Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Pendidikan Anak
A.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Pendidikan Anak
Anak
adalah karunia Allah yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Ia menjadi tempat
curahan kasih sayang orang tua. Namun sejalan dengan bertambahnya usia sang
anak, muncul “agenda persoalan” baru yang tiada kunjung habisnya. Ketika
beranjak dewasa anak dapat menampakkan wajah manis dan santun, penuh berbakti
kepada orang tua, berprestasi di sekolah, bergaul dengan baik dengan lingkungan
masyarakatnya, tapi di lain pihak dapat pula sebaliknya. Perilakunya semakin
tidak terkendali, bentuk kenakalan berubah menjadi kejahatan, dan orangtua pun
selalu cemas memikirkanya.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan tercapainya pendidikan anak adalah sebagai
berikut:
1.
Pendidik.
Pendidik
yang mampu untuk memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas
keguruannya secara proporsional dan mampu menjadi motivator serta fasilitator
dalam proses belajar mengajar disekolah.
2.
Peserta
didik.
Peserta
didik yang bersih hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa, anak didik yang
menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia seperti, bersikap benar, taqwa,
ikhlas, zuhud, merendahkan diri dan ridha. “Peserta didik yang selalu
menghormati gurunya dan selalu berusaha untuk senantiasa memperoleh kerelaan
dari guru”.[1]
3.
Kurikulum.
Kurikulum
berbasis kompetensi yang selaras dengan fitrah insani, yaitu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan psikis, sosial, budaya, fisik, dan
intelektual untuk melakukan kompetensi atau tugas-tugas dengan standar
performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan tehadap seperangkat kompetensi tertentu.[2]
4.
Metode.
“Metode
pendidikan yang berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama Islam melalui teknik
motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap”.[3] “Disamping
berdaya guna untuk mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang
dicita-citakan”.[4]
5.
Sarana
dan Prasarana.
Sarana
dan prasarana yang bisa memotivasi belajar siswa terhadap ajaran agama Islam
yang tidak terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan barang atau
peralatan, tetapi juga ide, gagasan, prosedur, teknik, dan strategi yang
dikembangkan oleh pihak sekolah atau dari pihak pemerintah.
[4] Ibid.,
hal. 230.