BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Lembaga pendidikan yang memilki kurikulum akan
lebih terogarnisir, terencana dan terarah dalam melaksanakan progam
pendidikannya. Kurikulum untuk anak usia dini harus direncanakan untuk membantu
anak mengembangkan potensinya secara utuh. Kurikulum harus dirancang dan
disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dan perkembangan anak, memberikan
kesempatan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan intelektual atau
kognitif, emosi dan fisik anak, memberikan dorongan, serta mengembangkan
hubungan sosial yang sehat.
Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam dalam mengemban misinya sangat
ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan
kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil
kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya[1].
Disisilain, pendidikan Islam selalu mengajarkkan
untuk mempersiapkan anak yang sholeh. Bukan sebatas cerdas, berwawasan maupun
pandai saja. Islam telah menggariskan beberapa aspek kepribadian bagi seorang
muslim. Karena itu al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat kaum muslimin yang disebut
dengan “Ibaadurrahman” (Hamba-hamba
Arrahman). Mereka adalah orang-orang yang menggambarkan pribadi muslim yang
tulus dalam kehidupan nyata di dunia ini.
Syaikh Fuhaim Musthafa dalam bukunya Kurikulum
Pendidikan Anak Muslim menjelaskan bahwa “Islam telah menetapkan suatu metode
sempurna dan mencakup berbagai aspek pada diri manusia, sekiranya metode itu
diterapkan benar, pasti terlahir pad masyarakat Islam seorag musim manusia yang
sempurna “Insan Kamil” dan lurus. Yang mempu mewujudkan tujuan dalam
pendidikan dalam Islam”.[2]
Kurikum yang lebih fleksibel dan tidak mengikat
baik pada lembaga, pendidik, maupun peserta didik, dengan upaya integrasi
nilai-nilai akademik baik umum dan agama, ini menjadi suatu formula baru dalam
membangunkarakter bangsa yang rendah hati dan mampu menjadi pemimpin dimuka
bumi ini sesuai dengan al-Qur’an dan al-Hadits.
Di bawah ini beberapa
program yang disarankan agar dilaksanakan orang tua ataupun guru agama Islam di
sekolah dalam mendidik anak menurut Syaikh Fuhaim Musthafa, agar terwujud
peserta didik yang berkarakter baik, adalah sebagai berikut:
Pertama, Melatih anak selalu menunaikan
kewajiban dan ketaatan, seperti salat tepat waktu dan bersedekah kepada kaum
fakir miskin. Kedua, Mengajak anak berbicara perihal
mentaati kedua orang tua, karena kedua orang tua adalah jalan yang menyampaikan
kepada surga. Juga mengajar mereka bicara seputar menghormati dan memuliakan
orang dewasa. Menyambung silaturahmi dengan kerabat, karena silaturahmi
termasuk akhlak yang mulia dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Mengasihi
yang kecil atau lemah seperti pembantu, orang miskin, anak yatim dan binatang. Ketiga, Mengajarkan kepada anak perbedaan
antara halal dan haram serta mempraktekkan kepadanya contoh nyata dalam
kehidupan seputar perkara-perkara yang diperbolehkan Islam dan perkara-perkara
yang diharamkan. Keempat, Tidak berlebihan dalam memanjakan
dan mengabulkan keinginan anak. Pada umumnya anak pada umur-umur sekolah
terutama sekolah dasar membutuhkan sedikit penekanan, disiplin, dan pengarahan
dengan catatan tidak perlu bersikap kasar. Kelima, Menjelaskan bahaya yang ditimbulkan oleh
perbuatan bohong, mencuri, dan problem-problem tingkah laku lainnya yang
menyampaikan anak kepada kehancuran saat dewasa. Keenam, Melatih anak menghormati hak
orang lain dan tidak berlaku zalim terhadap kepemilikan pribadi
saudarasaudaranya. Baik dalam rumah, ketika bersama kawankawannya di sekolah,
atau saat bersama anak tetangga, dan lain sebagainya. Ketujuh, Mengajarkan kepada anak agar
selalu bersikap santun (pemaaf) dan sabar dalam situasi-situasi yang sulit,
serta tidak melontarkan kata-kata yang buruk ketika sedang marah. Kedelapan, Membiasakan anak menghadapi
situasi-situasi yang menumbuhkan tingkah laku positif dalam dirinya. Sehingga
tampak keseimbangan mental (al-Ittiza al-Nafs) pada diri sang anak,
seperti, sikap pemberani yang menjadi penengah antara sikap nekat dan pengecut.
