Pendidikan Ketauhidan
BAB III
NILAI-NILAI PENDIDIKAN
YANG TERKANDUNG DALAM SEJARAH NABI ISHAK
A.
Pendidikan
Ketauhidan
Diantara
pendidikan yang paling penting dalam islam adalah pendidikan ketauhidan yang
dapat mengantarkan umat untuk penyembahan Allah semata dan tidak syirik
kepadanya. Kita dapat melihat bahwa para pakar pendidikan mendefinisikan
pendidikan dengan sangat ideal yang sesuai dengan yang diharapkan oleh syari’at
islam. Diantara para pakar yang menjelaskan tentang pendidikan islam adalah
Ahmad d. marimba. Adapun pendidikan Islam menurut ahmad D Marimba adalah
bimbingan jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.Senada dengan
pendapat diatas, menurut Chabib Thoha pendidikan Islam adalah pendidikan yang
falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan
praktek pandidikan berdasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-qur’an
dan Hadits.[1]
Disamping dari pada itu, Achmadi juga mendefinisikan pendidikan
Islam adalah segala usaha untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia
serta sumber daya insan yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya
manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan
istilah lain yaitu terbentuknya kepribadian muslim.[2]
Diantara peranan nabi ishak yang paling besar dalam sejarah yaitu
untuk mengajak dan mendidik ummat dalam rangka mentauhidkan Allah dan mengajak
bangsa yahudi untuk ta’at kepada Allah yang maha kuasa. Karena sebagaimana kita
ketahu bahwa peran rasul dalam sejarah yaitu mengajak umatnya untuk
mentauhidkan Allah seperti firman Allah didalam Al-qur’an surat Al-anbiya ayat 25:
وما أرسلنا من قبلك من رسول إلا نوحى إليه أنه لا إله
إلا أنا فاعبدون )الأنبياء:٢٥(
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun
sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Qs.
Al-anbiya’: 25)
Dalam Al-qur’an di ayat yang lain juga dijelaskan Nabi Ishak aadalah
seorang nabi sebagaimana nabi yang lain yang memiliki tutur bahasa yang baik
dan mulia seperti didalam firmanNya dalam surat
Maryam ayat 49-50:
فلما اعتزلهم وما يعبدون من دون الله وهبنا له إسحاق
ويعقوب وكلا جعلنا نبيا. ووهبنا لهم من رحمتناوجعلنا لهم لسان صدق عليا )مريم : ٥٠– ٤٩(
Artinya: Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari
mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya
Ishaq, dan Ya`qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami
anugerahkan kepada mereka sebagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka
buah tutur yang baik lagi tinggi. (Qs. Maryam 49 – 50 )
Nabi Ishak
juga seorang nabi yang shaleh yang sangat berpengaruh terhadap kaumnya,
sehingga Allah bmemberkahinya dan keturunannya seperti dalam firman Allah dalam
surat Ash-shafat
ayat 113:
وباركنا عليه وعلى إسحاق ومن ذريتهما محسن وظالم لنفسه
مبين )الصافات :١١٣(
Artinya: Kami
limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada
yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan
nyata. (Qs. Ash-shaffat : 113)
Dalam sejarah dapat kita temukan bahwa nabi ishaq juga sangat
berperan dalam mendidik tentang ketauhidan dan menasehati ananya ketika terjadi
beda pendapat dan perpecahan sehingga terjadi kembali kedamaian dan
ketenteraman dan kehidupan yang bahagia didunia dan di akhirat. Diantara
pendidikan yang paling utama dari kisah seperti para nabi, yang terutama nabi
ishak adalah tentang ketauhidan yang
dapat membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi orang yang memilikinya.
Disamping dari pada itu
ketauhidan memiliki banyak sekali keutamaan diantaranya adalah:
1.
Memerdekakan
manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau
makhluk lainnya:
Semua makhluk
adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan
mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada
dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan. Tauhid
memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada
Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang sempurna.
Memerdekakan hati dari tun-duk, menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan
hidup dari ke-kuasaan para Fir'aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas
hamba-hamba Allah. Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut
jahiliyah menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah Rasulullah.
Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illAllah sebagai suatu
permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan menggulingkan para penguasa
yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya, serta meninggikan derajat
orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.
2.
Membentuk
kepribadian yang kokoh:
Tauhid membantu
dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman
seorang ahli tauhid begitu isti-mewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai
Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya ia menghadap, baik dalam
kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo'a kepadaNya dalam keadaan
sempit atau lapang. Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi
untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan
menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang
mati. Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf Alaihissalam berkata sebagaimana yang
tersebut dalam surat
yusuf ayat 39:
ياصاحبى
السجن أأرباب متفرقون خير أم الله الواحد القهار )يوسف :٣٩(
Artinya: Hai
kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam
itu ataukah Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa?" (Qs. Yusuf: 39)
Orang mukmin
menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia
akan melakukan apa yang membu-atNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun
orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya
ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di
antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan kete-tapan.
3.
Tauhid
sumber keamanan manusia
Sebab tauhid
memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut
kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap
rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya
menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu,
yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa
tenang ketika mereka kalut.
Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam firmanNyasurat
Al-an’am ayat 82:
Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam firmanNya
الذين
أمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بظلم أولئك لهم الأمن وهم مهتدون )الأنعام :٨٢(
Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezhaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Qs. Al-An'am: 82)
Keamaan ini
bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga polisi atau pihak
keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia. Adapun
keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan. Yang demikian
itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya
untuk Allah dan tidak mencam-puradukkan tauhid mereka dengan syirik, karena
mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang besar.
4.
Tauhid
sumber kekuatan jiwa
Tauhid memberikan
kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh harap kepada Allah,
percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan)Nya, sabar
atas musibahNya, serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya
menghadap dan meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila datang
musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia tidak
meminta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan semboyannya adalah sabda
Rasulullah:
عن
أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنه قال كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم
يوماً فقال " يا غلام , إني أعلمك كلمات : احفظ الله يحفظك , احفظ الله تجده
تجاهك , إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله , واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك إلا بشيء
قد كتبه الله لك ,
وإن
اجتمعوا على أن يضروك بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك , رفعت الأقلام
وجفت الصحف " )رواه الترمذي(
Artinya: Dari
Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu anhu, ia berkata : Pada suatu
hari saya pernah berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau
bersabda : "Wahai anak muda, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa
kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga kamu. Jagalah Allah, niscaya
kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu minta, mintalah kepada Allah.
Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga kepada Allah. Ketahuilah,
sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan kepadamu sesuatu keuntungan,
maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang sudah Allah tetapkan untuk
dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul untuk melakukan sesuatu yang
membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan kamu kecuali apa yang telah Allah
tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah
kering." (HR. Tirmidzi,)[3]
5.
Tauhid
dasar persaudaraan dan persamaan:
Tauhid tidak
membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara sesama
mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib
beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah, dan yang paling mulia
di antara mereka adalah Muhammad SAW.
[1] HM. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
1996),
hal. 61
[2] Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya media, 1992), hal. 14.