Pengertian Card Sort


A.    Metode Card Sort


1.     Pengertian Card Sort
Ada banyak tipe yang dapat digunakan dalam menerapkan active learning (belajar aktiv) dalam pembelajaran di sekolah. Mel Silberman mengemukakan 101 bentuk metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktiv.[1] Kesemuanya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas sesuai dengan jenis materi dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai oleh anak, salah satunya adalah tipe Card Sort (sortir kartu). Card Sort adalah salah satu metode pembelajaran dengan cara menyortir kartu yang acak yang bertujuan mengaktifkan setiap individu sekaligus kelompok dalam belajar.[2]
Pengertian dari metode sort card menurut A. Fatah Yasin yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.[3] Metode ini dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan materi atau topik pembelajaran yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang luas. Caranya guru menuliskan materi dan bagian-bagiannya ke dalam kertas karton secara terpisah. Kertas di acak setiap siswa dipersilahkan mengambil satu kertas kemudian mencari pasangan siswa lain dalam kelompok berdasarkan kategori yang tertulis. Jika seluruh siswa sudah dapat menemukan pasangannya berdasarkan kategori yang tepat, mintalah mereka berjajar secara urut kemudian salah satu menjelaskan kategori kelompoknya.[4]
Jadi metode sort card adalah suatu bentuk kartu kecil yang dibuat dari kertas karton dan berisi informasi materi yang berfungsi sebagai metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar guna untuk meningkatkan motivasi siswa. Disamping itu metode sort card ini juga merupakan strategi yang digunakan oleh guru guna untuk mengaktifkan kegiatan belajar siswa.
Seorang guru biasanya dihadapkan pada banyak alat bantu, sehingga diharuskan agar bisa memilih alat bantu yang tepat dalam proses belajar mengajar. Seorang guru juga sering mengalami kesulitan untuk memilih yang paling dapat membantu tugas-tugasnya. Ada beberapa teori yang berkaitan deangan penggunaan alat bantu belajar, diantaranya adalah teori realisme dan teori tugas.
Teori realisme adalah pendekatan yang berasumsi bahwa belajar yang sempurna dapat tercapai hanya apabila digunakan alat bantu yang mendekati realitas.[5] Siswa-siswi akan lebih menyukai sesuatu yang lebih detail dan menyerupai realitas sehingga mereka akan mudah belajar. Sedangkan teori tugas adalah teori yang muncul karena adanya rasa keberatan terhadap teori relisme karena teori ini tidak menjamin bahwa informasi yang berguna dapat dipersepsi atau dirasakan, dipelajari, dan di ingat oleh siswa-siswi. Maka munculah suatu pendekatan belajar yang menghubungkan sifat-sifat alat bantu belajar dengan tuntutan tugas.[6]
Ada banyak alat bantu dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah card (kartu), sedangkan fungsi dan sifat alat bantu belajar adalah untuk;
a.      kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b.     kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c.      kemampuan untuk meningkatkan transfer/peralihan belajar
d.     kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) terhadap  pengetahuan atau hasil yang dicapai
e.      kemampuan untuk meningkatkan retensi[7]

Strategi pembelajaran menggunakan metode card sort menuntut siswa siswi untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah disiapkan oleh guru, sehingga seluruh siswa-siswi harus bekerja aktiv. Kondisi belajar yang seperti itu akan merangsang siswa-siswi untuk berpartisipasi aktiv. Dan tentu saja akan meningkatkan ketrampilan siswa-siswi dalam memecahkan masalah yang merupakan hasil dari kegiatan yang di dalamnya terdapat saling interaksi dan saling membantu antar anggota kelompok.


               [1] Ibid., hal. 32.
               [2] Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbaisi PIKEM, (Semarang: RaSAIL
Media Group, 2008), hal. 89.
               [3]A. Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang Press, 2008), hal. 185.
               [4] Hj. Siti Kusrini, Hj. Sutiah, dan Marno, Keterampilan Dasar Mengajar (PPL I), (Malang: Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang: Cetakan Keempat, 2007), hal. 131-132
               [5] Munzier Suparta dan Hery Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:
Amissco, 2002) hal. 193.
               [6] Ibid., hal. 194.
               [7] Ibid., hal. 194.

0 Comments