
himpunan penyelesaian tersebut, lalu hubungkan semua titik sehingga membentuk
sebuah garis lurus, hal ini kita lakukan karena himpunan penyelesaiannya pada
bilangan real.
y

6 y = 2x + 5
5 (0,5)
4
3
2
1
(-2


Gambar (2.2)
Pada grafik di atas himpunan penyelesaian masih memenuhi
untuk persamaan y = 2x + 5, sedangkan untuk grafik himpunan penyelesaian dari
bentuk pertidaksamaan y
2x + 5 dapat kita
lihat keterangan selanjutnya.

b. Penyelesaian Pertidaksamaan
Linear dengan Dua Variabel pada Grafik
Himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear dengan dua
variabel pada grafik dapat kita gambarkan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Tentukan
titik potong pertidaksamaan itu dengan sumbu y, seperti pada langkah-langkah
metoda grafik dari penyelesaian persamaan linear.
2.
Lukislah
titik potong itu pada sistim koordinat Kartesius, lalu hubungkan kedua titik
potong itu hingga membentuk sebuah garis lurus kemudian untuk menentukan daerah
penyelesaiannya pada grafik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.
Cara
pengujian satu titik
b.
Dengan pedoman mengarsir
Untuk menentukan daerah penyelesaian suatu
pertidaksamaan linear dapat juga kita lakukan dengan pedoman mengarsir seperti
dibawah ini.
Persamaan garis ax + by = c
|
||
a (koefisien x)
|
Tanda pertidak samaan
|
Daerah yang diarsir
|
> 0
> 0
< 0
< 0
|
> atau
![]()
< atau
![]()
> atau
![]()
< atau
![]() |
Sebelah kanan garis
Sebelah kiri garis
Sebelah kiri garis
Sebelah kanan garis
|
Pada contoh y
2x + 5, tentukan daerah penyelesaiannya pada
grafik.

Jawab:
Persamaan
garisnya adalah y = 2x + 5
titik potong dengan
sumbu x,
y = 0 maka 2x + 5 = 0
2x = -5
x = -2,5 titik potongnya (-2,5 , 0)
titik potong dengan sumbu y , x =
0 maka 2 (0) + 5 = y, y = 5 titik
potongnya (0,5) selanjutnya ditentukan daerah penyelesaiannya.





y

7
6
y
2x + 5 5
( 0, 5 )

