A.
Peserta Didik
Secara etimologi peserta murid
adalah “anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara terminologi murid
adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga
masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses
pendidikan”.[1]
Dengan kata lain murid adalah seorang
individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari
segi fisik dan mental maupun fikiran. “Sebagai individu yang tengah mengalami
fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih banyak memerlukan
bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan”.[2] Menurut
Abuddin Nata “peserta didik dalam pendangan Islam adalah individu yang sedang
tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan relegius
dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat”.[3]
Masalah lain yang ditemukan di Berdasarkan observasi
penulis di Raudhatul Athfal Al-Khanza Kota Juang Bireuen adalah belum maksimalnya proses pembelajaran
yang menumbuhkan minat siswa untuk lebih aktif di kelas dengan banyak
berpendapat pada setiap pelaksanaan pembelajaran. Padahal, berdasarkan
wawancara yang dilakukan kepada Guru, Menurut Ibu Fitria Ningrum, Guru
Raudhatul Athfal Al-Khanza Kota Juang Bireuen bahwa:
Tujuan kurikulum berbasis karakter, khususnya pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah untuk membuat siswa lebih aktif mengamalkan
ajaran Islam dalam setiap kesempatan, agar nantinya lebih mudah dalam melakukan
proses sosialisasi di masyarakat. Sebagian siswa cenderung menunggu ditunjuk
oleh guru atau menunggu guru memberikan nilai sebagai hadiah untuk berani
memulai berpendapat.[4]
Tidak banyak siswa yang aktif mengungkapkan keberaniannya
untuk berpendapat secara spontan. Hanya terdapat segelintir siswa saja yang
demikian, jika diprosentase jumlahnya tidak lebih dari 15%. Sebenarnya, metode
yang dilakukan oleh Guru untuk mendengarkan opini siswa terlebih dahulu,
sebelum menyimpulkan sebuah materi sudah berjalan dengan baik, hanya siswa saja
yang nampaknya belum siap melaksanakan model pembelajaran demikian.
[1]
Misbakhudin Munir, Peserta Didik
dalam Pendidikan Islam, diakses tanggal 07 Desember 2015 dari https://misbakhudinmunir.wordpress.com
0 Comments
Post a Comment