BAB I
P E N D A H U L U A N
A.
Latar Belakang Masalah
Orang tua menjadi peran penting dalam
membentuk kepribadian dan mendidik anak. Allah memberikan kasih sayang kepada
Lukmanul Hakim terhadap anaknya di dalam AL-Qur’anul Karim. Sosok orang tua
yang berhasil dalam mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
Allah SWT berfirman:
يَا بُنَيَّ
أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ
عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (لقمان: ۱۷)
Artinya: “Hai
anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu merupakan urusan yang paling
utama.”(QS. Lukman: 17)
Pendidikan
orang tua dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama dalam
menentukan kelangsungan pendidikan anak
setelah dewasa. Orang tua tidak boleh mengabaikan peranannya dalam memberikan
pendidikan kepada anak. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبى
هريرة رضى الله
عنه قال : قال
النبى صلى الله عليه و
سلم: كل
مولود يولد على الفطرة
فأبواه يهودانه و ينصرانه
او يمجسانه (رواه البخارى
و مسلم)
Artinya: Dari Abu Hurairah r .a . bahwa Rasulullah
Saw bersabda : “ Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah (suci/bersih) .
ibu bapaknyalah yang mengyahudikan , menasranikan atau memajusikannya”. (H .R .
Bukhari muslim ).[1]
Dalam hal ini M. Sufi Abdullah mengemukakan
bahwa “orang dewasa yang utama mempunyai tanggung jawab terhadap anak adalah
orang tuanya. Mereka adalah sarana yang pertama akan tercapainya anak sebagai
makhluk Tuhan.”[2]
Pendidikan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tua dalam lingkungan
keluarga, setelah itu pendidikan anak lebih ditingkatkan melalui tenaga
profesional seperti guru di sekolah dan lain sebagainya.
Perkembangan pendidikan anak ini bisa
berhasil dengan baik, apabila ditunjang oleh beberapa faktor yang dapat
berlangsung dalam kegiatan pendidikan
yaitu : keluarga, sekolah dan
lingkungan. Apabila salah satu faktor tersebut tidak turut serta dalam proses
pendidikan ini, maka tujuan yang dicapai tidak akan sempurna. Pendidikan
yang baik untuk menjamin pertumbuhan
yang diinginkan,
maka pendidikan
diperlukan adanya hubungan yang serasi antara keluarga, sekolah dan masyarakat.
Untuk mewujudkan hubungan yang serasi
dari ketiga faktor tersebut, maka terciptanya kerja sama yang baik dalam proses
pendidikan.
Pendidikan mempunyai peran yang amat
menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu anak. Tujuan
pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak
untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat
mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya
dan kebutuhan masyarakat.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan : “bahwa
tingkat kecerdasan anak berbeda satu sama lain, termasuk kemampuan dan
bakatnya”.[3] Pendidik dan
orang tua yang bijak harus mampu menempatkan anak pada tempat yang sesuai
dengan minatnya dan dalam lingkungan yang sesuai dengannya. Pendidikan anak
akan berhasil jika ada keselarasan antara kecenderungan dengan minatnya, antara
pembawaan dan pandangannya. Karena itu, para pendidik yang membina anak
hendaknya memilih pekerjaan dengan mempertimbangkan pembawaan si anak dengan
mengukur kecakapan dan menguji kecerdasannya.
Dengan bakat dan kemampuannya itu ia
akan dapat menempuh kehidupan ini sesuai dengan kemaslahatan dan keinginannya,
baik yang berhubungan dengan dunia intelektual maupun dengan dunia keterampilan
dan perniagaan. Kedua-duanya sangat berguna bagi anak itu sendiri dan umat
Islam.
