Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Pendidik dalam Pendidikan Islam


A.    Pendidik dalam Pendidikan Islam


Pendidik merupakan orang yang memiliki peran penting dalam kehidupan. Hal ini disebabkan karena ia memiliki tanggung jawab untuk menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Menurut Mahmud Khalifah Usamah Quthub “pendidik adalah orang yang bersamudrakan ilmu pengetahuan. Ia adalah cahaya yang menerangi kehidupan manusia, ia adalah musuh kebodohan, dan penghapus kejahiliyahan. Ia juga mencerdaskan akal dan mencrahkan akhlak. Oleh karena itu menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk memuliakan seorang pendidik dan menghargainya”.[1]
Pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam tulisan ini kami mencoba untuk memaparkan hal tersebut yang berkaitan dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang pendidikan Islam. Menurut Iskandar Agung “Pendidik dianggap memiliki peran strategis dalam memperoleh hasil belajar anak didik. Melalui pendidik transporasi nilai ilmu pengetahuan dan lain-lainnya berlangsung, sehingga kemampuan dan keterampilan pendidik diduga akan mempengaruhi hasil belajar siswa”[2].
Pendidik sejati yang dimaksud Ibnu Maskawih sebagaimana yang dikutip oleh Abuddin Nata dalam bukunya “Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam ; Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam” adalah:
Manusia ideal seperti yang terdapat pada konsepsinya tentang manusia yang ideal. Hal demikian terlihat jelas karena ia mensejajarkan posisi mereka sama dengan posisi nabi, terutama dalam hal cinta kasih. Cinta kasih anak didik terhadap pendidiknya menempati urutan kedua setelah cinta kasih terhadap Allah.[3]

Pendidik dalam proses pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar karena pendidik merupakan pemegang utama dalam proses pendidikan. Adapun peranan dan kompetensi pendidik dalam proses pendidikan meliputi banyak hal, diantaranya sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingungan, partisipan, ekspediator, perencana, supervisor, motivator, konselor dan tidak lupa bahwa pendidik juga sebagai orang tua kedua bagi peserta didik.
Menurut Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syalhub “seorang pendidik sangatlah dibutuhkan manusia untuk menuntun jalan kehidupannya, karena memang seorang pendidik adalah suri tauladan yang pantas ditiru. Darinya pula anak murid mempelajari akhlak, adab dan keilmuan lainnya”.[4] Pendidik utama dan utama adalah orang tua sendiri. Mereka berdua yang bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak kandungnya, karena sukses atau tidaknya anak sangat tergantung  pengasuhan, perhatian, dan pendidikannya.
 Imam Wahyudin dalam bukunya Pengembangan Pendidikan, Strategi Inovatif dan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Konprehensif menjelaskan bahwa:
Pendidik merupakan pemeran utama kegiatan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam kegiatan proses belajar mengajar. Keberhasilan Lembaga Pendidikan Islam dalam mengemban misinya sangatt ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas proses transformasi dan mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan lingkungan pendukungnya.[5]

Proses dan tujuan  pendidikan dimanapun dilaksanakan tidak akan pernah mencapai hasil secara optimal tanpa adanya pendidik yang profesional. Pendidik yang baik, dalam hal ini adalah pendidik dengan kepemilikan profesionalisme yang memadai, merupakan persyaratan mutlak bagi terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Dunia pendidikan merupakan sarana yang diharapkan mampu membangun generasi muda yang diidamkan. Pendidik profesional akan dapat mengarahkan sasaran pendidikan membangun generasi muda menjadi suatu generasi penuh harapan. Karena kepemilikan profesionalisme pendidik harus senantiasa dibina dan dikembangkan dengan harapan kualitas atau mutu pendidikan bisa meningkat.
Menurut Ahmad Tafsir “Pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Dalam Islam orang yang yang paling bertanggungjawab tersebut adalah orangtua (ayah dan ibu) anak didik”.[6] Pendidik merupakan salah satu faktor atas tercapainya suatu tujuan pendidikan, tanpa adanya pendidik, mustahil pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dalam pengertian yang lazim digunakan, menurut Abuddin Nata pendidik adalah:
Orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.[7]    

Jika dari segi bahasa pendidik dikatakan sebagai orang yang mendidik, maka dalam arti luas dapat dikatakan bahwa pendidik adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan memberikan pengaruh terhadap pembinaan orang lain (peserta didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju kesempurnaan. Sedangkan dalam perspektif pendidikan Islam, pendidik adalah “orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif (rasa), kognitif (cipta), maupun psikomotorik (karsa)”.[8]
Pendidik (Guru) merupakan salah satu hal terpenting dalam proses pendidikan. Tugas guru sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia di sisi Allah swt dan mendapatkan penghargaan yang tinggi. Tapi penghargaan yang tinggi tersebut diberikan kepada guru yang bekerja secara tulus dan ikhlas dalam mengajar peserta didiknya, atau bisa disebut juga guru tersebut bekerja secara professional.



               [1] Mahmud Khalifah Usamah Quthub, Menjadi Pendidik Yang Dirindui, (Surakarta: Ziyad Visimedia, 2009), hal. 9.

               [2] Iskandar Agung, Menghasilkan Pendidik Kompeten &Profesional, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2012), hal. 1.

               [3] Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam; Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al- Husna Baru: 2003), hal. 18.
               [4] Fuad Bin Abdul Aziz Al-Syalhub, Panduan Praktis Bagi Para Pendidik, Quantum Teaching, 38 Langkah Belajar-Mengajar EQ Cara Nabi SAW, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2005), hal. 8.

               [5] Imam Wahyudin, Pengembangan Pendidikan, Strategi Inovatif dan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Konprehensif, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012), hal. 26.
               [6] Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 74.

               [7] Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan, hal. 159.
               [8] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 83.