Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pemikiran Kurikulum Pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa


BAB I

PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan yang memilki kurikulum akan lebih terogarnisir, terencana dan terarah dalam melaksanakan progam pendidikannya. Kurikulum untuk anak usia dini harus direncanakan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara utuh. Kurikulum harus dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak, memberikan kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan intelektual atau kognitif, emosi dan fisik anak, memberikan dorongan, serta mengembangkan hubungan sosial yang sehat.
Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya[1].

Disisilain, pendidikan Islam selalu mengajarkkan untuk mempersiapkan anak yang sholeh. Bukan sebatas cerdas, berwawasan maupun pandai saja. Islam telah menggariskan beberapa aspek kepribadian bagi seorang muslim. Karena itu al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat kaum muslimin yang disebut dengan “Ibaadurrahman”  (Hamba-hamba Arrahman). Mereka adalah orang-orang yang menggambarkan pribadi muslim yang tulus dalam kehidupan nyata di dunia ini.
Syaikh Fuhaim Musthafa dalam bukunya Kurikulum Pendidikan Anak Muslim menjelaskan bahwa “Islam telah menetapkan suatu metode sempurna dan mencakup berbagai aspek pada diri manusia, sekiranya metode itu diterapkan benar, pasti terlahir pad masyarakat Islam seorag musim manusia yang sempurna “Insan Kamil” dan lurus. Yang mempu mewujudkan tujuan dalam pendidikan dalam Islam”.[2]
Kurikum yang lebih fleksibel dan tidak mengikat baik pada lembaga, pendidik, maupun peserta didik, dengan upaya integrasi nilai-nilai akademik baik umum dan agama, ini menjadi suatu formula baru dalam membangunkarakter bangsa yang rendah hati dan mampu menjadi pemimpin dimuka bumi ini sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadits.
Di bawah ini beberapa program yang disarankan agar dilaksanakan orang tua ataupun guru agama Islam di sekolah dalam mendidik anak menurut Syaikh Fuhaim Musthafa, agar terwujud peserta didik yang berkarakter baik, adalah sebagai berikut:
Pertama, Melatih anak selalu menunaikan kewajiban dan ketaatan, seperti salat tepat waktu dan bersedekah kepada kaum fakir miskin. Kedua, Mengajak anak berbicara perihal mentaati kedua orang tua, karena kedua orang tua adalah jalan yang menyampaikan kepada surga. Juga mengajar mereka bicara seputar menghormati dan memuliakan orang dewasa. Menyambung silaturahmi dengan kerabat, karena silaturahmi termasuk akhlak yang mulia dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Mengasihi yang kecil atau lemah seperti pembantu, orang miskin, anak yatim dan binatang. Ketiga, Mengajarkan kepada anak perbedaan antara halal dan haram serta mempraktekkan kepadanya contoh nyata dalam kehidupan seputar perkara-perkara yang diperbolehkan Islam dan perkara-perkara yang diharamkan. Keempat, Tidak berlebihan dalam memanjakan dan mengabulkan keinginan anak. Pada umumnya anak pada umur-umur sekolah terutama sekolah dasar membutuhkan sedikit penekanan, disiplin, dan pengarahan dengan catatan tidak perlu bersikap kasar. Kelima,  Menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh perbuatan bohong, mencuri, dan problem-problem tingkah laku lainnya yang menyampaikan anak kepada kehancuran saat dewasa. Keenam, Melatih anak menghormati hak orang lain dan tidak berlaku zalim terhadap kepemilikan pribadi saudarasaudaranya. Baik dalam rumah, ketika bersama kawankawannya di sekolah, atau saat bersama anak tetangga, dan lain sebagainya. Ketujuh, Mengajarkan kepada anak agar selalu bersikap santun (pemaaf) dan sabar dalam situasi-situasi yang sulit, serta tidak melontarkan kata-kata yang buruk ketika sedang marah. Kedelapan, Membiasakan anak menghadapi situasi-situasi yang menumbuhkan tingkah laku positif dalam dirinya. Sehingga tampak keseimbangan mental (al-Ittiza al-Nafs) pada diri sang anak, seperti, sikap pemberani yang menjadi penengah antara sikap nekat dan pengecut. Dermawan yang menjadi penengah antara sifat pelit dan boros (mubazir). Kesembilan, Memotivasi anak untuk melakukan hubungan-hubungan persaudaraan dan sikap mencintai karena Allah swt., terhadap sahabat-sahabatnya serta ikut bersama mereka dalam merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan amal-amal sosial.[3]

