Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam sejarah nabi Ishak


B A B I
P E N D A H U L U A N


A. Latar Belakang Masalah
            Islam merupakan agama yang mempunyai sistem hidup yang lengkap dalam semua kegiatan dan tidak melepaskan diri dari peraturan-peraturannya itu. Islam adalah agama yang menuntun pemeluknya kepada kebahagiaan, baik hidup didunia maupun hidup di akhirat kelak.
            Beriman kepada Nabi dan Rasul yaitu meyakini bahwa Nabi dan Rasul benar-benar diangkat oleh Allah SWT untuk membimbing manusia kearah jalan hidup yang baik yang di ridhai oleh Allah SWT. Islam mengajar ummatnya  bahwa Allah   menyampaikan wahyunya melalui malaikat kepada Nabi dan Rasul. Nabi ialah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu untuk kegunaan dirinya dan ummatnya saja.[1]
            Nabi dan Rasul merupakan manusia biasa. Islam menghendaki penganutnya untuk mempercayai setiap Nabi dan Rasul ini dan tidak membedakan mereka antara satu dengan yang lain. Rasul juga merupakan seorang laki-laki yang dipilih untuk menerima wahyu untuk dirinya dan disampaikan kepada orang lain. Dalam riwayat disebutkan terdapat 313 orang telah dipilih sebagai Rasul sejak bermulanya penciptaan manusia. Manakala bilangan Nabi pula adalah 124.000 orang (termasuk Rasul). Terdapat lebih kurang 25 Rasul yang dinyatakan dalam Al-qur’an. Diantara 25 Rasul tersebut terdapat 5 orang Rasul yang mendapat gelar ulul azmi. Ulul azmi adalah gelar yang diberikan kepada Rasul Allah yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menyampaikan risalahnya.
Diantara tujuan diutusnya Nabi dan Rasul oleh Allah SWT adalah untuk memperkenalkan kepada manusia Allah SWT sebagai pencipta alam ini. Dengan adanya Nabi dan Rasul manusia akan kenal dengan tepat siapa Tuhan yang sebenarnya, serta paham pula kewajiban-kewajiban yang perlu ditunaikan sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Jika seseorang yang diciptakan Allah tidak kenal siapa Tuhannya yang sebenarnya dan tidak mengakui keagungan dengan jalan yang sebenarnya, niscaya sesatlah dirinya dan segala amal kebajikan yang dilaksanakannya tiada nilai disisi Allah.  
            Syari’at islam yang terkandung didalam Al-qur’an dan sunnah rasulullah s.a.w. merupakan syari’at yang paling lengkap dan memiliki nilai-nilai pendidikan yang yang sangat tinggi yang sangat bermanfa’at bagi kita semuanya. Diantaranya nilai-nilai pendidikan yang terdpat didalam Al-qur’an adalah dari kisah dalam perjalanan nabi Ishak. Allah berfirman didalam Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 133;
أم كنتم شهداء إذ حضر يعقوب الموت إد قال لبنيه ماتعبدون من بهدي قالوا نهبدو إلهك وإله أبئك إبراهيم وإسماعيل وإسحاق إلها واحدا و نحن له مسلمون (البقرة : ١٣٣ )

Artinya: Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia Berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan kami Hanya tunduk patuh kepada-Nya                   (Qs. Al-Baqarah : 133)


            Dalam ayat di atas sangat jelas kita lihat tentang nilai pendidikan tentang ketauhidan yang di tanamkan kepada generasi setelahnya, agar mereka menjadi hamba Allah yang ta’at terhadap perintahnya dan beribadah kepadanya.
            Didalam ayat yang lain  surat Al-an’am ayat 84 Allah menjalaskan;
ووهبنا له إسحاق ويعقوب كلا هدينا ونوحا هدينامن قبل ومن ذريته داوود وسليمان وأيوب ويوسف وموسى وهارون وكذلك نجزي الحسنين (الأنعام :٨٤ )

Artinya :  Dan kami Telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. kepada keduanya masing-masing Telah kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) Telah kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al- An’am: 84)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan tentang nilai pendidikan tentang pentingnya berbuat kebajikan kepada sesama. Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.
            Dalam ayat yang lain surat Huud ayat 71 Allah juga berfirman:

وامرأته قأئمة فضحكت فبشرناها بإسحاق ومن وراء إسحاق يعوب (هود : ٧١ )

Artinya: Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub (Qs. Huud: 71).

