1.
Tingkat Keberhasilan Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak pada MIN Cot Batee
Di Madrasah Ibtidaiyah pendidikan Aqidah Akhlak merupakan bagian integral dari pendidikan agama. Memang pendidikan
Akhlak bukan satu-satunya faktor yang menentukan sekaligus membentuk watak dan
kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah
Akhlak memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah
dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan
Aqidah Akhlak memberikan pengajaran tentang tata nilai yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhan, mengatur hubungan antara sesama manusia, mengatur
hubungan dengan lingkungan dan mengatur dirinya sendiri. Dengan demikian
pelajaran Aqidah Akhlak merupakan pelajaran yang teoritis dan aplikatif. Pelajaran
teoritis menanamkan ilmu pengetahuan, sedangkan pelajaran aplikatif membentuk
sikap dan perilaku dalam kehidupan. Jadi, tolok ukur keberhasilan siswa tidak
dapat diukur dengan tinggi rendahnya taraf intelektual anak (aspek kognitif),
melainkan hendaknya harus dilihat dari sisi bagaimana karakteristik yang
terbentuk melalui pendidikan formalnya (aspek afektif dan psikomotorik).
Upaya pengembangan pembelajaran Aqidah Akhlak yang
berorientasi pada pendidikan nilai (afektif) perlu mempertimbangkan 3 faktor yang
mempengaruhi pembelajaran Pendidikan Aqidah Akhlak, yang lebih menekankan pada
penggalian karakteristik peserta didik, terutama dalam hal perkembangan nilai
yang sekaligus dapat mempengaruhi pilihan strategi (pendekatan metode dan
teknik) yang dikembangkannya. Sehingga pembelajaran Aqidah Akhlak tidak sekedar
terkonsentrasi pada persoalan teoritis dan kognitif semata, akan tetapi juga
sekaligus mampu menginternalisasikan makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlak dalam
diri siswa melalui berbagai cara, media dan forum. Selanjutnya makna dan nilai-nilai tersebut dapat menjadi sumber
motivasi bagi siswa untuk bergerak, berbuat, berperilaku secara konkrit dalam
wilayah kehidupan praktis sehari-hari.
Karena itu sekolah, yang berfungsi sebagai wahana
pembinaan, pengajaran dan pendidikan harus mampu mengatasi perilaku siswa
dengan menggunakan mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai materi pokoknya dengan
menginternalisasikan ke dalam diri siswa makna dan nilai-nilai Aqidah Akhlak
dalam interaksi riil agar dapat tercapai tujuan pendidikan yaitu menciptakan
manusia Indonesia seutuhnya serta menjauhkan diri siswa dari penyimpangan
perilaku yang tidak diharapkan.
Prestasi belajar merupakan hasil
belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi
belajar dapat ditunjukkan melalui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari
jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan
pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan mengahasilkan pembelajaran yang
maksimal. Dalam proses pencapaiannya, prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh dalam
keberhasilan pembelajaran adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru
dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah
semestinya kualitas guru harus diperhatikan.
Berdasarkan
pengakuan Bapak Iswadinur, S.Pd.I bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan
adalah kualitas guru. Untuk itu,
upaya awal yang dilakukan dalam peningkatan mutu pendidikan
adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat
seorang guru yang profesional. MIN Cot Batee Kabupaten
Bireuen belum terlalu banyak mencapai keberhasilan dalam proses pendidikannya.[1]
Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan Ibu Safwati, S.Pd Kepala MIN Cot Batee Kabupaten Bireuen bahwa Madrasah yang
Beliau Pimpin Sekarang tersebut belum mencapai keberhasilan yang signifikan,
karena masih dalam tahap perbaikan[2].
[1] Hasil Wawancara dengan Bapak Iswadinur, S.Pd.I Guru Aqidah Akhlak pada
MIN Cot Batee Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen pada tanggal 25
September 2013.
[2] Hasil Wawancara
dengan Ibu Safwati, S.Pd Kepala MIN Cot
Batee Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen pada tanggal 25 September 2013.
0 Comments
Post a Comment