Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam


                               
Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam
                                        

A.    Latar Belakang Masalah

Mencetak generasi unggul dan ”sukses hidup” di tengah persaingan global dapat dilakukan dengan jalan menyelenggarakan pendidikan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada anak didik untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, bakat, minat dan kesanggupannya. Menyelenggarakan pendidikan yang membebaskan anak dari tindak kekerasan. Menyelenggarakan pendidikan yang memperlakukan anak dengan ramah. Menyelenggarakan pendidikan yang memanusiakan anak. Menyelenggarakan pendidikan yang memenuhi hak-hak anak. Hal tersebut akan terwujud jika pendidikan yang demikian dilakukan sejak anak usia dini.
Islam sangat memperhatikan pemeliharaan hidup dan kehidupan manusia sejak dini. Perhatian itu melebihi perhatian apa pun yang ada pada undang-undang yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Islam sangat memperhatikan anak-anak pada setiap fase kehidupan mereka. Bahkan Islam memperbolehkan seorang ibu yang hamil membatalkan puasanya, jika itu dikhawatirkan dapat membahayakan janin atau anaknya yang sedang dikandung atau disusuinya. Semua itu membuktikan bahwa Islam sangat menghargai keberadaan hidup dan kehidupan manusia semenjak manusia berupa janin sampai manusia menjadi besar dan dewasa. Oleh karena itu, pendidikan harus diberikan manusia semenjak usia dini. Karena pendidikan yang dimulai sejak usia dini mempunyai daya keberhasilan yang tinggi dalam menentukan tumbuh-kembang kehidupan anak selanjutnya.
Anak merupakan amanat yang diletakkan Allah ditangan orang tuanya. Mereka bertanggung jawab terhadap anak-anak itu dihadapan Allah. Jika amanat itu dipelihara dengan baik dengan memberikan pendidikan yang baik dari anak yang diasuhnya, maka pahalalah yang akan diperolehnya, tetapi sebaliknya jika mereka menelantarkan amanat itu sehingga menyebabkan anak-anak yang diasuhnya tidak terurus pendidikan dan pengajarannya, maka berdosalah mereka karena telah menyia-nyiakan amanat itu.
Anak diciptakan oleh Allah dengan dibekali pendorong alamiah yang dapat diarahkan ke arah yang baik atau ke arah yang buruk. Maka kewajiban orang tualah untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan alamiah itu dengan menyalurkannya ke jalan yang baik dengan mendidik anaknya sejak usia dini membiasakan diri berbuat baik dan adat istiadat yang baik agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan bagi pergaulan hidup di sekelilingnya[1].  Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ)التحريم: ٦(
Artinya:     Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At Tahrim: 6).

Pemeliharaan diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan jalan memberi pelajaran dan pendidikan yang baik, menunjukkan kepada mereka jalan yang membawa manfaat untuk kepentingan dunia dan akhirat bagi anak.
Anak usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani, (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.[2] Kejiwaan anak pada usia dini adalah suatu keunikan, masa perkembangannya sangat rentan dan sensitif terhadap sentuhan dan kasih serta pengaruh dari faktor- faktor yang ada diluar darinya menjadikan suatu objek kajian tersendiri, mudah menangis, diam, dan seketika tertawa. Sikap yang polos, mengabaikan resiko, tidak pernah menahan resiko, tidak kapok, ia merasa tak jenuh atau bosan, selalu bisa menghilangkan kejenuhannya dengan bermain dan mematahkan keputusan dengan hasil harapannya.[3]
Masa anak-anak itu adalah saat dimana manusia dapat mendengar berbagai cerita atau dongeng, dan percaya pada hal-hal tersebut walaupun ada sebagian yang sekedar hayalan. Tapi itulah yang membuat masa anak begitu membahagiakan, karena kuatnya identifikasi anak terhadap apa yang diluar dirinya, seperti orang tua, guru, lingkungan, dalam berbagai tingkah laku, cara berfikir, cara menyikapi, pembiasaan, ajakan, bimbingan dan dialog yang didasarkan pada rasa cinta kasih akan sangat besar pengaruhnya pada budi pekerti dan moral anak.
Permasalahannya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah ketidaksiapan bangsa Indonesia menghadapi ketiga tantangan, disebabkan karena rendahnya mutu sumber daya manusianya. Untuk menghadapi tantangan itu, diperlukan upaya serius melalui pendidikan sejak usia dini yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi keutuhan diri, masyarakat dan bangsa, sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan paling mendasar yang dilakukan sedini mungkin dan dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan proposal skripsi ini adalah Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam.
B.    Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.   Bagaimana konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam?
2.   Apa sajakah metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam?
3.   Apa sajakah landasan pendidikan bagi anak usia dini?


