Pendidikan Tauhid Menurut Nurcholis Madjid
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Dalam
pandangan Islam, ajaran tauhid dan aqidah
ditempatkan sebagai inti dari ajaran Islam. Dalam sejarah pemikiran
Islam, ajaran tauhid tersusun dalam ilmu tauhid yang juga dikenal dengan ilmu
ushuluddin atau ilmu tentang pokok-pokok ajaran Islam. Ilmu tauhid inilah yang
kemudian diletakkan sebagai bidang studi utama pembelajaran dalam sistem
pendidikan Islam.
Pembelajaran
bidang studi tauhid adalah dasar bagi pembelajaran semua bidang studi, baik
bidang studi yang pada umumnya dimasukkan ke dalam ilmu agama Islam atau
Islamic studies, ataupun bidang studi ilmu-ilmu umum. Tolak ukur keberhasilan
bidang studi agama Islam tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi ranah kognisi,
melainkan seharusnya juga dilihat dari hasil evaluasi ranah afeksi dan
psikomotor atau prilaku peserta didik. Hal ini berarti bahwa keberhasilan
pembelajaran bidang studi tauhid menentukan keberhasilan pembelajaran semua
bidang studi.[1]
Abuddin Nata
dalam bukunya “Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia” menjelaskan
bahwa:
Gagasan dan
pemikiran Nurcholish Madjid bukan hanya mencakup satu bidang saja, melainkan
dalam berbagai bidang, termasuk di dalamnya masalah doktrin, ilmu pengetahuan
dan peradaban. Dari berbagai pemikirannya ini dapat ditelusuri dan dilacak
gagasan dan konsep yang berkaitan dengan pendidikan. Uraian berikut ini akan
mencoba melihat dan menjajagi pemikiran dan gagasan Nurcholish Madjid dalam
bidang pendidikan Islam.[2]
Nurcholis
Madjid menyebutkan bahwa, “kita harus menumbuhkan iman dalam diri kita
sedemikian rupa, mungkin dari tingkat yang sederhana, kemudian berkembang dan
terus berkembang menuju kesempurnaan, itu berarti iman menuntut perjuangan
terus-menerus tanpa berhenti”.[3]
Diskursus mengenai iman adalah erat kaitannya dengan keteguhan tauhid yang
merupakan pondasi atau asas tunggal pertama yang harus bersemayam dalam qalbu
orang yang beriman dan harus dikembangkan dan ditingkatkan. Diantara cara
pengembangan dan peningkatan iman tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan
dengan menawarkan dan membangun kembali konsep tauhid uluhiyah, rububiyah,
mulkiyah dan rahmaniyah sebagai landasan pendidikan Islam.
Siswanto
dalam bukunya “Pendidikan Islam Kontekstual” menjelaskan bahwa:
Tidak ada
gagasan yang berdiri sendiri di atas angin. Setiap gagasan baru lahir, ia
senantiasa mengundang respon bahkan polemic. Demikian pula dalam dinamika
pemikiran keagamaan, hal serupa senantiasa terjadi. Bahkan kemudian tak
terhindarkan lahir ketegangan-keteengan dan konflik, yang muncul mengiringi
perkembangan pemikiran itu. Inilah yang terjadi di sekitar gagasan-gagasan
keagamaan Nurcholish Madjid.[4]
Nurcholis
Madjid dalam bukunya, Islam Doktrin dan Peradaban, mengatakan bahwa “manusia menurut
asal kejadiannya adalah makhluk fitrah yang suci dan baik, dan karenanya
berpembawaan kesucian dan kebaikan. Karena kesucian dan kebaikan itu fitri,
maka ia akan membawa rasa aman dan tentram padanya”[5].
Nurcholis
Madjid adalah sosok pemikir Islam yang mempunyai pengaruh kuat dan luas dalam
sejarah intelektualisme di Indonesia. Pemikirannya membawa dampak yang amat
luas dalam kehidupan keagamaan umat Islam. Dalam pendidikan Islam ada sebuah
wacana untuk mencari formulasi ideal seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, metodologi dan permasalahan sosial-budaya yang perlu mendapat
pencerahan dari dunia pendidikan Islam khususnya. Konsep ini tentu akan menjumpai
hambatan-hambatan karena peristilahan pendidikan Islam yang masih umum. Adanya tarik
menarik antara aspek filsafat dan teologi yang sulit dilepaskan dari Pendidikan
Islam. “Dimensi filsafat mungkin koheren dengan nilai-nilai Islam, sedangkan
teologi lebih bersifat ekslusif, hanya menjustifikasikan hal-hal yang tekstual
bersumber dari Alquran dan Hadits”.[6] Secara
umum dasar filsafat membawa konsekuensi bahwa “rumusan pendidikan Islam harus
beranjak dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi yang digali dari pemikiran
manusia muslim dan sepenuhnya tidak bertentangan dengan nilai-nilai asasi
ajaran Islam”.[7]
Sebagai
seorang cendekiawan muslim terkemuka di Indonesia, Nurcholish Madjid banyak
memberikan formulasi pemikirannya terhadap dunia Islam yang bersifat pembaruan.