Dalam Islam, berbicara mengenai pendidikan tidak dapat dilepaskan dari asal muasal manusia itu sendiri. Kata "pendidikan" yang dalam bahasa arabnya disebut "tarbiyah" (mengembangkan, menumbuhkan, menyuburkan) berakar satu dengan kata "Rabb" (Tuhan).[4] Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan adalah sebuah nilai-nilai luhur yang tidak dapat dipisahkan, serta dipilah-pilah dalam kehidupan manusia. Terpisahnya pendidikan dan terpilah-pilahnya bagian-bagiannya dalam kehidupan manusia berarti terjadi pula disintegrasi dalam kehidupan manusia, yang konsekwensinya melahirkan ketidak-harmonisan dalam kehidupannya itu sendiri
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan skripsi ini adalah Pemikiran Kurikulum Pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
B.    Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam sebuah penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimana biografi Syaikh Fuhaim Musthafa?
2.     Bagaimana hakikat kurikulum pendidikan islam?
3.     Bagaimana pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa?
C.    Tujuan Penelitian

Tujuan terujung suatu penelitian adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang mendorong penelitian lebih lanjut. Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui biografi Syaikh Fuhaim Musthafa.
2.     Untuk mengetahui hakikat kurikulum pendidikan islam.
3.     Untuk mengetahui pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
D.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang studi pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E.    Penelitian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Hasniar Nim: A. 273365/2315 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Studi Naskah Tarbiyatul Aulad Fil Islam) metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarah dan membimbing pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik melalui ajaran islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
2.     Materi pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:pendidikan iman, pendidikan akhlak, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikologis, pendidikan sosial.
3.     Diantara metode pendidikan anak yang ditawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasihat, pendidikan dengan perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman.
4.     Kurikulum pendidikan anak meliputi: Kurikulum formal meliputi: Tujuan pelajaran, umum dan spesifik, Bahan pelajaran yang tersusun sistematis, Strategi belajar-mengajar serta kegiatan-kegiatannya dan Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan tercapai, Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan, akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal.
Selanjutnya adalah Nama: Nazli Nim: A. 273384/2334 Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Anak. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.     Dasar pendidikan anak adalah  Al-quran, As-sunnah dan ijtihad,sedangkan tujuan pendidikan anak adalah  untuk membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam.
2.     Kurikulum pendidikan anak secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kurikulum pendidika tahap awal (kurikulum tahap dasar) dan kurikulum pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan tahap awal di antaranya berisi pendidikan keimanan (ketauhidan), pendidikan jasmani, pendidikan akal, dan pendidikan akhlak.
3.     Adapun metode dalam pendidikan anak menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan keteladanan, Pendidikan dengan adat kebiasaan, Pendidikan dengan Nasihat, Pendidikan dengan Perhatian, Pendidikan dengan memberikan hukuman.
4.     Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen raw input, yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana); komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran; komponen output ialah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.       
Dari penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan dalam segi pembahasan dengan penelitian yang penulis susun. Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya perbedaannya adalah dalam hal ini yang akan dikaji yaitu kurikulum pendidikan Islam menurut Fuhaim Musthafa. Sehingga hal inilah yang menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain.        
F.     Landasan Teori