C.    Penjelasan Istilah

Adapun istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut:
1.     Pendidikan Anak
Suganda Poerbakawatja menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk membawa si anak ke tingkat kedewasaan dalam arti sadar dalam memikul tanggung jawab segala perbuatan secara moral.[4]  Dalam psikologi pendidikan disebutkan pendidikan adalah: “Proses pertumbuhan yang berlangsung berkat dilakukannya perbuatan belajar.”[5]
Pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah suatu usaha untuk menumbuhkan, mengembangkan, mengawasi dan memperbaiki seluruh potensi fitrah manusia secara optimal dengan sadar dan terencana menurut hukum-hukum Allah yang ada di alam semesta maupun di dalam al-Qur’an.[6]
Sedangkan anak menurut kamus besar bahasa Indonesia, diartikan dengan: “Keturunan kedua, manusia yang masih kecil.”[7] Batasan umur anak kanak-kanak   (0-6 tahun), anak umur sekolah (6-12 tahun), umur remaja (13-16 tahun).[8]
Yang penulis maksudkan dengan anak disini yaitu manusia yang masih kecil berumur antara 6-12 tahun dan masih berada dalam masa perkembangan serta pertumbuhan baik jasmani maupun jasmani yang memerlukan asuhan dan bimbingan agar menjadi dewasa.
2.     Usia Dini
Ahmad Tanthowi dalam buku ”Psikologi Pendidikan”  mengemukakan bahwa:  Usia Dini” adalah usia anak pada masa  mengembangkan alat – alat dirinya dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangganya.”[9]
3.     Pendidikan islam
Pengertian pendidikan dalam undang-undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakul karimah, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[10]
Sedangkan pengertian Islam dari segi kebahasaan berasal dari bahasa Arab, yang terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata tersebut dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat. Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat disebut sebagai orang muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri, dan patuh kepada Allah SWT.[11] Dari uraian tersebut dapat diambil pengertian bahwa kata Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Jadi pendidikan Islam disini merupakan usaha sadar yang terencana yang dilakukan oleh orang dewasa/pendidik kepada anak usia dini melalui upaya bimbingan dan latihan secara Islami (untuk patuh, taat, tunduk, berserah diri kepada Allah SWT) dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam.
D.    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.   Untuk mengetahui konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam.
2.   Untuk mengetahui metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam.
3.   Untuk mengetahui landasan pendidikan bagi anak usia dini.
E.    Kegunaan Penelitian

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
              Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
              Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
F.     Landasan Teori

