Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

prinsip – prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi


BAB I
P E N D A H U L U A N


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran berfungsi sebagai sarana atau alat untuk menyelamatkan manusia dari siksaan api neraka. Hal ini berarti bahwa setiap orang yang beriman sudah tentu menginginkan dirinya, anak, dan keluarganya terhindar dari api neraka. Dengan demikian, ia berkewajiban melaksanakan pendidikan dan pengajaran Islam sebaik-baiknya.[1]
Keselamatan manusia dari azab dan kerugian akan tercapai dengan mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan menjalankan syar’iat-Nya, mendidik diri beramal saleh, dan mengikuti jalan hidup Islami dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, Setelah melakukan pendidikan secara individual, kita berkewajiban saling menasehati agar tabah dalam menghadapi berbagai kesusahan, beribadah hanya kepada-Nya dan menegakkan kebenaran.
Pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena sebagai makhluk pedagogis manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, serta pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah berupa bentuk yang dapat diisi dengan benbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang mulia. Pikiran, perasaan, dan kemampuan berbuat merupakan komponen dan fitrahnya.
Anak merupakan  amanah dari Allah SWT. Kepada para orang tua yang diberi kepercayaan untuk merawatnya. Baik buruk anak akan membawa efek kepada orang tuanya baik itu di dunia mapun di akhirat.Di dalam Al-qur’an banyak terdapat tentang kondisi anak berdasarkan kriteria tertentu diantaranya adalah:
Pertama : Anak Shaleh , untuk anak  shaleh ini Al-Quran menyebutnya dengan istilah “Qurrata ‘Ayun” atau penyenang hati, yaitu anak yang taat kepada Allah, berbakti kepada kedua orang tuanya, serta hidupnya berguna bagi agama, nusa dan bangsanya. Setiap orang tua pasti menginginkan memilki anak shaleh sebagai penyenang hatinya, kalau kita ingin memiliki anak shaleh kuncinya orang tua harus shaleh terlebih dahulu, karena anak tidak hanya cukup diberi pelajaran, tapi anak yang shaleh memerlukan keteladanan dari orang tuanya. Selain itu anak harus diberi pendidikan secara komperehensif.
Kedua : Anak Perhiasan ( Ziinah) yaitu anak yang berhasil dalam meniti dunianya saja, anak ini menjadi kebanggan orang tuanya karena ia telah berhasil dalam meniti karirnya, apakah ia sebagai Birokrat, Busenismen, atau politikus yang handal, kemudian ia mempunyai uang yang banyak , mobil yang keren dan rumah yang bagus, sehingga akan menjadi kebanggaan orang tuanya dan menceritakan kepada semua orang yang dijumpainya bahwa anaknya telah berhasil, namun sayang ia bukan sebagai pengamal ajaran agamanya secara baik, ia belum bisa baca al-Quran, kadang shalat kadang tidak, bahkan sering melaksanakan ma’shiyat. Firman Allah dalam surat Al-kahfi ayat 46:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَاباً وَخَيْرٌ أَمَلاً )الكهف:٤٦(
Artinya:   Harta dan anak  adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan’ (Q.s. Al Kahfi,46).
Ketiga : Anak fitnah , yaitu anak yang hanya merepotkan orang tuanya saja , ia hanya makan , tidur dan bermain, tidak bisa mencari uang, ia tidak beribadah , tidak aktif di Masjid atau di pengajian. Dalam hal ini Allah berfirman dalam surat Al- anfal ayat 28:
وَاعْلَمُواْ أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللّهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ) الأنفال: ٢٨(
Artinya: Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak anakmu itu hanyalah sebagai cobaan (fitnah) dan sesungguhnya disisi Allah  ada pahala yang besar. )QS. Al Anfal: 28(.
Keempat : Anak sebagai musuh (‘Aduwwun) hal ini terdapat dalam Al Quran surat At Taghabun ayat 14 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ)التغابن:١٤(
Artinya: Wahai orang orang yang beriman! sesungguhnya diantara istri istrimu dan anak anakmu ada yang menjadi musuh bagimu , maka berhati hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha pengampun,Maha Penyayang(Qs. At Taghabun : 14)
Anak sebagai musuh adalah anak yang menodai orang tua karena perbuatan jahatnya , seperti berjudi, peminum minuman keras, pengguna Narkoba atau membunuh orang, bagaimana pun nama orang tuanya akan tercoreng, sebab orang akan bertanya : anak siapa sih ? Ini bukan hanya di dunia tapi orang tua juga akan diminta pertanggung  jawaban terhadap pendidikan anaknya.
            Berdasakan latar belakang masalah yang penulis bahas diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian skripsi dengan judul “prinsip – prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi”.
B. Rumusan Masalah
Adapun  yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut : 
1.     Bagaimana prinsip pendidikan anak dalam Islam?
2.     Bagaimana metode Islam dalam membentuk anak shaleh?
3.     Bagaimana prinsip pendidikan anak?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut :
1.     Untuk mengetahui prinsip pendidikan anak dalam Islam.
2.     Untuk mengetahui metode Islam dalam membentuk anak shaleh.