Pada ayat diatas dapat kita lihat bahwa terdapat nilai-nilai pendidikan secara psikologis yaitu orang tua ishak merasa bahagia dan tersenyum dengan kelahiran anaknya ishak yang selalu dinantikan dan diharapkannya. Ini menandakan bahwa setiap manusia akan merasa senang dengan kelahiran anak-anak ditengah-tengah keluarga sebagai penyambung generasi dari keluarganya. Oleh karena itu seorang anak harus di didik dengan pendidikan yang baik agar menjadi generasi yang di harapkan kedepannya.
 Nabi Ishaq adalah anak Ibrahim dari istrinya Sarah. Berita kelahirannya dibawa oleh malaikat kepada Nabi Ibrahim dan Sarah, ketika dia melewati mereka
dalam perjalanan ke kota peninggalan kaum Luth untuk menghancurkannya
akibat kekufuran dan keonaran mereka. Dalam Alquran, Allah menjuluki
Nabi Ishak sebagai "seorang anak yang arif dan bijak." Dia diutus Allah
sebagai nabi mengajak manusia berbuat kebaikan. Dari keturunannyalah
muncul Nabi Yakub.
Kondisi kita hari ini, ditengah pendidikan yang maju, ilmu pengetahuan modern semakin pesat. Informasi begitu mudah kita akses dimana-mana. Disamping itu juga lembaga pendidikan yang sangat banyak tersebar dimana-mana. Para guru banyak sekali yang mengajarkan kita dimana-mana. Ditengah kondisi yang seperti ini ternyata generasi penerus banyak yang terjerembab kedalam hal-hal yang tidak diharapkan yang dapat merusak akhlaq. Banyak banyak dari para guru mengeluh tentang kondidsi anak didik yang jauh dari akhlaq yang terpuji.
Dari kisah perjalanan nabi ishak diatas penulis akan mencoba mengkaji nilai-nilai pendidikan yang dapat kita ambil untuk menjadi pedoman bagi kita tentang cara mendidik generasi  kita dimasa yang akan datang agar menjadi generasi yang diharapkan oleh agama bangsa dan Negara.
B. Rumusan Masalah
            Adapun yang menjadi ruusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.  Bagaimana sejarah Nabi Ishak ?
2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan apa yang terkandung dalam sejarah nabi   Ishak?
3. Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan tersebut dalam mendidik generasi muda sekarang?
C. Tujuan Pembahasan
            Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan skripsi ini   adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui  sejarah Nabi Ishak !
2.     Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan apa yang terkandung dalam sejarah Nabi  ishak  !
3.     Untuk mengetahui Bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai pendidikan tersebut dalam mendidik generasi muda sekarang !
D. Kegunaan Pembahasan
      Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah
               Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai nilai – nilai pendidikan yang terkandung dalam sejarah Nabi Ishak. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
               Sedangkan secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan nilai – nilai pendidikan yang terkandung dalam sejarah Nabi Ishak ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan islam..
E. Penjelasan Istilah
            Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: Nilai,  Pendidikan, Sejarah dan Nabi Ishak.
  1. Nilai
               Daryanto,SS, dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia mengartikan kata Nilai adalah “ Harga, ukuran, angka yang mewakili prestasi, sifat-sifat penting yang berguna bagi manusia, dalam menjalani hidupnya.”[2]
               Dalam buku “Mengartikulasikan Pendidikan Nilai” disebutkan bahwa: “ Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan[3]
               Menurut Poerwadarminta, nilai adalah “Harga atau sifat-sifat (halaman-halaman) yang sangat berharga bagi manusia, karena ia dapat membawa kebahagian hidup dunia dan akhirat.[4]
               Nilai yang penulis maksudkan dalam judul proposal ini adalah segala tindakan atau perbuatan yang mempunyai ukuran dan harga tersendiri dalam menjalani kehidupannya.
  1. Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya ”Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik.”[5]
            Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku ”Filsafat Pendidikan” mengemukakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.”[6]
            Dari pengertian di atas maka yang penulis maksudkan dengan pendidikan adalah suatu usaha membimbing dan membina pribadi muslim baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia.
            Jadi, yang dimaksud dengan Nilai-nilai Pendidikanadalah nilai-nilai yang terkandung dalam usaha membimbing dan membina pribadi muslim baik jasmani ataupun rohani menuju terbentuknya akhlak yang mulia
2. Sejarah
            Desi Anwar dalam Kamus lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan yang dimaksud dengan “Sejarah” adalah silsilah, asal-usul keturunan, kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau, riwayat.”[7]
Ibnu Hisyam Dalam kitabnya “ Sirah Nabawiyah” menjelaskan bahwa sejarah adalah proses gerakan manusia di masa lampau diatas bumi ini. Dan pergerakan ini terdiri dari pertarungan antara sesame manusia di dunia. Jenis pertarungannya sangat banyak.[8].
Diantaranya adalah pertarungan antara sesame manusia terhadap manusia yang lainnya yang dimulai sejah adanya pertarungan antara habil dan Qabil pada masa Nabi Adam. Seperti firman Allah dalam Al-qur’an surat Thaaha ayat 123:
قال اهبطا منيعا بعضكم لبعض عد و فإما يأ تينكم منى  هد ى فمن اتمع هد اي فا يضل ولايشقى (طه : ١٢٣)