Dermawan yang menjadi penengah antara sifat pelit dan boros (mubazir). Kesembilan, Memotivasi anak untuk melakukan
hubungan-hubungan persaudaraan dan sikap mencintai karena Allah swt., terhadap
sahabat-sahabatnya serta ikut bersama mereka dalam merasakan kebahagiaan,
kesedihan, dan amal-amal sosial.[3]
Dalam Islam, berbicara mengenai pendidikan
tidak dapat dilepaskan dari asal muasal manusia itu sendiri. Kata
"pendidikan" yang dalam bahasa arabnya disebut "tarbiyah"
(mengembangkan, menumbuhkan, menyuburkan) berakar satu dengan kata "Rabb" (Tuhan).[4]
Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan adalah sebuah nilai-nilai luhur yang
tidak dapat dipisahkan, serta dipilah-pilah dalam kehidupan manusia.
Terpisahnya pendidikan dan terpilah-pilahnya bagian-bagiannya dalam kehidupan
manusia berarti terjadi pula disintegrasi dalam kehidupan manusia, yang
konsekwensinya melahirkan ketidak-harmonisan dalam kehidupannya itu sendiri
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
penulis mengambil judul dalam penulisan skripsi ini adalah Pemikiran Kurikulum
Pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam sebuah
penelitian adalah hal paling mendasar. Rumusan masalah akan menjadi penentu apa
bahasan yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Syaikh Fuhaim Musthafa?
2.
Bagaimana hakikat
kurikulum pendidikan islam?
3.
Bagaimana pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa?
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan terujung suatu penelitian
adalah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban
terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Tujuan dapat beranak cabang yang
mendorong penelitian lebih lanjut. Tujuan Penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui biografi Syaikh Fuhaim Musthafa.
2. Untuk mengetahui hakikat kurikulum
pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
D.
Kegunaan
Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pemikiran
kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa. Selain itu hasil
pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang studi pendidikan.
Secara
praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam
memperbaiki dan mengaplikasikan pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh
Fuhaim Musthafa ini dalam
pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi
tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan
Islam.
E.
Penelitian
Terdahulu
Diantara para peneliti sebelumnya,
antara lain :
Nama: Hasniar Nim: A. 273365/2315 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua
Bireuen Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pendidikan
Anak dalam Islam Menurut Abdullah Nashih Ulwan (Studi Naskah Tarbiyatul
Aulad Fil Islam) metode yang digunakan dalam
penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai
berikut:
1.
Pendidikan Islam adalah usaha
orang dewasa muslim yang bertaqwa secara sadar mengarah dan membimbing
pertumbuhan dan perkembangan fitrah peserta didik melalui ajaran islam kearah
titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.
2.
Materi pendidikan anak menurut
Abdullah Nashih Ulwan adalah sebagai berikut:pendidikan iman, pendidikan
akhlak, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan psikologis,
pendidikan sosial.
3.
Diantara metode pendidikan anak
yang ditawarkan oleh Abdullah Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan
keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan, pendidikan dengan nasihat,
pendidikan dengan perhatian, pendidikan dengan memberikan hukuman.
4.
Kurikulum pendidikan anak
meliputi: Kurikulum formal meliputi: Tujuan pelajaran, umum dan spesifik, Bahan
pelajaran yang tersusun sistematis, Strategi belajar-mengajar serta
kegiatan-kegiatannya dan Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan
tercapai, Kurikulum tak formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga
direncanakan, akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis
dan kelas tertentu. Kurikulum ini dipandang sebagai pelengkap kurikulum formal.
