A.
Faktor Penyebab Penyimpangan Siswa SMP Negeri 3 Juli
Dalam perspektif sosiologi
perilaku menyimpang pelajar terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku
baik aturan di lembaga pendidikan maupun di masyarakat. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem
sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna
bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku pelajar yang tidak melalui
jalur tersebut berarti telah menyimpang, atau telah terjadi kenakalan pelajar.
Berdasarkan obsevasi penulis di
SMP Negeri 3 Juli Kabupaten Bireuen bahwa penyimpangan yang dilakukan siswa SMP Negeri 3 Juli
Kabupaten Bireuen dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor, seperti[1] :
1.
Kawan Sepermainan
Di kalangan siswa, memiliki
banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak
kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat
memiliki teman dari kalangan terbatas. Di jaman sekarang, pengaruh kawan
bermain ini bukan hanya membanggakan si pelajar saja tetapi bahkan juga pada
orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman
bergaul dari kalangan tertentu . Namun jika si anak akan mengikuti tetapi tidak
mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi
frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka pelajar kemudian akan melarikan rasa
kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, orangtua para siswa
hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya
bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar.
Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak
menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
2.
Pendidikan
Memberikan pendidikan yang
sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak. Ketika anak
memasuki usia sekolah terutama perguruan tinggi, orangtua hendaknya membantu
memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Masih sering terjadi
dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan
anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua.
Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski
memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut,
tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa,
frustrasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi
bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan
mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
3.
Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa pelajar sering
hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di
rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa
kegiatan ini terlalu banyak, pada si pelajar akan timbul gagasan untuk mengisi
waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si pelajar melakukan
kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia
melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu.
Seringkali perbuatan negatif
ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi
waktu juga tidak jarang dipergunakan para pelajar untuk menarik perhatian
lingkungannya. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak
mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh
lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si
pelajar, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya
ia terjerumus.
Mengisi waktu luang selain
diserahkan kepada kebijaksanaan pelajar, ada baiknya pula orangtua ikut
memikirkannya pula. Oleh karena itu, waktu luang yang dimiliki pelajar dapat
diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana rekreasi. Kegiatan
keluarga dapat pula berupa tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati.
4.
Uang Saku
Orangtua hendaknya memberikan
teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan
kerja dan keringat. Pelajar atau anak hendaknya dididik agar dapat menghargai
nilai uang. Pemberian uang saku kepada pelajar memang tidak dapat dihindarkan.
Namun, sebaiknya uang saku diberikan dengan dasar kebijaksanaan. Jangan
berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak bijaksana akan dapat
menimbulkan masalah. Yaitu:
a.
Anak menjadi boros
b.
Anak tidak menghargai uang, dan
c.
Anak malas belajar, sebab mereka pikir tanpa kepandaian pun uang gampang
didapat.
5.
Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan
bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para pelajar dengan bebas
dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat
umum, para pelajar saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat
sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa pelajar.
Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan.
Akibatnya, di kalangan pelajar kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan
pacar.
Pengertian pacaran dalam era
globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15
tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak pelajar yang putus sekolah
karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi
pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan
kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan
tidak selalu menjadi kenyataan. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat
memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar
mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya
kurang bermanfaat. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan
bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan agama dan
aturan yang berlaku. Hal tersebut diatas merupakan faktor penyebab penyimpang
siswa SMP Negeri 3 Juli Kabupaten Bireuen, hal ini berdasarkan observasi
penulisn disekolah tersebut[2].
0 Comments
Post a Comment