1. Kendala-kendala
dalam Pembelajaran Sejarah
Dalam menyukseskan proses belajar mengajar
secara terus menerus suatu lembaga pendidikan baik lembaga pendidikan umum
maupun lembaga pendidikan agama, tentu saja menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan. Adapun yang menjadi faktor
penghambat yang dialami guru dan santri Dayah Darul Khairat Bireuen menurut penjelasan
pimpinannya adalah kurangnya tenaga pengajar yang professional dan kurangnya
persediaan sarana dan prasarana yang memadai.[1]
Menurut keterangan yang
penulis peroleh dari salah seorang guru Dayah Darul Khairat
Bireuen, bahwa kendala yang
sangat dirasakan guru-gurunya antara lain;
1.
Jumlah guru tidak sebanding dengan jadwal pelajaran yang ada. Sehingga ada
guru yang harus mengajar dua sampai tiga jadwal pelajaran. Kenyataannya di Dayah Darul Khairat
Bireuen hanya memiliki 17 orang guru tetap, dan di antaranya hanya 7 orang guru
yang mampu mengajar kelas ke atas.
2.
Kurangnya bantuan honor untuk guru, sehingga banyak guru yang bekerja di
luar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, dan umumnya para guru
rangkang adalah memasak sendiri. Dengan demikian sulit untuk mengajar dengan kedisiplinan
tinggi.
3.
Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung kemajuan pendidikan di Dayah Darul Khairat Bireuen, seperti perpustakaan
yang belum ada. Sehingga guru harus
menyediakan sendiri segala kebutuhan buku dan kitabnya.[2]
Sedangkan hambatan-hambatan
yang dialami santri Dayah Darul Khairat Bireuen antara lain;
1. Sering tidak terlaksana
proses belajar mengajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dikarenakan
guru terdapat kesibukan lain di luar dayah.
2. Banyak pelajaran yang
wajib dihafal oleh santri, sehingga sulitnya membagi waktu untuk mengulang
pelajaran dayah.
3.
Kurang memadainya asrama untuk santri, sehingga ada empat ruangan asrama
yang harus ditempati oleh 15 sampai 25 santri. Sehingga kenyamanannya
jauh dari harapan.
4.
Persediaan buku
dan kitab-kitab tidak ada, sehingga segala
kebutuhannya harus dibeli sendiri.
5.
Sarana dan prasarana yang ada masih sangat minim, tidak sebagaimana yang
diharapkan, karena perbandingan keadaan fasilitasnya tidak sesuai dengan jumlah
santrinya.[3]
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa Dayah Darul Khairat
Bireuen masih memerlukan usaha
untuk memperbaiki semua kekurangannya, sehingga masalah-masalah yang
dihadapinya dapat diselesaikan dengan cepat. Dengan demikian kemajuan Dayah Darul Khairat Bireuen dapat diperoleh
sebagaimana yang diharapkan.
[1]Hasil wawancara dengan Tgk. Nasruddin Kepala Madrasah dan Seksi Bidang
Elektro pada Dayah Darul Khairat Bireuen Tanggal. 12 Juli 20111.
[2]Hasil Wawancara dengan Tgk. Zulfikkri H.M.Kasem TB, Pimpinan Dayah Darul
Khairat Bireuen pada Tanggal 10 Juli 2011.
[3]Hasil wawancara dengan Tgk. Zulfikkri H.M.Kasem TB, Pimpinan Dayah Darul
Khairat Bireuen pada Tanggal 10 Juli 2011.
0 Comments
Post a Comment