Dengan berkiblat kepada pemikiran Ibnu Taimiyah dan Fazlur Rahman sebagai tokoh
yang mempengaruhi pola pemikiran Nurcholish Madjid bahwasannya Konsep pembaruan
ini terdapat tiga hal dasar yang menjadi tolak ukur proses pembaruan Islam ke
depan. Di antaranya konsep Modernisasi, Sekularisasi dan Inklusivisme. Ketiga
hal tersebut menjadi pola pikir keIslaman yang membawa pada jalur pembaruan
Islam di Indonesia.
Dalam konteks
tauhid sebagai paradigma pendidikan Islam, pendidikan yang dimaksud adalah agar
manusia (peserta didik) dapat memfungsikan instrumen-instrumen yang dipinjamkan
Allah kepadanya seperti akal pikiran dapat menjadi brilian dalam memecahkan
rahasia ciptaan-Nya, hati mampu menampilkan hakikat dari rahasia itu dan
fisikpun menjadi indah penampilannya dengan menampakkan hak-hak-Nya. Oleh
karena itu, dengan pendidikan tauhid ini, manusia akan menjadi manusia yang
hamba, bukan manusia yang hewani. Timbul rasa saling mengasihi,
tolong-menolong, selalu waspada terhadap tipu daya dunia dan manusia-manusia zalim,
kemudian dapat berlaku sederhana (zuhud) dan hati-hati (wara’),
dan lain sebagainya.
Berdasarkan pembahasan
di atas, maka penulis mengambil judul dalam penelitian skripsi ini adalah Pendidikan
Tauhid Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan Peradaban).
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan proposal
skripsi ini adalah sebagi berikut:
1.
Bagaimana biografi Nurcholish Madjid?
2.
Bagaimana hakikat pendidikan tauhid menurut Nurcholish Madjid?
3.
Bagaimana konsep pendidikan tauhid menurut Nurcholish Madjid?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian dalam
penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui biografi Nurcholish Madjid.
2.
Untuk mengetahui hakikat pendidikan tauhid menurut Nurcholish Madjid.
3.
Untuk mengetahui konsep pendidikan tauhid menurut Nurcholish Madjid.
D. Kegunaan
Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan penelitian
dalam skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi peneliti, secara umum dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Konsep
Pendidikan Tauhiid Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan
Peradaban).
Selain itu hasil pembahasan ini dapat di
jadikan bahan kajian bidang studi pendidikan.
Secara
praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam
memperbaiki dan mengaplikasikan Konsep
Pendidikan Tauhiid Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan
Peradaban) ini
dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi
tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan
Islam.
E. Penelitian
Terdahulu
Diantara
para peneliti sebelumnya, antara lain :
Nama: Zuriyati Nim: A.
201217/4171 Instititut Agama Islam Almuslim
Aceh Pada tahun 2014 dengan judul skripsi pemikiran nurcholis madjid dalam pendidikan Islam metode
yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode library reserch dengan
kesimpulan sebagai berikut:
1. biografi dan pendidikan Nurcholis Madjid dari kecil
sampai dewasa dan latar belakang lingkungan keluarganya, membuat diri Nurcholis
Madjid merasa terpanggil untuk memberikan sumbangsih dalam mengembangkan
pemikirannya tentang keilmuan dan terhadap pembaruan di dunia keislaman dan
pendidikan, serta keadaan masyarakat Islam di zaman Modern.
2. Pemikirannya tentang sekularisasi,
Nurcholis Madjid secara serta merta memiliki tujuan untuk memperbaiki keadaan
masyarakat Islam kearah yang modern tetapi tidak menghilangkan nilai Islami.
Karena, melihat pada masyarakat tradisional yang masih cenderung fanatik dan
tidak menerima keadaan yang kontemporer atau kekinian dan juga apabila menerima
pun mereka menjadi tidak terarah atau justru terhegemoni oleh moderenisasi kaum
barat yang mengarah kepada liberal.