Periode perkembangan diklasifikasikan sebagai periode infancy (bayi), early childhood (usia balita), middle dan late childhood (periode sekolah dasar), adolescence (masa remaja), early adulthood, dan late adulthood. Penulis akan menyampaikan periode early childhood yang kadang dinamakan usia “prasekolah” adalah periode akhir bayi sampai umur lima atau enam tahun. Selama periode ini anak menjadi makin mandiri, siap untuk bersekolah, seperti mulai belajar untuk mengikuti perintah dan mengidentifikasi huruf, dan banyak menghabiskan waktu bersama teman.
             Selepas taman kanak-kanak biasanya dianggap sebagai batas berakhirnya periode ini. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa Jean Piaget lebih banyak tahu perkembangan anak, maka dalam tulisan ini akan disampaikan sesuai dengan usia PAUD. Dalam teori Piaget disebut tahap pra operasional atau Piagetian kedua. Tahap ini berlangsung kurang lebih mulai dari usia dua tahun sampai tujuh tahun. Ini adalah tahap pemikiran yang lebih simbolis ketimbang pada tahap sensorimotor tetapi tidak melibatkan pemikiran operasional, namun, tahap ini lebih bersifat egosentris dan intuitif ketimbang logis. Pemikiran pra operasional bisa dibagi menjadi dua sub tahap : fungsi simbolis dan pemikiran intuitif. Fungsi simbolis terjadi kira-kira antara usia dua sampai empat tahun.[12]
            Dalam tahap ini anak kecil secara mental mulai bisa merepresentasikan objek yang tak hadir. Ini memperluas dunia mental anak hingga mencakup dimensi-dimensi baru. Penggunaan bahasa mulai berkembang dan kemunculan sikap bemain adalah contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis dalam dalam sub tahap ini. Anak kecil mulai mencoret-coret gambar orang, rumah, mobil, awan, dan banyak benda lain dari dunia ini. Mungkin karena ank kecil tidak begitu peduli pada realitas, gambar mereka tampak aneh dan tampak khayal. Dalam imajinasi mereka, matahari warnanya biru, langit berwarna hijau, dan mobil melayang di awan. Simbolisme ini sederhana tapi kuat, tidak berbeda dengan lukisan abstrak di dalam seni lukis modern. Seperti dikatakan seniman Spanyol terkenal Picasso, “Saya pernah menggambar seperti Raphael, tetapi saya butuh waktu seumur hidup untuk menggambar seperti anak kecil” seorang anak berumur tigasetengah tahun melihat gambar yang baru saja dibuatnya, kemudian dia mengatakan bahwa itu adalah burung kuntul mencium anjing laut.[13]
            Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak sejak dini membutuhkan pembinaan moral, sikap dan perilaku agar nantinya tidak terseret arus yang menyesatkan. Memberikan pembinaan akhlak dan berusaha untuk menumbuhkan keinginan untuk melakukan kebajikan dalam hidup seseorang memang diperlukan dalam pendidikan agama, sebab untuk mencapai nilai-nilai kebajikan itu sendiri adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan pendidikan akhlak yang kedudukannya sangat mulia bagi umat Islam. Akhlak merupakan cerminan kepribadian, juga merupakan benteng yang dapat menahan masuknya faham-faham atau ajaran-ajaran yang tidak baik dalam kehidupan modern. Terbinanya akhlak merupakan suatu jalan untuk melakukan kebajikan, sehingga menyadari akan kewajibannya.[14]
G.   Kajian Terdahulu

Diantara para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Mursal Nim: A. 273384/2334 (Sekolah Tinggi Agama Islam) Almuslim Matangglumpangdua Bireuen Pada tahun 2009 dengan judul skripsi Pendidikan Islam Bagi Anak Usia Dini metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.   Usia dini merupakan masa yang sangat strategis yang dapat dimainkan orang tua untuk mendidik anak dengan ketauhidan, memperkuat akidahnya kepada Allah SWT. Yang bakal ia lihat sebagai pertolongan terbaik dalam menghadapi realitas yang menyakitkan dan pergulatan kehidupan yang menyesatkan. Akidah tersebut juga akan menyingkirkan beragam penghalang, kesalahan dan ketakutan, memperkuat kepribadiannya dan mempersiapkannya untuk berani berorban, lebih mengutamakan orang lain, dan suka menolong sesama.
2.   Mendidik anak – anak untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebaiknya dimulai dengan teori praktik secara bersamaan. Hal itu dapat dilakukan langsung dengan memberikan semangat dan dorongan, tanpa menggunakan cara – cara kekerasan (represif) , pemaksaan dan otot. Anak sebaiknya tidak terburu – buru dihukum ketika tidak menjalankan sebagian ibadah, karena dia belum terkena perintah untuk menjalankan kewajiban – kewajiban agama.
3.   Memberikan pembinaan akhlak dan berusaha untuk menumbuhkan keinginan untuk melakukan kebajikan dalam hidup seseorang.
H.    Metodelogi Penelitian