Selanjutnya
adalah Nama: Nazli Nim: A. 273384/2334 Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim
Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2011 dengan judul skripsi Pemikiran
Abdullah Nashih Ulwan Tentang Pendidikan Anak. Metode yang digunakan dalam
penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dasar pendidikan anak adalah Al-quran, As-sunnah dan
ijtihad,sedangkan tujuan pendidikan anak adalah untuk
membentuk perilaku dan kepribadian individu sesuai dengan prinsip-prinsip dan
konsep Islam.
2. Kurikulum
pendidikan anak secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kurikulum
pendidika tahap awal (kurikulum tahap dasar) dan kurikulum pendidikan tinggi.
Kurikulum pendidikan tahap awal di antaranya berisi pendidikan keimanan
(ketauhidan), pendidikan jasmani, pendidikan akal, dan pendidikan akhlak.
3. Adapun metode dalam pendidikan anak menurut Abdullah
Nashih Ulwan adalah: Pendidikan dengan keteladanan, Pendidikan dengan adat
kebiasaan, Pendidikan dengan Nasihat, Pendidikan dengan Perhatian, Pendidikan
dengan memberikan hukuman.
4. Secara sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada
komponen-komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen raw input,
yakni perilaku awal (entry behavior) siswa, komponen input instrumental
yakni kemampuan profesional guru atau tenaga kependidikan, komponen kurikulum
(program studi, metode, media), komponen administrative (alat, waktu, dana);
komponen proses ialah prosedur pelaksanaan pembelajaran; komponen output ialah
hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian tujuan pembelajaran.
Dari penelitian tersebut menunjukkan
adanya perbedaan-perbedaan dalam segi pembahasan dengan penelitian yang penulis
susun. Adapun yang menjadi perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya perbedaannya adalah dalam hal ini yang akan dikaji yaitu kurikulum
pendidikan Islam menurut Fuhaim Musthafa. Sehingga hal inilah yang menjadikan
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang lain.
F.
Landasan
Teori
Secara harfiah Istilah
kurikulum berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari kata curir yang berarti
“pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”[5],
sehingga kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Bedasarkan
makna tersebut, pada awalnya kurikulum dalam dunia pendidikan diartikan sebagai
kumpulan mata pelajaran yang harus ditempuh para peserta didik guna memperoleh
ijazah atau menyelesaikan pendidikan. Dalam perkembangan berikutnya pengertian
kurikulum menjadi sempit karena menekankan 2 hal pokok yakni: “a) isi kurikulum
berupa mata pelajaran dan b) tujuan kurikulum pendidikan diberikan agar anak
didik menguasai mata pelajaran tadi yang disimbolkan dalam bentuk sertifikat”[6].
Kurikulum adalah “sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan”.[7]
Penilaian kurikulum berfokus pada pembelajaran, karena pembelajaran merupakan
inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi
manajeria, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. fungsipertama adalah
perencanaan yang dituangkan dalam program pembelajaran, yang berkaitan dengan
cara bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dan
kompetensi secara efektif dan efisien.
Guru sebagai manajer dalam proses
pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengambil
keputusan untuk mengelola sumber belajar untuk membentuk kompetensi dan
karakter peserta didik.[8]
Fungsi kedua adalah pelaksanaan atau yang sering disebut implementasi, yaitu
proses memberikan kepastian bahwa program pembelajaran telah memiliki sumber
daya manusia yang menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, kompetensi, dan
karakter peserta didik melalui hidden curriculum berupa keteladanan seorang
guru. fungsi ketiga adalah penilaian. Guru sebagai manajer pembelajaran harus
mempunyai strategi dan tindakan perbaikan apabila terjadi kesenjangan antara
proses pembelajaran dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran.[9]
Secara umum tujuan dari
pendidikan islam adalah mencetak generasi penerus yang memiliki kemanpuan yang
handal dengan mengedepankan nilai-nilai keislaman dimana tujuan akhirnya adalah
memperoleh kebahagian di dunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan Pendidikan
Islam yang diharapkan, sudah barang tentu kurikulum yang diformulasikanpun
harus mangacu pada dasar pemikiran yang islami pula, berasal dari pandangan
hidup dan pandangan tentang manusia (pandangan antropologi) serta diarahkan
pada tujuan pendidikan yang dilandasi oleh kaidah-kaidah islami.
