Kendala Penerapan Pembelajaran Shalat Anak Usia Dini


A.    Kendala Penerapan Pembelajaran Shalat Anak Usia Dini di Gampong Meunasah Krueng Peudada 


1.     Orangtua

Orang tua sangat berpengaruh terhadap sifat dan kebiasaan seorang anak. Jika orang tua berakhlak baik, maka anak pun akan meniru akhlak baik orang tuanya, sebaliknya jika orang tua berakhlak kurang baik, maka tidak menutup kemungkinan anak pun akan menirunya pula. Lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Sebelum anak masuk ke pendidikan formal, seperti PAUD, taman kanak–kanak, sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Anak mempelajari pandangan hidup dan akhlak dari orang tua atau yang membesarkan mereka sejak kecil. Berdasarkan wawancara penulis dengan Bapak Syamsuddin, Petuha Tuha Peut Gampong Meunasah Krueng Peudada menurut beliau “kendala dalam penerapan pembelajaran shalat bagi anak usia dini di Gampong Meunasah Krueng Peudada adalah ada sebagian kecil masyarakat Gampong Meunasah Krueng Peudada yang tidak melaksanakan shalat sehingga mereka sangat susah mengajak anaknya untuk shalat, karena anak melihat orangtuanya belum melaksanakan shalat”.[1]
Teladan orang tua adalah kunci utama mendidik anak. Dahulu, orang menganggap bahwa kekerasan dapat menumbuhkan kekuatan, keberanian, dan sikap jantan pada diri anak, sehingga anak tersebut mampu memikul beban yang berat dan mandiri. Ternyata anggapan ini keliru. Sebab kekerasaan pada kenyataannya mampu menggoreskan luka psikologis yang begitu menyakitkan pada diri anak. Sehingga anak menjadi pembangkang dan suka melawan. Selain itu juga dapat menghalangi kematangan berfikir anak. Anak akan merasa hina dan rendah diri. Akan tetapi ini bukan berarti memberikan sanksi terhadap anak adalah tidak boleh atau terlarang. Boleh saja seorang anak dihukum, hanya saja hukuman yang diberikan harus sewajarnya dan tidak boleh melewati batas-batas normal.
2.     Lingkungan

Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama pada generasi muda dan anak-anak. Bukankah kisah pembunuh 99 nyawa manusia yang akhirnya lengkap membunuh 100 nyawa itu berawal dari pengaruh buruknya lingkungan? Sehingga, nasihat salah seorang ulama supaya pembunuh tersebut mampu bertaubat dengan tulus dan terlepas dari jeratan kelamnya dosa, ialah agar ia meninggalkan lingkungan tempatnya bermukim dan pindah ke suatu tempat yang dihuni orang-orang baik yang selalu beribadah kepada Allah.
Berdasarkan wawancara denga Tgk. Danil, Imum Gampong Meunasah Krueng Peudada menurut pendapat beliau “kendala penerapan pembelajaran shalat bagi anak usia dini di Gampong Meunasah Krueng Peudada adalh faktor lingkungan, hal ini terjadi karena anak sepulang dari sekolah mereka bergaul dengan teman-temannya sehingga anak mudah terpengaruh dengan temannya yang tidak melaksanakan shalat.[2]


               [1] Syamsuddin, Petuha Tuha Peut Gampong Meunasah Krueng Peudada, Wawanacara di Meunasah Krueng,  20 September 2015.
               [2] Tgk. Danil, Imum Gampong Meunasah Krueng Peudada, Wawanacara di Meunasah Krueng, 21 September 2015.


0 Comments