Yang menjadi permasalahan orang tua
dalam mengembangkan minat dan bakat anak adalah kurangnya perhatian dari orang
tua terhadap anaknya dan kurangnya waktu orang tua dalam mengontrol aktivitas
anak sehari- hari. Maka minat dan bakat tidak akan berkembang dengan
sendirinya, tetapi harus ada dorongan dan dukungan dari orang tua mereka. Dalam mewujudkan minat dan bakatnya, anak perlu dilatih dalam
keterampilan tertentu sesuai minat pribadinya dan diberikan kesempatan untuk
mengembangkan bakat atau talenta mereka. Pendidik terutama orang tua perlu
menciptakan iklim yang merangsang pemikiran dan kreatif anak, serta menyediakan
sarana prasarana. Di samping perlunya
perhatian, dorongan dan pelatihan dari lingkungan, minat dan bakat tersebut
juga perlu adanya motivasi
intrinsik pada
anak. Yaitu suatu motivasi yang tumbuh dari
dalam dirinya sendiri, dan atas keinginannya sendiri.”[4]
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka penulis mengambil judul dalam penulisan proposal skripsi ini
adalah PERANAN ORANG TUA DALAM
MENGEMBANGKANKAN MINAT DAN BAKAT ANAK.
B.
Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah
dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
- Bagaimana bentuk pengembangan bakat anak?
2.
Bagaimana fungsi orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat anak?
3.
Bagaimana bentuk motivasi yang dilakukan orang tua dalam
mengembangkan minat dan bakat anak?
4.
Apa saja kendala-kendala yang
dihadapi orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat anak?
C.
Tujuan Pembahasan
Adapun yang menjadi tujuan
pembahasan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
- Untuk mengetahui bagaimana bentuk
pengembangan bakat anak?
2.
Untuk mengetahui bagaimana fungsi orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat anak?
3.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk motivasi yang dilakukan orang tua dalam mengembangkan minat
dan bakat anak?
4.
Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi orang tua
dalam mengembangkan minat dan bakat anak?
D.
Kegunaan pembahasan
Adapun yang menjadi kegunaan
pembahasan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagi berikut:
Secara
teoritis pembahasan ini bermanfaat bagi para pelaku pendidikan, secara umum
dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkankan
Minat Dan Bakat Anak. Selain itu
hasil pembahasan ini dapat di jadikan bahan kajian bidang study
pendidikan.
Secara
praktis, hasil pembahasan ini dapat memberikan arti dan niliai tambah dalam
memperbaiki dan mengaplikasikan Peranan
Orang Tua Dalam Mengembangkankan Minat Dan Bakat Anak ini dalam
pelaksanaannya. Dengan demikian, pembahasan ini di harapkan dapat menjadi
tambahan referensi dalam dunia pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan
Islam.
E.
Penjelasan Istilah
Adanya kesimpangsiuran dan
kesalahpahaman dalam pemakaian istilah merupakan salah satu hal yang sering
terjadi, sehingga mengakibatkan penafsiran yang berbeda. Maka untuk menghindari
hal tersebut di atas, penulis merasa perlu mengadakan pembatasan dari
istilah-istilah yang terdapat dalam judul proposal skripsi ini.
Adapun istilah yang penulis anggap
perlu dijelaskan adalah: Peranan, orang tua minat, bakat dan anak.
1.
Peranan
Menurut
Poerwadarminta peranan adalah “
sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang utama (dalam
terjadinya sesuatu hal atau peristiwa)”[5] Sedangkan menurut Depdiknas,
peranan adalah “tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.”[6]
Peranan yang dimaksud dalam penulisan ini adalah kedudukan atau tugas utama
yang harus dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat anak.
2.
Orang tua
Amir
Indrakusuma mengatakan, orang tua adalah “orang yang pertama dan yang utama
yang wajib bertanggung jawab atas pendidikan anaknya.”[7] Soejano
Soekanto menyatakan orang tua adalah:
“Ayah dan ibu yang dianggap tua (cerdik, ahli), pandai dan sebagainya, orang
yang dihormati, disegani, tertua”[8].
Sementara W.J.S. Poerwadarminta
mengatakan orang tua terdiri dari dua kata yaitu “orang” dan “tua”.