3. Perubahan pemikiran Nurcholis yang
modern, berawal dari pendidikannya di Amerika. Diintegrasikan dengan pola fikir
Islami yang berakhir pada implementasi nilai-nilai Barat. Sementara asal usul
gagasan sekularisasi dikerenakan evolusi agama Kristen yang bertransisi menuju
rasionalisasi agama karena konflik tentang konsep Tuhan dan hidup mereka yang
tidak jelas. Akhirnya nilai-nilai Islam dikesampingkan dalam kehidupan sosial
melahirkan sekularisasi, inklusifisme dan pluralisme dalam Islam yang modern.
Selanjutnya adalah Nama: Fitriah Nim: A. 274675/3576 Sekolah Tinggi Agama
Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2013 dengan judul skripsi Konsep
Pendidikan Tauhid Dalam Membentuk Ahlaq Anak. Metode yang digunakan dalam
penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pendidikan Tauhid adalah model pendidikan yang berakar pada akidah
ketauhidan dan melepaskan manusia dari kejumudan maupun kepada ikatan-ikatan
berhala, disamping benda-benda lain, yang posisinya hanyalah sebagai makhluk
Allah SWT. karena selama ini banyak sekali tontonan-tontonan yang kurang
mendidik yang kurang memberikan tuntunan kepada anak didik, yang berdampak
buruk pada mindset kejiwaan anak, malah sebuah upaya ''proses pembodohan'' yang
menggiring kembali ke pola pikir masa lalu (back to traditional), mempercayai
mitos, klenik, sihir dan menumbuh suburkan budaya khayal, berangan-angan,
sehingga dapat mempengaruhi alam bawah sadar mereka, maka yang terjadi mereka
bukan hanya mudah untuk putus asa karena kurang menghargai realitas mereka,
juga berdampak pada kurang pekanya generasi muda kita terhadap tantangan dunia
pasar bebas (ACFTA) di era globalisasi ini!
2.
Untuk mengimplementasikan konsep tauhid terhadap akhlaq anak didik adalah
dimulai dari penerapan akhlaq dari lingkungan keluarga, karena bagaimanapun
mainset anak didik dibentiuk dan dimulai dari pembentukan konsep keluarga
sakinah, dengan cara menanamkan norma nilai-nilai yang baik dan berakhlakul
karimah serta mengajarkan nilai-nilai yang baik, sopan-santun dalam
bertuturkata, berbuat dan bertingkah laku, utamanyadalam hal memberikan
keteladanan yang baikkepada anak serta menuntun ketauhidan mereka.
Selanjutnya adalah Nama: Sriwahyuni Nim: A. 274468/3348 Sekolah Tinggi Agama
Islam Almuslim Bireuen Provinsi Aceh Pada tahun 2012 dengan judul skripsi Penanaman
Tauhid Prioritas Utama Dalam Pendidikan. Metode yang digunakan dalam
penelitiannya adalah metode library reserch dengan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Konsep tauhid dan pendidikan yang diajarkan Al-qur’an harus diaplikasikan
oleh setiap orangtua sebelum memberikan
berbagai disiplin ilmu lain. Akidah yang kuat, tauhid yang bener menjadi
bekal seseorang dalam mengarungi bahtra kehidupannya. Mantapkan aqidah, ajarkan bagaiman cara hormat kepada orang tua,
tanamkan kecintaan akan kebaikan dan amal shalih, ajarkan praktek ibadah yang
benar yaitu hanya untuk Allah dan tidak menyekutukan-Nya, kemudian berikan
tatanan hidup yang sesuai dengan Islam, ahklak dan tingkah laku yang baik.
2.
Hubungan tauhid dan pendidikan sangat erat kaitannya. Bila menginginkan
mempunyai generasi rabbani dan yang berakhlak qur’ani penetrasi tauhid dalam
pendidikan usia dini mereka mutlak diajarkan. Penanaman tauhid menjadi
prioritas utama dalam pendidikan sebelum memberika berbagai disiplin ilmu lainnya. Inilah
methode para Rasulullah dan para salafusshalih dalam berdakwah
Penelitian
tersebut diatas belum menjelaskan secara rinci tentang pendidikan tauhid
menurut Nurcholis Madjid,
sehingga terlihat belum lengkap dalam sebuah penelitian. Adapun yang membedakan
penelitian ini dengan penelitian diatas adalah, dalam penelitian ini penulis
mendiskripsikan konsep pendidikan
tauhid menurut Nurcholis Madjid.
