A. Tasawuf Abad Klasik
Masyarakat muslim Spanyol sebagai masyarakat
multietnik, keberadaannya terbangun dari beberapa komponen masyarakat.
didalamnya terdiri atas komunitas arab (Baik dari utara maupun selatan),
orang-orang Spanyol yang masuk Islam yang di kenal dengan al-Muwalladun,
suku Barbar (Umat Islam Dari Afrika Utara), al-Shaqalibah , Yahudi, Kristen
Muzareb dan Kristen yang menentang keberadaan Islam di Spanyol. Semua komponen
masyarakat tersebut kecuali yang menentang, saling bahu-membahu dalam
mewujudkan peradaban Islam Spanyol yang pada akhirnya melahirkan kebangkitan
intelektual, baik dalam bidang filsafat, tasawuf, sains, bahasa dan sastra,
kesenian dan musik maupun kemegahan bagungan fisiknya.[1]
Puncak pencapaian intelektual Muslim Spanyol
terjadi dalam pemikiran filsafat. Dalam bidang ini, Muslim Spanyol merupakan
mata rantai yang menghubungkan antara filsafat Yunani klasik dengan pemikiran
Latin-Barat. Selain itu, muslim Spanyol juga turut andil besar dalam
mendamaikan antara agama dengan ilmu, akal dengan iman yang sekaligus menandai
akhir abad kegelapan Eropa. Pada kekhalifahan al-Hakam II (961-976M) ribuan
karya ilmiah filosofis di Impor dari Timur. Karya-karya tersebut terhimpun
dalam perpustakaan pribadinya. Kebijakan al-Hakam yang mendukung terciptanya
lingkungan intelektual inilah yang pada akhirnya turut serta membidani lahirnya
folosof-filosof besar sesudahnya[2].
Dalam bidang tasawuf, Muslim Spanyol juga
mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu ini. Salah satu tokoh terbesarnya
adalah Ibn Arabi. Ia merupakan wakil mazhab iluminasi (Isyraqi) yang dipelopori
oleh Suhrawardi (w.1191M) di Timur. Corak pemikiran tasawuf Ib Arabi bisa
dikatakan dalam klasifikasi Tasawuf Falsafi, sebab dalam filsafat Ibn arabai
adalah seorang Monist-Panteistik.[3]
Salah satu teori terkenalnya adalah Wahdah
al-Wujud (kesatuan eksistensi). Berangkat dari teori ini, tasawuf Islam
mengalami persentuhan dengan gagasan Phanteime, sebuah gagasan yang menyatakan
”Tuhan mengejawantahkan dirinya pada manusia”. Pemikiran Ibn Arabi bukan hanya
berpengaruh pada lingkaran sufi Persia dan Turki tetapi juga pada mazhab
skolastik Kristen yang di sebut Mazhab Agustinian. Diantara karya-karyanya,
yang paling membuat ia terkenal adalah al-Futuhat al-Makiyyah (penyingkapan
Mekkah) dan Fushush al-Hikam (kantong-kantong kebijaksanaan) serta al-Isra’ ila
Maqam al-Asra yang mengembangkan tema pendakian nabi sampai langit ketujuh.
Menurut K. Hitti karya ini lebih dahulu dari karya Dente Aligeri.[4]
[1]
Alavi, Zianuddin, Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan Pertengahan, (Bandung: Angkasa,2003), hal. 35.
[3]
Zianuddin, Pemikiran...., hal. 40.
0 Comments
Post a Comment