BAB II
PROFIL NABI ISHAK AS
A.
Pengertian
Nabi dan Rasul
Sebagaimana kita ketahui mengenai hamba-hamba Tuhan yang memegang
peranan penting dalam penyampaian ajaran-Nya di muka bumi, yaitu Nabi dan
rasul. Dalam hal ini penulis akan mengkaji lebih lanjut tentang pengertian Nabi
dan rasul dan menelusuri sifat penugasan mereka di dalam Quran untuk
mendapatkan pemahaman yang tepat tentang peran masing-masing mereka. Untuk itu
penulisan akan membahas dengan rinci yang dimulai dari pengertian Nabi,
pengertian rasul dan perbedaan keduanya.
1. Pengertian
Nabi.
Menurut
kamus lengkap bahasa Indonesia ,
Nabi adalah orang yang terpilih oleh Allah atau yang jadi utusan Allah yang
menyampaikan kehendak Allah kepada umat manusia.[1]
Sedangkan menurut istilah Nabi adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syari'at
namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya
sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya. Ada juga sebagian para ulama
menjelaskan bahwa, nabi adalah seorang laki-laki yang diberi wahyu oleh Allah dengan
suatu syari'at yang lalu (sebelumnya) ia mengajarkan untuk orang-orang
sekitarnya dari umat nya penganut syaria’t ini.”[2]
Nabi juga dapat berarti pembawa berita (Naba’). Dalam ungkapan yang
lebih lengkap, Nabi adalah manusia yang kepadanya Tuhan mewahyukan kitab yang
di antara isinya adalah aturan-aturan Tuhan, berita (naba’) orang-orang
terdahulu, maupun berita (naba’) kehancuran alam semesta yang akan terjadi di
masa mendatang. Contohnya Nabi Muhammad. Di dalam Quran yang diturunkan kepada
beliau terdapat semua hal di atas. Ada
aturan-aturan Tuhan yang memberikan batasan dalam perilaku manusia, seperti
misalnya tentang makanan apa saja yang diharamkan. Seperti firman Allah didalam
Al-qur’an surat
Al-maidah ayat 3:
حرمت عليكم الميتة
والدم و لحم الخنزير وما اهل لغير الله به والمنخنقه والموقوذة والمتردية ةالنطيحة
وما اكل السبع إلا ما ذكيتم وما ذبح على النصب وأن تستقسصو بأ لأزلام ذ لكم فسق
اليوم يئس أالذين كفروا من دينكم فلا تخشوهم واخشون اليوم اكملت لكم د ينكم وأتممت
ورضيت لكم الإسلام د ينا فمن اضطر فى مخصصة غير متجانف ألإثم فإن الله غفور الرحيم
﴿ المائدة: ٣﴾
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan
yang diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu,
sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu ni`mat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS.Al-maidah:3)
ألم يأتهم نبأ
الذين من قبلهم قوم نوح وعاد وثمود وقوم إبراهيم وأصحا ب مدين والمؤتفكات أتتهم
رسلهم با لبينا ت فما كان الله ليظلمهم ولكن كانوا أنفسهم يظلمون ﴿التوبة:٧٠﴾
Artinya: Belumkah datang kepada mereka berita penting
tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, `Aad, Tsamud, kaum
Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah
datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah
tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri.
