Cara Belajar Ilmu Hadist di Dayah


A.    Cara Belajar Ilmu Hadist


Pembelajaran ilmu hadist di Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam  Kabupaten Bireuen tentunya menggunakan metode tersendiri yang sesuai dengan materi dan perkembangan anak didik. Berdasarkan wawancara dengan Teungku  pengasuh mata pelajaran ilmu hadist dikatakan bahwa pengajaran bahasa arab menggunakan berbagai macam metode disesuaikan dengan materi, kondisi, waktu, tujuan, dan lainnya. Diantara metode yang digunakan adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode karyawisata, metode demonstrasi, metode penggabungan.[1]
            Hal ini sesuai dengan tanggapan yang diberikan oleh Santri Dayah yang tentunya mempunyai tanggapan tersendiri terhadap metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran bahasa arab. Dimana metode yang dipakai oleh guru adalah seperti di atas, dan metode paling efektif bagi mereka adalah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi.[2]
            Selanjutnya untuk tanggapan siswa apakah metode yang digunakan guru selama ini baik atau belum dalam pembelajaran bahasa arab dapat diketahui melalui penuturan Teungku Maimun yang mengatakan bahwa metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa arab sudah sangat baik bagi mereka dan mereka bisa memahami setiap pembelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru tersebut.[3]
Untuk membuktikan keotentikan suatu hadits dapat ditempuh dengan dua cara: Pertama, seseorang dapat meneliti sanad dan periwayatan hadits yang dimaksud lalu mengambil keputusan sesuai dengan kaidah dan dasar-dasar ilmu hadits, apakah hadits tersebut shahih atau lemah tanpa melakukan taqlid terhadap imam tertentu dalam menshahihkan dan melemahkan suatu hadits. Namun hal ini merupakan perkara yang sangat sulit pada zaman sekarang. Hampir-hampir tidak ada yang melakukan hal itu kecuali sebagian kecil manusia dan kondisi seperti ini sangat disayangkan. Kedua, berpedoman kepada kitab tertentu yang sengaja disusun oleh penulisnya untuk mengumpulkan hadits-hadits shahih secara khusus, seperti Shahihain (Shahih Bukhari dan Shahih Muslim) maupun kitab-kitab yang mirip dengan keduanya.
Berdasarkan wawancara penulis dengan Teungku Tgk. Abdul Wahab, guru Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam, bahwa cara yang mereka tempuh dalam pembelajaran ilmu hadist adalah: Pertama, mengenalkan ilmu hadist kepada santri, Kedua, menyusruh santri menghafalkan hadist [4]:


[1]Hasil Wawancara dengan Junaidi Santri Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam, Tanggal 10 Juli 2011.

[2]Hasil Wawancara dengan Tgk. M. Nasir Guru Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam, Tanggal 10 Juli 2011.

[3]Hasil Wawancara dengan Teungku Maimun guru Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam, Tanggal 10 Juli 2011.


[4] Hasil Wawancara dengan Teungku Abdul Wahab Guru Dayah Almadinatuddiniyah Babussalam, Tanggal 10 Juli 2011.


0 Comments