Kurikulum merupakan
salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, oleh
karena itu kurikulum merupakan suatu media untuk mencapai tujuan pendidikan dan
sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan
tingkat pendidikan.
G. Metodologi Penelitian
Bagian ini akan menguraikan
tentang perangkat-perangkat penelitian mulai dari jenis penelitian, metode
penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan
teknik analisa data yang sangat membantu dalam kelangsungan penelitian ini.
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam dunia pendidikan pendekatan
penelitian yang terkenal terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses
daripada hasil suatu aktivitas. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
bahasannya dan peristilahannya.”[10].
Jenis Penelitian ini
adalah jenis studi yang termasuk kedalam library research atau
kepustakaan. “Penelitian kepustakaan merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian
yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature (literature
review)”.[11] “Sebuah
kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature yang
relevan dengan bidang atau topik tertentu serta memberikan tinjauan mengenai
apa yang telah dibahas oleh peneliti atau penulis, teori dan hipotesis yang
mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metoe dan
metodelogi yang sesuai”.[12]
Adapun pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah
pendekatan kualitatif. “yakni pendekatan yang lebih menekankan
analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta pada analisis
terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan
logika ilmiah”[13].
2. Sumber Data
Sumber data dalam penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Data Primer
Husein Umar menjelaskan bahwa data
primer adalah “data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi”.[14]
Berdasarkan referensi tersebut maka disimpulkan bahwa penelitian ini tidak
mempunyai sumber data primer, karena peneliti tidak melakukan wawancara dan
tidak juga menyebarkan kuisioner kepada pihak lain.
Dalam penelitian ini, kajian yang
menjadi sentral sumber primernya adalah buku karangan Fuhaim Musthafa, Syaikh
Kurikulum Pendidikan Anak Muslim, terj., Wafi Marzuki Ammar Surabaya: Pustaka
Elba, 2009.
b) Data Sekunder
Husein Umar menjelaskan bahwa data
sekunder adalah “data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan
antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini
digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja
perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset”.[15]
Sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa bahan pustaka yang
ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang tidak secara langsung
melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam kenyataan yang ia deskripsikan.
seperti buku-buku, literatur-literatur, artikel, jurnal, bahan internet dan
bahan-bahan lainnya yang ada kaitan dengan penelitian ini. Sebagai sumber yang sekunder
penulis menggunakan buku tentang pendidikan Islam:
1)
Abd al-Rahman Al-Nahlawi,
Pendidikan Islam Di Rumah, Sekolah Dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani
Press, 1995.
2)
Hannan Athiyah
Ath-Thuri,. Mendidik Anak Perempuan Di Masa Kanak-Kanak, Jakarta: Amzah,
2007.
3)
Muhammad Said Mursi, Melahirkan
Ilmu Pendidikan Anak Masya Allah. Jakarta: Cendekia. 2001.
4)
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam, Bandung: Ramaja Rosdakarya, 1992.
5)
Syaiful Bahri Djamarah,.
Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.
2000.
6)
Abdullah Nasih Ulwan,. Pendidikan
Anak dalam Islam, (terj), Jakarta: Pustaka Amani, 1994.
7)
Zakiah Daradjat,. Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2004
8)
Otong Surasman,. Metode
Insani Kunci Praktis Membaca Al-Qur’an Baik dan Benar. Jakarta: Gema
Insani, 2002..