(Qs. At-Taubah:70)
ما
كان محمد أبا أحد من رجا لكم ولكن رسول الله وخاتم النبيين وكان الله بكل شيء عليما﴿الأحزاب:٤٠﴾
Artinya: Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari
seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.(QS.Al-Ahzab:40)
Sebagian dari Nabi-Nabi itu juga merangkap sebagai rasul. Artinya,
selain diberikan kitab untuk disampaikan, mereka juga diiringi dengan
kegemilangan agama kebenaran yang merupakan janji Tuhan yang khusus dilekatkan
pada para rasul. Sebagian Nabi-Nabi yang lain hanya berperan sebagai Nabi namun
mereka bukan rasul. Jadi meskipun selaku Nabi mereka menyampaikan kitab Tuhan,
tidak ada kepastian bahwa agama yang mereka sampaikan itu akan mengalami
kegemilangan. Malahan pada masa lalu banyak di antara Nabi-Nabi yang dibunuh
oleh kaumnya. Di antara Nabi-Nabi yang tidak dinyatakan Tuhan sebagai rasul
adalah Nabi Yahya, Nabi Idris, dan Nabi Ishak.seperti firman Allah didalam Al-qur’an
surat Ali-imran
ayat 39:
فنا دته الملائكة
وهو قا ئم يصلى فى المحراب أن الله يبشرك بيحيى مصد قا بكلمة من الله وسيدا وحصورا
ونبيا من الصا لحين ﴿ال عمران: ٣٩﴾
Artinya: Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria,
sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya
Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang
membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri
(dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.(QS.Ali-imran
:39)
Dalam surat yang lain Allah juga
menjelaskan tentang Ishak bagi beliau adlah seorang nabi seperti firman-Nya
dalam surat As-shaffat
ayat 112:
وبشرناه بإسحاق
نبيا من الصالحين ﴿ الصافات: ١١٢)
Artinya: Kemudian Kami memberi dia berita gembira dengan
Ishak, seorang Nabi, termasuk orang-orang yang baik.” (QS,As-shaffat: 112)
Dan juga dalam firmannya:
وا ذكر فى الكتاب إدريس إنه كان صديقا نبيا ﴿ مريم :٥٦﴾
Artinya: Dan ingatlah di dalam kitab, Idris;
sesungguhnya dia seorang yang benar, seorang Nabi. (Qs.Maryam:56)
2. Pengertian Rasul
ِِِAdapun rasul secara bahasa adalah
orang yang mengikuti berita orang yang mengutusnya.[3]
Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia di jelaskan bahwa Rasul adalah manusia
yang diutus Tuhan untuk menyampaikan ayat-ayat-Nya kepada manusia.[4]
Yang dengan perantaraan pengutusan itu Tuhan akan menjadikan agama yang benar
itu terpandang di atas semua agama yang lain.
Adapun menurut istilah Rasul adalah seorang laki-laki yang merdeka
yang diberi wahyu oleh Allah dengan membawa syariat yang baru dan ia
diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya,baik orang yang tidak dikenal
maupun oang yang memusuhinya.[5]
Dari pengertian di atas dapatlah kita ketahui bahwa Kata kunci untuk
rasul bukanlah “menyampaikan”, akan tetapi “diutus”. Ketika seseorang dijadikan
utusan Tuhan akan ada pelantikan dimana Yang mengutus, atau wakil-Nya,
menyatakan seseorang itu sebagai utusan-Nya. Seseorang tidak disebut rasul
hanya karena dia berinisiatif menyampaikan ayat-ayat Tuhan. Sama halnya
seseorang tidak lantas dikatakan utusan presiden hanya karena dia telah menceritakan
pidato presiden yang dibacanya di surat
kabar.
Berbekalkan mandat yang diberikan kepadanya, para rasul menjelaskan
ayat-ayat dari kitab Tuhan kepada manusia. Rasul yang merangkap Nabi, seperti
Rasulullah Muhammad, menyampaikan kitab Tuhan yang diberikan kepadanya.