4
3
2
1
x
-3 -2 -1
( -2,5 , 0 )
Gambar (2.3)
c. Metode Penyajian Materi Pertidaksamaan
Linear Dengan Dua Variabel
Dalam mengajarkan pokok bahasan yang diberikan kepada siswa pada proses belajar
mengajar guru harus menguasai materi yang
akan diajarkan agar siswa dapat menerima pelajaran secara efektif.
Kemampuan pengajar menguasai materi dalam menyampaikan matematika kepada anak
didik sangat berpengaruh untuk keberhasilan proses belajar mengajar.
Namun ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
pengajaran matematika. Langkah-langkah ini dilakukan agar pengajaran yang disajikan lebih terstruktur. Sehingga semua
kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara maksimal.
Adapun langkah-langkah yang dimaksud adalah:
a.
Pendahuluan
1.
Introduksi,
yaitu untuk memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan pengajaran baru
yang akan disajikan.
2.
Motivasi,
yaitu untuk membangkitkan minat dan perhatian siswa (motivasi dapat dilakukan
sejak awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar.
3. Revisi, adalah suatu
kegiatan untuk membenahi secara singkat ide-ide lama, termasuk kegiatan
membahas kokurikuler (PR).
4. Apersepsi, yaitu
suatu kegiatan untuk membenahi ataupun penyegaran ide-ide yang sudah dipelajari
yang mendukung pelajaran yang akan diajarkan.
b. Pengembangan dan
Penerapan.
Pengembangan dan penerapan
merupakan kegiatan yang saling berkaitan
yaitu kegiatan penyajian guru dan kegiatan siswa. Kegiatan tersebut merupakan
pengembangan, penerapan, pelatihan dan penanaman konsep-konsep baru, penggunaan
lembar peraga atau chart sangat bermanfaat antara lain sebagai motivasi,
penggunaan waktu yang efektif dan mempermudah siswa memahami suatu konsep.
Penguatan, kegiatan dan
dorongan belajar yang bervariasi sangat
bermanfaat pada diri siswa terutama siswa yang
kurang berhasil.
Penyajian pelajaran oleh guru
sedapat mungkin tidak dilakukan terus menerus, tetapi lebih baik setahap demi
setahap, sehingga siswa mendapat kesempatan untuk memahami seluruh konsep yang
disajikan guru.
Dengan demikian diharapkan
kepada guru agar dapat menyampaikan materi pelajaran secara baik dan diiringi
pula dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan. Karena dengan pemilihan metode yang benar akan mempengaruhi
keberhasilan proses belajar mengajar.
Dalam penyajian pokok bahasan
pertidaksamaan linear dengan dua variabel dapat digunakan berbagai metode,
yakni: metode ceramah, metode tanya jawab, pemberian tugas dan ekspositori.
Adapun metode-metode tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.
Metode
ceramah
Metode ceramah merupakan
metode penyampaian serangkaian keterangan atau informasi tentang suatu hal
secara lisan. Dalam metode ini penyampaian informasinya secara searah, artinya
guru selaku penyampai informasi dan siswa sebagai pendengar atau penerima
informasi. Metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan dalam proses
belajar mengajar dan juga sering menjadi sasaran kritikan.
Seorang guru yang
menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar harus
mempersiapkan langkah-langkah sebagai berikut:[2]
a. Rumusan tujuan yang akan dipelajari oleh siswa
b. Setelah
menetapkan tujuan, hendaklah diselidiki apakah metode ceramah benar benar merupakan metode yang sangat tepat pada
tempatnya.
c. Susunan bahan ceramah
benar-benar yang perlu diceramahkan.
d. Tanggaplah perhatian
siswa dan arahkan pokok yang diceramahkan.
e. Usahakan menanamkan
pengertian yang jelas.
f. Adakan rencana penilaian,
tekhnik evaluasi yang wajar digunakan
untuk mengetahui tercapai tidaknya khusus itu ditetapkan.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode
ceramah adalah:
1. Kelebihan metode ceramah
- Mudah
dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan
dengan seorang guru yang menghadapi
banyak peserta didik.
- Mudah
dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan waktu,
karakteristik peserta didik tertentu, pokok permasalahan dan keterbatasan
peralatan dan serta dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap
ketidaktersediaan bahan-bahan tertulis.
- Meningkatkan
daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari sumber lain.
- Memperoleh
penguatan bagi guru dan peserta didik yaitu guru memperoleh penghargaan,
kepuasan dan sikap percaya diri dari peserta didik atas perhatian yang
ditunjukkan peserta didik dan peserta didikpun merasa senang dan
menghargai guru bila ceramah meninggalkan yang berbobot.
- Ceramah
memberikan wawasan yang luas dari
pada sumber lain karena guru dapart menjelaskan topik dengan
mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
2. Kekurangan metode
ceramah
- Dapat
menimbulkan kejenuhan kepada peserta didik apalagi bila guru kurang dapat
mengorganisasikannya.
- Menimbulkan
verbalisme pada peserta didik.
- Materi
ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
- Merugikan
peserta didik yang lemah dalam keterampilan mendengarkan.
- Menjejali
peserta didik dengan konsep yang belum tentu diingat terus.
- Informasi
yang disampaikan mudah usang dan ketinggalan jaman.
- Tidak
merangsang perkembangan kreativitas peserta
didik.
- Terjadi proses satu arah yaitu dari
guru kepada peserta didik.[3]
Maka diharapkan kepada guru
dalam menjelaskan pelajaran harus mengguanakan bahasa yang sederhana, jelas dan
mudah dimengerti secara komunikatif. Ucapan hendaknya terdengar jelas, lengkap,
tertentu dan dengan intonasi yang tepat. Bahan disiapkan dengan sistematis
mengarah tujuan, serta penampilan hendaknya menarik, diselingi dengan gerak dan
humor sehat, kemudian adakan variasi atau selingan dengan metode lain, misalnya
tanya jawab.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah
metode yang penyampaian informasinya
berlangsung secara tanya jawab. Metode ini cocok digunakan bila guru ingin
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam bidang matematika, sehingga guru
tahu apa yang harus diperbuat. Metode ini menuntut siswa agar lebih aktif baik
menjawab pertanyaan maupun didalam bertanya. Bagi guru metode ini juga menjadi
tantangan untuk banyak membaca agar tidak ketinggalan informasi dengan siswa.