Artinya: Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” ( Qs. Thaaha : 123)

3. Nabi Ishak.
Nabi Ishak adalah seorang Rasul yang Allah utus untuk Bani Israil keturunan dari Nabi Ibrahim seperti firman Allah di dalam Al-qur’an surat Huud ayat 71;

وامرأته  قأ ئمة  فضكت فبشرنا ها  بإ سحا ق  ومن وراء  إسحا ق   يعقوب (هود :  ٧١)
Artinya: Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya'qub" (Qs. Huud: 71)

Dalam ayat yang lain Allah juga menyebutkan tentang kelahiran Nabi Ishak. Firman Allah didalam surat Adz- Dzariyat ayat 28 sampai dengan ayat 30:
فأوجس منهم خيفة قالوا لا تخف وبشروه بغلام عليم , فأقبلت امر أثه في صرة فصكت وجهها وقالت عجوز عقيم , قالوا كذلك قال ربي إنه هو الحكيم العيم (الذاريات٣٠ - ٢٨ )
Artinya :  (Tetapi mereka tidak mau makan), Karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul". Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. ( Qs. Adz- dzariyaat: 28 - 30)

A.    Metode Pembahasan
            Pembahasan ini memusatkan perhatian pada kepustakaan ( Library Research ) yaitu membaca, menganalisa bahan – bahan yang ada di perpustakaan, baik ari Al – qur’an, kitab – kitab, hadist, kitab tauhid, kitab akhlak maupun buku – buku ilmiah lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang penulis bahas. Dengan menggunakan metode historis yang ditujukan kepada peristiwa yang terjadi pada masa lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa – peristiwa masa lampau tersebut.
            Pembahasan ini juga menggunakan metode tafsir maudhui’ ( tematik ) yang objek pembahasan skripsi ini adalah sejarah Nabi Ishak, sejalan dengan itu, maka metode pembahasan yang digunakan adalah metode tafsir Al – qur’anul karim.
G. Sistematika Penulisan
           Dalam sistematika dalam penulisan dalam pembahasan skripsi  ini adalah sebagai berikut :
           Pada bab I terdapat pendahuluan pembahasannya meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, manfaat pembahasan, penjelasan istilah, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
            Pada bab II terdapat profil profil nabi ishak as pembahasannya meliputi : Pengertian Nabi dan Rasul, Sifat Para Nabi dan Rasul, Keturunan Nabi Ishak,  Misi Kenabian Nabi Ishak  dan Perjalanan Dakwah Nabi Ishak
            Pada bab III terdapat nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam sejarah nabi ishak pembahasannya meliputi : Pendidikan Ketauhidan, Pendidikan Ketakwaan, Pendidikan Keimanan, Pendidikan Ihsan dan Pendidikan Psikologi
            Pada bab IV terdapat problematika pendidikan modern dan signifikasi nilai – nilai pendidikan Nabi Ishak di dalamnya pembahasannya meliputi : Pengaruh Globalisasi dan Metodelogi Pendidikan Islam
           Pada bab V terdapat penutup termasuk di dalamnya kesimpulan dan saran-saran.




[1] Hadiyah Salim, Qishasul Anbiya, (Bandung : PT. Alma’arif, 2008), hal. 95
                   [2]Daryanto,SS, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Apollo, 1998), hal. 412

    [3]Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Al Fabeta, 2004), hal. 11

[4] Poerwadarminta, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,( Surabaya: Apollo, 1998), hal. 412

[5]Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central,  1997 ), hal 28.

[6]Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang,  1979 ), hal.44.

[7] Desi Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia Cet.I (Surabaya: Karya Abditama,2001) hal. 320,

[8] . Ibnu Hisyam “Sirah Nabawiyah” Tahqiq Thaha Abdurra’uf Sa’ad, cet.I ( Jakarta: GIP, 2000 ) hal. 7.