F. Landasan Teori
Nurcholis
Madjid memandang Islam sebagai agama yang terbuka
(inklusif) dan harus menghentikan sikap tertutup (ekslusif) meskipun mereka
punya alasan tersendiri akan hal itu. Tetapi, madjid menegaskan jika umat Islam
tidak mau menerima apa saja yang baik dan positif, maka umat Islam akan
tertinggal dan semestinya memandang sesuatu kepada makna dan fungsinya dengan
berbagai jalan yang baik. Penulis menyadari bahwa umat Islam haruslah berfikir
inklusif. Ilmu pengetahuan harus selalu diupdate, agar peran manusia sebagai khalifah
Allah SWT dibumi bisa mencapai pada derajat tertinggi fitrah manusia.
Dasar pembaruan Nurcholish Madjid adalah berlandaskan
tauhid yang dalam khazanah pembaruan pemikiran Islam di Indonesia pada masa
itu justru dianggap radikal. Namun kini
pemikiran seperti itu tidak terlalu mengejutkan lagi karena kedewasaan
intelektual umat Islam sudah amat baik dibandingkan masa lalu atau tahun 70-an.
karenanya Nurcholish Madjid telah menambahkan khazanah pemikiran dalam Islam.[8]
Nurcholis mengganggap bahwa gagasan pembaharuannya adalah
semacam daya gerak psikologis (psychological strikes force). Ia
berpikkir kalau umat Islam akan memilih kemapanan, resikonya adalah terjadinnya
kejumudan berkepanjangan, sedangkan apabila memilih pembaharuan, resikonya
adalah intregasi umat dikorbankan.
Sebuah dilema segera dihadapkan pada umat Islam: apakah akan memilih menempuh jalan
pembaruan dalam dirinya, dengan
merugikan inntegrasi yang selama ini didambakan, atauka akan
mempertahankan dilakukannya usaha-usaha kearah integrasi itu, sekalipun dengan
akibat keharusan ditolerirnya kebekuan pemikiran dan hilangnnya
kekuatan-kekuatan moral yang ampuh?
Tidak bisa dipersatukannya (inkompatibilitas) antara keharusan pembaruan
telah diambil oleh sebagian umat, sebagian yang
lain akan mengadakan reaksi kepadanya.[9]
Pemikiran pembaruan Nurcholis Madjid mendorong M. Kamal
Hasan di Malaysia untuk melakukan penelitian dalam studi disertasinya.
Menurutnya, memang banyak generasi muda muslim yang sama-sama merasakan
pentingnya pembaruan, tetapi perasaan itu pudar, khusus nya setelah Nurcholis
tampil terlalu angkuh mempergunakan istilah-istilah “liberalisasi”,
kebebasan intelektual, dan seterusnya yang mengandung konotasi-konotasi yang
terlalu radikal untuk dimaafkan.[10]
Bisa dikatakan, munculnya gerakan pembaruan yang berporos
pada Cak Nur telah menandai permulaan fase penyebaran ide pembaruan dalam
komunitas umat Islam, juga penyebaran ide-ide pembaruan dan kecenderungan
pemahaman liberal dalam Islam. Gagasan ini dalam perkembangannya diterima secara
luas oleh masyarakat Indonesia dan mampu mengubah sikap-sikap sosial yang cukup
mendasar.[11]
G.
Metodologi Penelitian
Bagian ini akan menguraikan tentang perangkat-perangkat penelitian
mulai dari jenis penelitian, metode penelitian, ruang lingkup penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data yang sangat
membantu dalam kelangsungan penelitian ini.
1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini
adalah jenis studi yang termasuk kedalam library research atau
kepustakaan. “Penelitian kepustakaan merupakan bagian penting dalam sebuah
penelitian yang kita lakukan. Kajian pustaka disebut juga kajian literature (literature
review)”.[12]
“Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang
literature yang relevan dengan bidang atau topik tertentu serta memberikan
tinjauan mengenai apa yang telah dibahas oleh peneliti atau penulis, teori dan
hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau
ditanyakan, metode dan
metodelogi yang sesuai”.[13]
Adapun pendekatan yang digunakan
dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. “yakni pendekatan yang lebih
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif, serta
pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan
logika ilmiah”[14].
2. Sumber Data
Sumber data dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
a. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau
perseorangan seperti hasil wawancara, pengisisan kuesioner, dan observasi”.[15] Dalam penelitian ini, kajian yang menjadi sentral sumber
primernya adalah buku karangan Nurcholis Madjid yang berjudul:
1) Nurcholis
Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Jakarta: Paramadina, 2004.
2) Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992.
b. Sumber Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh
pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder disajikan
antara lain dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-digram. Data sekunder ini
digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut, misalnya data kinerja
perbankan nasional yang dikeluarkan suatu badan riset”.[16] Sebagai sumber yang sekunder penulis menggunakan buku
tentang pendidikan Islam:
1) Ahmad Tafsir, Ilmu
Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992.
2) Ismail, Faisal. Membongkar
Kerancuan Pemikiran Nurcholish Madjid Seputar Isu Sekularisasi Dalam
Islam, Jakarta: Lasswell Visitama, 2010.
3) Idrus, Junaidi. Rekonstruksi
Pemikiran Nurcholish Madjid :Membangun Visi Dan Misi Baru Islam Indonesia. Yogyakarta:
Logung Pustaka, 2004.
Selain buku ini, digunakan juga buku-buku lain untuk
melengkapi pembahasan maupun perbandingan dengan pemikiran Nurcholis Madjid.
3.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah buku Nurcholis Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Jakarta:
Paramadina, 2004 dan buku Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Yayasan Wakaf Paramadina, 1992.
4.
Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam skripsi ini adalah berupa studi
kepustakaan, maka teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah membaca bagian-bagian
terpenting dari buku Islam doktrin dan Peradaban
yang telah disiapkan berdasarkan sub bab yang ada relevansinya dengan
pembahasan, kemudian diadakan analisis kembali dalam kerangka yang berfikir
sistematis, selanjutnya peneliti tuangkan dalam bentuk konsep atau kesimpulan.
5.
Teknik Analisa Data
Teknik analisis
data adalah suatu teknik penelitian
untuk merangkum apa yang telah diperoleh, menilai
apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, jeli dan benar. Analisis data
juga diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.[17]
Untuk menganalisis terhadap data yang sudah terkumpul,
teknik yang di gunakan adalah “deskriptif analitik” yaitu dengan
mengambarkan dan memaparkan Konsep Pendidikan Tauhiid
Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan Peradaban) kemudian dianalisa secara cermat dengan
mengunakan berbagai metode sebagai berikut :
a)
Metode Deduksi
Metode
deduksi adalah “metode yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih
kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Dalam sistem deduksi yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan. Metode deduksi sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan
dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus”.[18]
Dalam kaitannya dengan pembahasan kali ini, metode deduksi digunakan untuk
memperoleh gambaran detail dari Konsep
Pendidikan Tauhiid Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan
Peradaban).
b)
Metode Induksi
Metode
induksi yaitu “menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah
pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum”.[19]
Dalam kaitanya dengan penelitian ini, metode ini di gunakan untuk memperoleh
gambaran yang utuh terhadap Konsep Pendidikan Tauhiid
Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam Doktrin dan Peradaban).
c)
Metode komparasi
Metode
komparasi yaitu “penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih
fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran
tertentu”.[20]
Dalam penelitian ini metode komparasi ini digunakan unuk membandingkan Konsep Pendidikan Tauhiid Menurut Nurcholis Madjid (Studi Naskah Islam
Doktrin dan Peradaban).
H.
Sistematika Penulisan
Garis-garis besar isi skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu
masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu: Bab satu,
berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, landasan
teori, metodologi penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.
Bab dua berisi tentang Biografi Nurcholis Madjid yang
meliputi latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan, karya yang
dihasilkan, karir yang dicapai, kondisi sosial politik, kondisi sosial
intelektual, tokoh yang mempengaruhinya, metode (corak) berfikir Nurcholis
Madjid.
Bab tiga berisi
tentang hakikat pendidikan tauhiid menurut Nurcholis
Madjid yang meliputi Pengertian pendidikan tauhid, dasar dan tujuan pendidikan
tauhid, fungsi pendidikan tauhid dan tauhid sebagai pendidikan Islam.
Bab empat berisi
tentang konsep pendidikan tauhiid menurut Nurcholis
Madjid yang meliputi Ide Pemikiran Nurcholish Madjid, pembaruan Nurcholish
Madjid tentang tauhid, tauhid sebagai paradigma pendidikan Islam, pendidikan
tauhid dalam perspektif Nurcholish Madjid.
Bab lima berisi
tentang penutup yang meliputi Kesimpulan dan saran-saran.
[17]Nana Syaodih
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015), hal. 155.
[18]
Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 31 Agustuus 2016 dari https://Ibud.Wordpress.Com.
[19]
Budiyanto, Metode Deduksi dan Induksi. Artikel diakses tanggal 31 Agustuus 2016 dari https://Ibud.Wordpress.Com.
[20]
Raden Sanopaputra, Analisis Komparatif, Artikel diakses tanggal 31 Agustuus 2016 dari http://.blogspot.co.id.html.