3.     Untuk mengetahui bagaimana prinsip pendidikan anak.
D. Kegunaan Pembahasan
              Adapun yang menjadi kegunaan pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah:
Secara teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai prinsip-prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi. Selain itu  hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study pendidikan.
Secara praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan nilai tambah dalam memperbaiki dan mengaplikasikan prinsip – prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi ini dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
E. Penjelasan Istilah
Agar terhindar dari kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.
            Adapun istilah yang penulis anggap perlu dijelaskan adalah: Prinsip, pendidikan Anak.
1.     Prinsip
Dessy Anwar dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan prinsip adalah azas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya.[2] Hoetomo dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa prinsip adalah prinsip adalah Asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berfikir, berbuat dan mengerjakannya”.[3]
Adapun menurut penulis, prinsip adalah pola pikir seseorang.
2.     Pendidikan .
Pendidikan dari segi bahasa bermakna perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya.[4] Pendidikan berasal dari kata didik yang artinya Memelihara, memberi latihan, dan pimpinan, kemudian kata didik itu mendapat awalan pe- akhiran- an sehingga menjadi pendidikan yang artinya perbuatan mendidik”.[5]
Oemar Muhammad Al-Syaibani dalam buku “Filsafat Pendidikan” mengemukakan bahwa “Pendidikan”  adalah usaha-usaha untuk membina pribadi muslim yang terdapat pada pengembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial”.[6] Dalam bahasa Inggris pendidikan identik dengan education atau educ berarti pendidik.[7] Educ berarti menghasilkan dan mengembangkan, mengacu kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan material, yang meliputi spesies hewan dan tidak terbatas pada hewan yang berakal atau manusia.[8]
Pada dasarnya istilah pendidikan tersebut memiliki pengertian yang sangat luas, sehingga sampai saat ini belum ada keseragaman pengertian atau definisi pendidikan yang diberikan para ahli. Masing-masing ahli pendidikan masih sangat dipengaruhi oleh pola pikirnya masing-masing dalam memberikan pengertian pendidikan. Menurut Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, menyebutkan bahwa "pendidikan Islam adalah ilmu yang berdasarkan Islam yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, dan ajaran tersebut didasarkan pada Al-Qur'an dan hadits."[9]
Pendidikan merupakan kehidupan manusia itu sendiri dan menjadi tuntunan hidupnya, apabila hasil yang diperoleh dalam kehidupannya adalah produk pendidikan. Secara filosofis bahwa di dalam pendidikan itu mengandung nilai-nilai yang sangat berharga dalam kehidupannya. Bahkan dikatakan pendidikan itu mewariskan nilai-nilai kepada generasi. Di sinilah pentingnya kelestarian, nilai dalam pendidikan sangat diutamakan. Pewarisan nilai-nilai kepada generasi penerus tidak akan sampai kepada suatu tujuan pendidikan bila tidak didasarkan kepada falsafah hidup dan sumber pedoman  kehidupan.
Adapun pendidikan yang penulis maksud dalam judul adalah usaha trasfer ilmu pengetahuan dari orang cerdas kepada anak.
3.     Anak
Dessy Anwar dalam kamus lengkap bahasa Indonesia menjelaskan bahwa yang di maksud dengan Anak adalah turunan yang kedua, manusia yang lebih kecil.[10] Napitupulu mengartikan anak sebagai berikut “anak belum dewasa perkembangannya menunjuk taraf kedewasaan nyakni, taraf berdiri sendiri, berfikir dan berubah pada sesama manusia dan kepada tuhan yang maha kuasa” .[11] Pengertian anak dalam bahasa Indonesia, menurut M. Mursal Thaher dkk,  adalah manusia dalam periode perkembangan dan berakhirnya masa bayi hingga menjelang masa pubertas”.[12] Sedangkan Muhammad Arifin seorang pakar pendidikan ia mengemukakan definisi “anak” adalah “makhluk yang masih lemah dalam keseluruhan kehidupan jiwanya”.[13]
Adapun anak yang penulis maksud dalam judul adalah manusia yang masih dalam bimbingan orang tua.
F. Metodelogi Pembahasan
            Adapun metodelogi dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1.     Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif: suatu penelitian yang menggambarkan tentang prinsip – prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Magribi dalam hal ini Sukardi menjelaskan bahwa: metode kuantitatif merupakan suatu metode yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah pengaruh tingkat satu variabel atau lebih”.[14] Selanjutnya Sukardi, mengatakan pula bahwa:
Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang menggunakan angka-angka dalam menjelaskan hasil penelitian atau metode yang menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang diambil suatu hubungan dengan kesehatan, pandangan, sikap yang nampak atau kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang sedang meruncing dan sebagainya”.[15]

