BAB III
NILAI PENDIDIKAN YANG
TERKANDUNG DALAM KISAH ASHHABUL KAHFI
A.
Pendidikan
Ketauhidan
Oemar Muhammad
Al-Syaibani dalam buku ”Filsafat Pendidikan” mengemukakan bahwa
”Pendidikan adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada
pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial.”[1].
diantara pendidikan yang paling utama dalam islam adalah pendidikan ketauhidan.
Dengan pendidikan ketauhidan, maka manusia dapat mengenal Allah dan bertauhid
kepadanya. Dalam sejarah kita dapat melihat sejarah Ashhabul Kahfi merupakan sebuah kisah keteladanan mereka
dalam bertauhid kepada allah dan mempertahankan akidahnya.
Sebuah nilai dari Kekuasaan Allah SWT untuk memberi
kemampuan bertahan hidup pada manusia melebihi normal
yang merupakan dasar-dasar tauhid yang harus di yakini serta
keadilan Allah tidak berubah untuk selama-lamanya.
Sebuah nilai pendidikan yang sangat penting kita ambil hikmahnya adalah para
pemuda yang istiqamah di jalan da’wah mampu mempertahankan keimanan dan
ketauhidan sehingga Allah berikan mereka ketenangan dan kemenangan dengan
kejadian yang luar biasa yaitu tetidur didalam gua selama 309 tahun dan ketika
bangun merekan dapat menyaaksikan kejayaan islam. Allah menjelaskannya didalam Al-qur’an
seperti dalam firman-Nya dalam surat
Al-kahfi ayat 25:
. وَلَبِثُوا فِي كَهْفِهِمْ ثَلَاثَ مِئَةٍ سِنِينَ
وَازْدَادُوا تِسْعاً )الكهف: ٢٥(
Artinya: Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga
ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). (Qs. Al-Kahfi : 25 )
Dari keterangan
diatas bahwa, Mempelajari
kisah orang-orang saleh terdahulu merupakan suatu keharusan. Hal ini diharapkan
agar kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Bagaimana kesabaran mereka
ketika menghadapi ujian yang berat, kejujuran mereka dalam bersikap, dan
keteguhan mereka dalam mempertahankan keimanan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Yusuf ayat 111:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ
مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَـكِن
تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ )يوسف : ١١١(
Artinya: Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai
akal. al-Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan
(kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai
petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (Qs. Yusuf : 111).
Diantara pendidikan yang paling
utama dari kisah seperti Ashhabul Kahfi adalah tentang ketauhidan yang dapat membawa
kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi orang yang memilikinya. Disamping dari
pada itu ketauhidan memiliki banyak sekali keutamaan diantaranya adalah:
1.
Memerdekakan
manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau
makhluk lainnya:
Semua makhluk
adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan
mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada
dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan. Tauhid
memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada
Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang sempurna.
Memerdekakan hati dari tun-duk, menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan
hidup dari ke-kuasaan para Fir'aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas
hamba-hamba Allah. Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut
jahiliyah menentang keras dakwah para nabi, khususnya dakwah Rasulullah.
Sebab mereka mengetahui makna laa ilaaha illAllah sebagai suatu
permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan menggulingkan para penguasa
yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya, serta meninggikan derajat
orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.
2.
Membentuk
kepribadian yang kokoh:
Tauhid membantu
dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman
seorang ahli tauhid begitu isti-mewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai
Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya ia menghadap, baik dalam
kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo'a kepada-Nya dalam keadaan
sempit atau lapang. Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi
untuk Tuhan-Tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan
menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang
mati. Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf Alaihissalam berkata sebagaimana yang
tercantum dalam Al-qur’an surat
Yusuf ayat 39:
يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ)يوسف :٣٩(
Artinya: Hai kedua penghuni penjara, manakah yang lebih baik
tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha esa lagi Mahaperkasa
? (Qs. Yusuf: 39)
Orang mukmin
menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia
akan melakukan apa yang membu-atNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun
orang musyrik, ia menyembah Tuhan-Tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke
kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di
antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.
3.
Tauhid
sumber keamanan manusia:
Sebab tauhid
memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut
kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap
rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya
menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu,
yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa
tenang ketika mereka kalut.
Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an
dalam firmanNya surat
Al-an’am ayat 82:
الَّذِينَ آمَنُواْ وَلَمْ يَلْبِسُواْ إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُوْلَـئِكَ
لَهُمُ الأَمْنُ وَهُم
مُّهْتَدُونَ)الأنعام :٨٢(
Artinya: Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik)
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk. (Qs. Al-An'am: 82)
Keamaan ini
bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh penjaga-penjaga polisi atau pihak
keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia. Adapun
keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi mereka rasakan. Yang demikian
itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya
untuk Allah dan tidak mencam-puradukkan tauhid mereka dengan syirik, karena
mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman yang besar.
4.
Tauhid
sumber kekuatan jiwa:
Tauhid memberikan
kekuatan jiwa kepada pemiliknya, karena jiwanya penuh harap kepada Allah,
percaya dan tawakkal kepadaNya, ridha atas qadar (ketentuan)Nya, sabar
atas musibahNya, serta sama sekali tak mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia
hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung. Bila
datang musibah ia segera mengharap kepada Allah agar dibebaskan darinya. Ia
tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan semboyannya adalah sabda
Rasulullah:
عن أبي العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنه قال كنت خلف النبي
صلى الله عليه وسلم يوماً فقال " يا غلام , إني أعلمك كلمات : احفظ الله
يحفظك , احفظ الله تجده تجاهك , إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله , واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشيء لم ينفعوك
إلا بشيء قد كتبه الله لك , وإن اجتمعوا على أن يضروك
بشيء لم يضروك إلا بشيء قد كتبه الله عليك , رفعت الأقلام وجفت الصحف ) رواه
الترمذي(
Artinya: Dari Abu Al ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyAllahu anhu, ia
berkata : Pada suatu hari saya pernah berada di belakang Nabi ShallAllahu
‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda : "Wahai anak muda, aku akan
mengajarkan kepadamu beberapa kalimat : Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjaga
kamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan mendapati Dia di hadapanmu. Jika kamu
minta, mintalah kepada Allah. Jika kamu minta tolong, mintalah tolong juga
kepada Allah. Ketahuilah, sekiranya semua umat berkumpul untuk memberikan
kepadamu sesuatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari
apa yang sudah Allah tetapkan untuk dirimu. Sekiranya mereka pun berkumpul
untuk melakukan sesuatu yang membahayakan kamu, niscaya tidak akan membahayakan
kamu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu. Segenap pena telah
diangkat dan lembaran-lembaran telah kering." (HR. Tirmidzi,)[2]
5.
Tauhid
dasar persaudaraan dan persamaan:
Tauhid tidak membolehkan pengikutnya
mengambil Tuhan-Tuhan selain Allah di antara sesama mereka. Sifat keTuhanan
hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah, dan yang paling mulia di antara
mereka adalah Muhammad saw.
[1]Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat
Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. 1, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979 ), hal.44.
0 Comments
Post a Comment