Secara harfiah Istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata curir yang berarti “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”[5], sehingga kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Bedasarkan makna tersebut, pada awalnya kurikulum dalam dunia pendidikan diartikan sebagai kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh para peserta didik guna memperoleh ijazah atau menyelesaikan pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya pengertian kurikulum menjadi sempit karena menekankan 2 hal pokok yakni: “a) isi kurikulum berupa mata pelajaran dan b) tujuan kurikulum pendidikan diberikan agar anak didik menguasai mata pelajaran tadi yang disimbolkan dalam bentuk sertifikat”[6].
 Kurikulum adalah “sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan”.[7] Penilaian kurikulum berfokus pada pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi manajeria, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. fungsipertama adalah perencanaan yang dituangkan dalam program pembelajaran, yang berkaitan dengan cara bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan kompetensi secara efektif dan efisien.
Guru sebagai manajer dalam proses pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengambil keputusan untuk mengelola sumber belajar untuk membentuk kompetensi dan karakter peserta didik.[8] Fungsi kedua adalah pelaksanaan atau yang sering disebut implementasi, yaitu proses memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber daya manusia yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, kompetensi, dan karakter peserta didik melalui hidden curriculum berupa keteladanan seorang guru. fungsi ketiga adalah penilaian. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mempunyai strategi dan tindakan perbaikan apabila terjadi kesenjangan antara proses pembelajaran dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran.[9]
Secara umum tujuan dari pendidikan islam adalah mencetak generasi penerus yang memiliki kemanpuan yang handal dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman dimana tujuan akhirnya adalah memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Islam yang diharapkan, sudah barang tentu kurikulum yang diformulasikanpun harus mangacu pada dasar pemikiran yang islami pula, berasal dari pandangan hidup dan pandangan tentang manusia (pandangan antropologi) serta diarahkan pada tujuan pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-kaidah islami.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, oleh karena itu kurikulum merupakan suatu media untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.
G.   Metodologi Penelitian    

Bagian ini akan menguraikan tentang perangkat-perangkat penelitian mulai dari jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data yang sangat membantu dalam kelangsungan penelitian ini.
1.     Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam dunia pendidikan pendekatan penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil suatu aktivitas. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya.”[10].  
Jenis Penelitian ini adalah jenis studi yang termasuk kedalam library research atau kepustakaan. “Penelitian kepustakaan merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature (literature review)”.[11] “Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature yang relevan dengan bidang atau topik tertentu serta memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas oleh peneliti atau penulis, teori dan hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metoe dan metodelogi yang sesuai”.[12]
Adapun pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. “yakni pendekatan yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah”[13].
2.     Sumber Data                   

Sumber data dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a)     Data Primer
Husein Umar menjelaskan bahwa data primer adalah “data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi”.[14] Berdasarkan referensi tersebut maka disimpulkan bahwa penelitian ini tidak mempunyai sumber data primer, karena peneliti tidak melakukan wawancara dan tidak juga menyebarkan kuisioner kepada pihak lain.
Dalam penelitian ini, kajian yang menjadi sentral sumber primernya adalah buku karangan Fuhaim Musthafa, Syaikh Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, terj., Wafi Marzuki Ammar Surabaya: Pustaka Elba, 2009.
b)     Data Sekunder
Husein Umar menjelaskan bahwa data sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset”.[15] Sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan. seperti buku-buku, literatur-literatur, artikel, jurnal, bahan internet dan bahan-bahan lainnya yang ada kaitan dengan penelitian ini. Sebagai sumber yang sekunder penulis menggunakan buku tentang pendidikan Islam:
1)     Abd al-Rahman Al-Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995.
2)     Hannan Athiyah Ath-Thuri,. Mendidik Anak Perempuan Di Masa Kanak-Kanak, Jakarta: Amzah, 2007.
3)     Muhammad Said Mursi, Melahirkan Ilmu Pendidikan Anak Masya Allah. Jakarta: Cendekia. 2001.
4)     Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Ramaja Rosdakarya, 1992.
5)     Syaiful Bahri Djamarah,. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2000.
6)     Abdullah Nasih Ulwan,. Pendidikan Anak dalam Islam, (terj), Jakarta: Pustaka Amani, 1994.
7)     Zakiah Daradjat,. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
8)     Otong Surasman,. Metode Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar. Jakarta: Gema Insani, 2002..
9)     Wiji Suwarno,. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogyakarta:Ar-Ruzz Media. 2006.
10) Sukardjo, M. dkk. Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2009.
11) M. Abdullah Ad-Duweisy,. Menjadi Guru Yang Sukses dan Berpengaruh. Surabaya: Fitra Mandiri. 2005.