9)
Wiji Suwarno,. Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan. Jogyakarta:Ar-Ruzz Media. 2006.
10) Sukardjo, M.
dkk. Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2009.
11) M. Abdullah Ad-Duweisy,. Menjadi Guru Yang Sukses dan
Berpengaruh. Surabaya: Fitra Mandiri. 2005.
3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam
skripsi ini adalah berupa studi kepustakaan, maka teknik pengumpulan data yang
diterapkan adalah membaca bagian-bagian terpenting dari bahan pustaka yang
telah disiapkan berdasarkan sub bab yang ada relevansinya dengan pembahasan,
kemudian diadakan analisis kembali dalam kerangka yang berfikir sistematis,
selanjutnya peneliti tuangkan dalam bentuk konsep atau kesimpulan.
4. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data adalah suatu teknik penelitian untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai apakah data
tersebut berbasis kenyataan, teliti, jeli dan benar. Analisis data juga
diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.[16]
Untuk menganalisis
terhadap data yang sudah terkumpul, teknik yang di gunakan adalah “deskriptif
analitik” yaitu dengan mengambarkan dan memaparkan pemikiran
kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa kemudian
dianalisa secara cermat dengan mengunakan berbagai metode sebagai berikut
:
a) Metode Deduksi
Metode deduksi adalah “metode yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduksi yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduksi
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke
sesuatu yang khusus”.[17]
Dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini, metode deduksi digunakan untuk
memperoleh gambaran detail dari pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh
Fuhaim Musthafa.
b) Metode Induksi
Metode induksi yaitu “menekankan pada
pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut.
Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum”.[18]
Dalam kaitanya dengan penelitian ini, metode ini di gunakan untuk memperoleh
gambaran yang utuh terhadap pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh
Fuhaim Musthafa.
c) Metode komparasi
Metode komparasi yaitu “penelitian yang
bersifat membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan
dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti
berdasarkan kerangka pemikiran tertentu”.[19]
Dalam penelitian ini metode komparasi ini digunakan unuk membandingkan pemikiran
kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa.
H. Garis-Garis Besar isi Skripsi
Garis-garis besar isi skripsi ini
terdiri dari lima bab, yaitu masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab
yaitu: Bab satu, berisi tentang
pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan teori,
metodologi penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.
Bab dua berisi tentang,
Biografi Syaikh Fuhaim Musthafa yang meliputi latar belakang keluarga, latar
belakang pendidikan, latar belakang karir, kondisi pendidikan yang
mempengaruhi, kondisi sosial yang mempengaruhi, kondisi politikyang
mempengaruhi, kondisi intelektual yang mempengaruhi.
Bab tiga berisi tentang,
kajian teoritas tentang kurikulum pendidikan Islam yang meliputi hakikat
kurikulum pendidikan islam, ciri dan dasar kurikulum pendidikan islam, prinsip
dasar penyusunan kurikulum pendidikan islam dan pengembangan kurikulum dari
berbagai aspek.
Bab empat berisi
tentang, pemikiran kurikulum pendidikan Islam Syaikh Fuhaim Musthafa yang
meliputi aqidah dan rukun iman, ibadah, alquran dan hadist, sirah nabi
muhammad, akhlak dan tingkah laku.
Bab lima berisi tentang, penutup yang meliputi
kesimpulan dan saran-saran.
[4]
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Rosda, 2005), hal. 10.
[16]Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), hal. 155.
[17]Budiyanto,
Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari
https://Ibud.Wordpress.Com
[18]Budiyanto,
Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 20 Oktober 2015 dari
https://Ibud.Wordpress.Com.
[19]Raden
Sanopaputra, Analisis Komparatif, Artikel diakses tanggal 20 Oktober
2015 dari http://.blogspot.co.id.html.
Apakah Anda punya data mengenai biografi Syaikh Fuhaim Musthafa?
ReplyDelete