Metode tanya jawab biasanya digunakan pada saat proses belajar mengajar dan
pada saat menyelesaikan masalah. Guru harus dapat menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang tepat untuk mendapatkan jawaban siswa yang diinginkan, pertanyaan harus jelas dan
terarah. Siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab dan bertanya.
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam
proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau "two way
traffic" dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru
agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau peserta
didik.
Adapun kelebihan dan
kekurangan metode tanya jawab adalah:
1. Kelebihan metode
tanya jawab
- Dapat
menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
- Mengetahui
kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab
dan dari jawaban-jawaban serta dari tanggapan-tanggapan yang
dilontarkannya secara kontinyu
- Lebih
merangsang peserta didik untuk
mendaya gunakan daya pikir dan daya nalarnya.
- Menumbuhkan keberanian dalam mengemukakan jawaban.
- Pembuka jalan bagi proses belajar yang lain.
2.
Kekurangan
metode tanya jawab
- Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada peserta didik, sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab maupun bertanya.
- Peserta didik yang tidak aktif tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara mental.
- Menimbulkan
rasa gugup pada peserta didik yang
tidak memiliki keberanian menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).
- Dapat
membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaan.[5]
3.
Metode
pemberian tugas
Metode pemberian tugas merupakan metode mengajar
yang efektif untuk membantu siswa dalam
menyelesaikan soal-soal baik berupa pekerjaan sekolah maupun pekerjaan rumah.
Dalam metode ini siswa dituntut untuk lebih aktif lagi dalam memecahkan
persoalan, baik tugas perorangan maupun tugas kelompok. Melalui metode ini
diharapkan siswa sepenuhnya terlibat untuk melatih mengolah kembali materi
pelajaran, membuat langkah-langkah penyelesaian persoalan dengan tepat. Untuk
memperoleh pengetahuan, secara melaksanakan tugas akan memperluas dan
memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa melalui kegiatan-kegiatan disekolah.
Penggunaan ini lebih banyak waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan
latihan atau tugas yang diberikan. Guru harus lebih jeli dan
telaten dalam membimbing siswa selama proses belajar mengajar.
Metode pemberian tugas atau penguasaan diartikan sebagai
suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di
sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok.
Tujuan dari penggunaan metode pemberian tugas adalah
untuk merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun
kelompok.
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pemberian tugas
adalah sebagai berikut:
1.
Kelebihan
metode pemberian tugas
- Membuat peserta didik aktif belajar.
- Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
- Mengembangkan kemandirian peserta didik.
- Lebih menyakitkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang dipelajari.
- Membina
kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan
komunikasi.
- Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat melakukan dengan bervariasi.
- Membina
tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
- Mengembangkan
kreativitas peserta didik
2. Kekurangan metode pemberian tugas
- Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikenakan orang lain.
- Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta didik.
- Tugas yang monoton dapat membosankan peserta didik.
- Tugas yang banyak dan sering dapat membuat beban dan keluhan peserta didik.
- Tugas kelompok dikerjakan oleh orang tertentu atau peserta didik yang rajin dan pintar.[6]
4. Metode Ekspositori
Metode ekspositori merupakan
suatu metode mengajar yang menggunakan
kombinasi dari metode-metode lain, namun dengan
penggunaan metode ini kita dapat memanfaatkan tenaga siswa yang lebih menguasai materi pelajaran untuk
memberikan bantuan kepada teman-temannya disamping kita juga membimbing siswa
yang mengalami kesulitan dalam
memecahkan persoalan. Bantuan ini kita berikan pada saat langkah penerapan
dimana guru memberikan soal-soal yang
berkaitan dengan materi yang
telah dijelaskan. Sudah barang tentu dalam penerapan kita sering juga
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa yang relatif dapat dijawab.
Selanjutnya untuk lebih terpacunya bagi anak yang terlebih dahulu memahami materi, dapat kita
berikan soal yang khusus atau soal
yang lebih pula kepadanya sehingga dia
tidak merasa bosan, dalam hal ini juga kita melakukan bimbingan bila siswa
tersebut mendapat kesulitan.
Adapun kelebihan dan
kekurangan metode ekspositori adalah:
a. Kelebihan metode ekspositori
- Dalam satu pokok bahasan dapat digabungkan beberapa metode dalam proses belajar mengajar.
- Guru lebih kreatif dalam mencocokkan metode apa yang harus digabungkan dalam suatu pokok bahasan
b.
Kekurangan
metode ekspositori
- Setiap metode yang telah dirancang oleh seorang guru pada suatu pokok bahasan belum bisa digunakan pada pokok bahasan selanjutnya.
- membutuhkan waktu yang lama dalam menyusun sistem metode yang akan dipakai dalam suatu pokok bahasan.[7]
Sehingga dengan penggunaan
metode ini diharapkan semua siswa dapat belajar dengan efektif dan menyeluruh.
Selanjutnya guru harus mampu
mengevaluasi keberhasilan belajar siswa, karena evaluasi dapat memberikan
motivasi bagi guru maupun siswa. Dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan
belajar siswa dan perbaikan pada waktu selanjutnya.
Kegiatan siswa merupakan
kegiatan penerapan dan latihan minimal 60% dari seluruh alokasi waktu yang
tersedia. Kegiatan penyajian guru maksimal 40% dari seluruh alokasi waktu
dengan catatan bahwa kegiatan guru harus melibatkan siswa secara aktif.
[1] Sukino, Wilson S, Matematika SLTP 2 B, (Erlangga Jakarta,
1996), hal 21
[2]Mulyadi Sumantri, Johar Permana, Strategi Belajar Mengajar, (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1998/ 1999) hal 20
[3]Ibid, hal 21
[4]Ibid, hal 22
[5]Ibid, hal 24
[6]Ibid, hal 34
[7]Ibid., hal. 45.