3.   Teknik Pengumpulan Data          

Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah berupa studi kepustakaan, maka teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah membaca bagian-bagian terpenting dari bahan pustaka yang telah disiapkan berdasarkan sub bab yang ada relevansinya dengan pembahasan, kemudian diadakan analisis kembali dalam kerangka yang berfikir sistematis, selanjutnya peneliti tuangkan dalam bentuk konsep atau kesimpulan.
4.   Teknik Analisa Data        

Teknik analisis data adalah suatu teknik penelitian untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, jeli dan benar. Analisis data juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.[16]        
Untuk menganalisis terhadap data yang sudah terkumpul, teknik yang di gunakan adalah “deskriptif analitik” yaitu dengan mengambarkan dan memaparkan pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa kemudian dianalisa secara cermat dengan mengunakan berbagai metode sebagai berikut :
a)     Metode Deduksi
Metode deduksi adalah “metode yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduksi yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduksi sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus”.[17] Dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini, metode deduksi digunakan untuk memperoleh gambaran detail dari pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
b)     Metode Induksi
Metode induksi yaitu “menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum”.[18] Dalam kaitanya dengan penelitian ini, metode ini di gunakan untuk memperoleh gambaran yang utuh terhadap pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
c)     Metode komparasi
Metode komparasi yaitu “penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu”.[19] Dalam penelitian ini metode komparasi ini digunakan unuk membandingkan pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.       

H.    Garis-Garis Besar isi Skripsi
                                                           
Garis-garis besar isi skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu: Bab satu, berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori, metodologi penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.
Bab dua berisi tentang, Biografi Syaikh Fuhaim Musthafa yang meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, latar belakang karir, kondisi pendidikan yang mempengaruhi, kondisi sosial yang mempengaruhi, kondisi politikyang mempengaruhi, kondisi intelektual yang mempengaruhi.      
Bab tiga berisi tentang, kajian teoritas tentang kurikulum pendidikan Islam yang meliputi hakikat kurikulum pendidikan islam, ciri dan dasar kurikulum pendidikan islam, prinsip dasar penyusunan kurikulum pendidikan islam dan pengembangan kurikulum dari berbagai aspek.          
Bab empat berisi tentang, pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa yang meliputi aqidah dan rukun iman, ibadah, alquran dan hadist, sirah nabi muhammad, akhlak dan tingkah laku.                                               
Bab lima  berisi tentang, penutup yang meliputi kesimpulan dan saran-saran.     


               [1] Imam Wahyudin, Pengembangan Pendidikan, Strategi Inovatif dan Kretaif dalam Mengelola Pendidikan Secara Konprehensif, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), hal. 26.
               [2] Syaikh Fuhaim Musthafa, Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, (Surabaya: Pustaka Elba, 2010), hal. 19.
               [3] Syaikh Fuhaim Musthafa, Kurikulum Pendidikan..., hal. 22-23.
[4] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Rosda, 2005), hal. 10.
               [5] Ahmad Syar’I, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), hal.  49.
               [6] Ibid., hal. 49.
               [7] Oemar dan Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hal. 16.
               [8] E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 136.
               [9] Ibid., hal. 137.
               [10]Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995), hal. 62.
               [11]Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jilid 1, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 72.
               [12]Ibid., hal. 72.
               [13]Ibid., hal. 5.
               [14]Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 42.
               [15]Ibid.,
[16]Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hal. 155.
               [17]Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari https://Ibud.Wordpress.Com
               [18]Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari https://Ibud.Wordpress.Com.
               [19]Raden Sanopaputra, Analisis Komparatif, Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari http://.blogspot.co.id.html.