Penelitian ini akan menjelaskan prinsip – prinsip pendidikan anak dalam Islam (studi naskah Begini Seharusnya Mendidik Anak) karya Al-Magribi Bin as-Said al-Maghribi.
2.     Ruang lingkup pembahasan
Adapun ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini adalah:
Tabel 1.1 Ruang lingkup pembahasan
No
Ruang Lingkup
Hasil Yang Diharapkan
1
Prinsip pendidikan anak dalam Islam
a).   Pengertian
b).   Tujuan
c).   Dasar
2
Metode Islam dalam membentuk anak shaleh
a)     Uswatun Hasanah
b)     Pembiasaan
3
Prinsip pendidikan anak
a)     Pujian
b)     Hadiah
c)     Ganjaran

3.     Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut:
1)    Data primer
Data primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[16]. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah Begini Seharusnya Mendidik Anak karya Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi. Jakarta: Darul haq, 2005.
2)    Data skunder
Data skunder yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku “Metode Pendidikan Qur’ani ; Teori dan Aplikasi,”, karya Syahidin yang diterbitkan Misaka Galiza, 1999. “Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat karya Abdurrahman An Nahlawi yang diterbitkan Gema Insani Press. 1996., Ilmu Pendidikan II karya M. Nasir Budiman yang diterbitkan Fakultas Tarbiyah, Banda Aceh, 2000. Tarbiyah al-Aulad Fi al-Islam Jilid 2 karya Abdullah Nashih Ulwan, yang diterbitkan Dar al-Salam, tth.
4.     Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[17] Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi ini.
5.     Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Menurut Moleong, Lexy J analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap dalam komunikasi.[18]
G. Sistematika Penulisan
            Adapun sistematika dalam penulisan skripsi  ini adalah sebagai berikut :
            Bab satu, terdapat pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan pembahasan, penjelasan istilah, metodelogi pembahasan dan sistematika penulisan.
Bab dua, terdapat pendidikan anak shaleh meliputi: pengertian pendidikan, tujuan pendidikan anak dalam Islam, metode pendidikan anak dalam Islam dan ruang lingkup pendidikan anak dalam islam.
Bab tiga, terdapat prinsip-prinsip pendidikan anak dalam Islam meliputi: prinsip mendidik anak sebelum lahir, pernikahan dalam islam, tujuan pernikahan dalam islam, manhaj Islam dalam memilih isteri, dan landasan memilih isteri.
Bab empat, terdapat penutup meliputi: kesimpulan dan saran-saran.
            Sedangkan dalam penulisan skripsi ini untuk adanya keseragaman dan kesamaan dalam penulisan pengetikan penulis berpedoman pada buku ” Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Almuslim Peusangan Kabupaten Bireuen tahun 2009.



[1]Muhammad Ali Quthb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidikan Islam, Alih Bahasa H.M. Dahlan dan M.I. Soelaeman, (Bandung: Diponegoro, 1983), hal. 87
[2] Dessy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia cet.I (Surabaya: Karya Abditama, 2001), hal. 330
[3] Hoetomo,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Mitra Pelajar, 2005), hal.390.

[4]W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hal 250.

[5] Hobby, Kamus Populer, Cet.XV, (Jakarta: Central, 1997 ), hal 28.

[6]Oemar Muhammad At-Tomy Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,terj. Hasan Langgulung, Cet. I, (Jakarta: Bulan Bintang,  1979), hal. 44.

[7]John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 207.
[8]Syeh Muhammad al-Nuquib al-Attas, Konsep Pendidikan dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Haidar Bagir, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 65.

[9]Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif  Islam, cet.VI, (Bandung: Rosda Karya, 2004), hal. 13.

[10] Desy Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia cet.I (Surabaya: Karya Abditama,2001), hal. 39.

[11]Napitupulu, Dimensi-dimensi Pendidikan, (Jakarta: Tep, 1999), hal. 7.

[12] M. Mursal Thaher Dkk, Kamus Umum Ilmu Jiwa Pendidikan, (Bandung:  Al-Ma’aruf : 1976), hal. 17.

[13] Arifin, Hubungan Timbal BalikPendidikan Agama diLingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta:Departemen P dan K : 1973), hal. 31.
[14] Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2003), hal. 167.

[15] Sukardi, Metodologi..., hal. 160.
[16] Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,          ( Bandung: Angkasa, 1987 ), hal. 163.

[17]Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.

[18]Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.