1.     Metode Penelitian

Adapun metode yang penulis digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang ada masa sekarang meliputi pencatatan, penguraian, penafsiran dan analisa terhadap data yang ada, sehingga menjadi suatu karya tulis yang rapi dan utuh. Penelitian ini akan menjelaskan pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan islam.
2.     Jenis penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif yang menggunakan data-data dari bahan-bahan yang bersifat kepustakaan (library research). Library research adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data serta informasi dengan bantuan buku-buku, naskah-naskah, catatan-catatan, kisah sejarah tertulis, dokumen dan materi pustaka lainnya yang terdapat dalam koleksi perpustakaan[15].
Selain itu penelaahan yang dilakukan terhadap buku-buku yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, akan dibahas melalui kajian filosofis dengan pendekatan kualitatif rasionalistik. Pendekatan kualitatif rasionalistik yaitu pendekatan yang melandaskan diri pada filsafat rasionalisme yang mana menurut rasionalisme, ilmu yang valid merupakan abstraksi dan idealisasi dari realitas, dan terbukti koheren dengan system logiknya[16].
3.     Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
NO
Ruang Lingkup Penelitian
Hasil Yang diharapkan
1
Konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam
a)     Memelihara fitrah
b)     Mengembangkan fitrah
2

Metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam

a)     Mendidik dengan Keteladanan
b)     Mendidik dengan Latihan dan Pengamalan
c)     Mendidik melalui permainan, nyanyian, dan cerita
d)     Mendidik dengan Targhib dan Tarhib
e)     Pujian dan Sanjungan
f)      Menanamkan Kebiasaan yang Baik
3
Landasan pendidikan bagi anak usia dini
a)     Landasan Yuridis.
b)     Landasan Empiris
c)     Landasan Keilmuan

4.     Sumber Data

Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1)    Sumber data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[17]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah:
a)     Muhammad Zuhaili, Al Islam Wa Asy Syabab, terjemahan Arum Titisari, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: AH. Ba’adillah Press, 2002.
b)     Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga di Sekolah dan di Masyarakat, Semarang: Diponegoro,1989.
c)     Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyat al- Aulad Fi al- Islam, terj. Jamaluddin Miri, Pendidikan Anak dalam Islam, Jakarta: Pustaka Amani, 1995.
d)     Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
2)    Sumber data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996, Fiqih Wanita karya Kamil Muhammad Uwaidah yang diterbitkan Pustaka Al-Kautsar, 2006, Alfiah Catatan Kasih Bunda: Pengalaman Mengasuh Bayi dengan Cinta karya Kalsum Ananda dan Muhammad Ridwan,, Cet. I, yang diterbitkan Al-Bayan Mizan, 2004, Pemeliharaan Kesehatan Jiwa Anak karya Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil-Islam, Terj. Khalilullah Ahmas Masjkur Hakim, Cetakan kedua yang diterbitkan Remaja Rosdakarya, 1992, “Al-Islam Wa Al-Thiful”, Penerj. Lukman Hakim, Hak Anak Dalam Islam karya Abdur Razaq Husain yang diterbitkan Penerbit Pustaka, 2001, Mempersiapkan Anak Shaleh: Telaah Pendidikan Terhadap Sunnah Rasulullah Saw karya Jalaluddin yang diterbitkan Raja Grafindo Persada, 2000.
5.     Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini  adalah sebagai berikut:
a.     Studi dokumentasi, yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari  sumber-sumber informasi milik objek yang ditulis secara langsung  tanpa perantara penulis lainnya.
b.    Studi kepustakaan, yaitu studi yang dilakukan dengan mempelajari  literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan  mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan seperti teks book,  jurnal ataupun artikel yang memiliki relevansi dengan penelitian ini  guna mendapatkan landasan teoritis.
6.     Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[18]
I.      Garis Besar Isi Skripsi