Sedangkan rasul-rasul yang bukan Nabi, mereka hanya membenarkan kitab yang
sebelumnya telah dibawa oleh Nabi seperti firman Allah didalam Al-qur’an suat Ali-
imran ayat 81:
وإذ أخذ الله ميثا
ق النبيين لما أتيتكم من كتا ب وحكمة ثم جا ءكم رسول مصد ق لما معكم لتؤمن به
ولتنصر نه قا ل أأقررتم وأخذتم على ذلكم
إصري قا لوا أقررنا قا ل فا شهد وا وأنا معكم من الشا هدين ﴿ال عمران: ٨١﴾
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian
dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab
dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang
ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan
menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami
mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi)
dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu". (QS. Ali-Imran: 81)
Kerasulan itu pada akhirnya akan berpuncak pada sebuah ciri khusus
yang mengiringinya, yaitu menjadi terpandangnya agama kebenaran, tinggi di atas
semua agama-agama lainnya sebagaimana yang telah dijanjikan Tuhan. Wujud dari
keterpandangan agama tersebut sangat nyata, bukan sesuatu yang perlu
diterka-terka. Ketika janji Tuhan itu terwujud, cahaya agama tauhid akan sangat
benderang bagaikan matahari di kala siang yang sinarnya menjadikan bulan serta
bintang-bintang hilang dari pandangan.
Adapun Kaum yang mengusung agama yang benar tersebut akan ikut
terpandang sebagaimana anak-anak Israel yang diperbudak Firaun
berbalik menguasai Mesir setelah Rasulullah Musa dibangkitkan. Begitu pun kaum padang pasir Arabia menjelma jadi sumber kekaguman dunia
setelah Rasulullah Muhammad diutus di tengah-tengah mereka.seperti firman Allah
didalam Al-qur’an surat
At-taubah ayat 33:
هو الذي أرسل رسوله
بالهدى ودين الحق ليظهره على الذين كله ولو كره المشركون ﴿التوبة:٣٣﴾
Artinya: Dia yang mengutus rasul-Nya dengan petunjuk dan
agama yang benar supaya Dia menterpandangkannya di atas segala agama, walaupun
orang-orang yang menyekutukan membencinya.” (Qs.At-taubah: 33)
Kegemilangan agama yang benar itu terakhir kali terjadi pada zaman
Rasulullah Muhammad. Hal tersebut sekaligus menunjukkan bahwa dalam rentang
waktu 1400 tahun terakhir ini belum ada lagi rasul yang dibangkitkan Tuhan di muka
bumi. Memang ada jeda pada pengutusan rasul-rasul itu. Antara Rasulullah Isa
dan Rasulullah Muhammad terdapat jeda sekitar 570 tahun. Antara Rasulullah
Muhammad dan rasulullah berikutnya terpaut rentang waktu 1400 tahun. Firman Allah
didalam Al-qur’an surat
Al-maidah ayat 19:
يا أهل الكتاب قد
جا ءكم رسولنا يبين لكم على فترة من الرسل أن تقو لوا ما جا ءنا من بشير و لا نذ
ير فقد جا ءكم بشير ونذ ير والله على كلى شيء قدير ﴿المائدة: ١٩ ﴾
Artinya: Hai Ahli
Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari`at
Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak
mengatakan: "Tidak datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira
maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa
berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Qs.
Al-maidah: 19)
Berbeda dengan keNabian yang telah tertutup dengan hadirnya Nabi
Muhammad, kerasulan tidak pernah ditutup oleh Tuhan. Tuhan akan membangkitkan
rasul pada tiap-tiap umat dari siapapun yang dikehendaki-Nya.firman Allah didalam
Al-qur’an surat
Yunus ayat 43:
ومنهم من ينظر إليك أفأنك تهدي العمي ولو كانوا
لايبصرون ﴿يونس:٤٧﴾
Artinya: Tiap-tiap umat ada rasulnya; kemudian apabila
rasul mereka datang, dengan adil perkara diputuskan antara mereka dan mereka
tidak dizalimi. (Qs. Yunus: 47)
Kenyataan bahwa Tuhan tidak pernah menutup kerasulan harus kita
camkan supaya tidak terjerumus menjadi orang yang mendustakan rasul disebabkan
persangkaan sudah tidak akan ada lagi rasul setelah Rasulullah Muhammad.
[2] Shaleh Fauzan dkk, Kitab Tauhid (Terjemahan Oleh Agus Hasan
Bashori), cet. 7 ( Jakarta: Darul Haq, 2005 ), hal 81.
[4] Ibid, hal. 351.
0 Comments
Post a Comment