Adapun yang menjadi garis besar dalam penulisan  proposal skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Pada bab satu terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, penjelasan istilah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, Landasan Teori, Kajian terdahulu, metode penelitian dan garis besar isi skripsi.
Pada bab dua terdapat Pendidikan Anak Usia Dini meliputi: Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini, Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini, Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini, Karakteristik Anak Usia Dini.
Pada bab tiga terdapat Konsep pendidikan Islam meliputi: Pengertian Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Materi Pendidikan Islam, Metode Pendidikan Islam.
Pada Bab empat terdapat Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif Pendidikan Islam meliputi: konsep pendidikan anak usia dini dalam perspektif  pendidikan Islam, metode pendidikan anak usia dini dalam perspektif pendidikan Islam.
Pada bab lima terdapat Penutup meliputi: Kesimpulan dan saran-Saran.





J.     Daftar Pustaka

Abdul Fida Kastori, "Sistem Pendidikan Islam", Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995.

Ahnad Thanthowi, Psikologi Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993.

Abudin Nata, Metode Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Abdurrahman Mas’udi, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Yogyakarta: Gema Media, 2000.

Bulletin LPM Edukasi, Quantum Transformasi Idealisme, Edisi 2 Th. 2003.

H.C.Whtherington, Psikologi pendidikan, Terjemahan Bukhari, cet IV, Jakarta: Aksara Baru, 1984.

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung: Alumni, 1980.

Komarudin, Kamus Riset, Bandung: Angkasa, 1987.

Lexy J., Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan,  Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005.

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983.

Sayyid Sabiq, Islam Dipandang Dari Segi Rohani, Moral, Social, Alih Bahasa Zaenuddin,dkk., Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994.

Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, Jakarta: Gunung Agung, 1976.

Sukardi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sisdiknas, Bandung: Nuansa Aulia, 2005.

Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           Bandung: Angkasa, 1987.



               [1] Sayyid Sabiq, Islam Dipandang Dari Segi Rohani, Moral, Social, Alih Bahasa Zaenuddin, dkk., (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1994), hal. 247-248.
               [2] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hal. 89.

               [3] Bulletin LPM Edukasi, Quantum Transformasi Idealisme, (Edisi 2 Th. 2003), hal. 13.
[4]Suganda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidkan, (Jakarta: Gunung Agung, 1976), hal. 214.
[5]H.C.Whtherington, Psikologi Pendidikan, Terjemahan Bukhari, Cet IV, (Jakarta: Aksara Baru, 1984), hal. 12.
[6]Abdul Fida Kastori, Sistem Pendidikan Islam, Ishlah, Ed. 43/Tahun III, 1995, hal. 38.
[7]Ibid, hal. 30-31.
[8]Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986), hal. 133-134.
[9] Ahnad Thanthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hal. 34.
               [10] Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sisdiknas, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hal. 11.
               [11] 1Abudin Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 62.
               [12] Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 20.
               [13] Abdurrahman Mas’udi, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, (Yogyakarta: Gema Media, 2000), hal. 76.

               [14] Muhibbin Syah,. Psikologi pendidikan,  ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 34.
               [15] Komarudin, Kamus Riset, (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 145.
               [16] Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1983), hal. 23.
[17] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,           (Bandung: Angkasa, 1987), hal. 163.
[18]Lexy J., Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.