Orang diartikan sebagai “manusia, seorang ahli”.[9] Sedangkan tua diartikan
“sudah lama hidupnya”.[10]
Orang tua yang dimaksud adalah
Ibu-Bapak yang berfungsi sebagai pemimpin rumah tangga serta bertanggung jawab
atas seluruh kehidupan, memberikan kasih sayang, kualitas pendidikan terhadap anak sehingga dapat membina
kesejahteraan lahir dan batin.
3.
Minat
Minat adalah
suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan
disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari. [11]
Ramli Maha mengatakan bahwa : “ Minat adalah motif atau alasan – alasan manusia
itu selalu berpangkal pada sesuatu atau
tidak adanya minat dan perhatian
ke arah itu, dan minat itu tergantung
pada kebutuhan manusia .” [12]
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa
minat besar pengaruhnya terhadap belajar, bahkan pelajaran yang menarik minat
anak lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan
belajar. Jadi minat selalu berkaitan dengan keinginan, oleh karena itu, apa
yang dilihat seseorang sudah tentu menentukan akan membangkitkan minatnya, sejauh apa yang
dilihat ini mempunyai hubungan dengan kepentingan dirinya dan masa depannya.
Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada
sesuatu (biasanya disertai dengan
perasan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu yang
diinginkan.
Motivasi, banyak jenisnya, bahkan sudah
umum orang menyebutkan dengan “ motivasi “ untuk menunjukkan mengapa seseorang
itu berbuat sesuatu. kata motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas – aktivitas
tertentu mencapai suatu tujuan.” [13] Menurut Oemar
Hamalik, “ Motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan .”[14]
Minat
dan motivasi sama halnya dengan keinginan dan dorongan, maka minat dan motivasi
dua aspek dari psikis yang juga besar pengaruh terhadap pencapaian prestasi
belajar. Minat timbul karena ada daya tarik dari luar dan juga dari hati
sanubari, minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang paling besar,
artinya untuk mencapai dan memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu.
5.
Anak
Anak adalah,“ ( 1) keturunan, ( 2)
manusia yang masih kecil.”[15]
Anak adalah orang yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan
pembinaan dari orang lain yang dewasa guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai
makhluk Tuhan. Sebagai warga negara, anggota masyarakat dan sebagai suatu
pribadi atau individu yang mandiri.
Anak yang di maksud adalah anak yang
masih duduk di bangku sekolah dasar atau sekolah menengah tingkat pertama yang
sangat memerlukan dorongan dan dukungan
dari orang tuanya , terutama dalam mengembangkan minat dan bakatnya .
6.
Bakat
Bakat mempunyai banyak pengertian antara lain :
1)
Mursal H.M.Tahir mengemukakan dalam
Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan bahwa “bakat
adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir dan dari faktor keturunan.”[16]
2)
Menurut Abdul Rahman Shaleh, bakat
adalah sifat-sifat yang memberikan petunjuk akan adanya kemampuan yang dimiliki seseorang.”[17]
Jadi makna anak berbakat yang di maksud adalah
anak yang memiliki kemampuan intelektual yang unggul, dengan keunggulan ini ia
mempunyai peluang besar untuk mencapai prestasi tinggi dan menonjol bidang
pekerjaannya. Peran orang tua dalam mengembangkan minat dan bakat
adalah : suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak –
anaknya dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mereka miliki dan mempunyai
perhatian terhadap suatu keinginan untuk mengetahui dan mempelajari
kemampuanya, di samping itu orang tua mempunyai peranan yang sangat penting
dalam perkembangan pendidikan anak. Karena orang tualah yang menjadi faktor
utama dalam meningkatkan dan mengembangkan minat dan bakat anak tersebut.
F.
Metode penelitian
Adapun metodelogi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif: suatu penelitian yang menggambarkan tentang Peranan
Orang Tua Dalam Mengembangkankan Minat Dan Bakat Anak. dalam
hal ini Sukardi menjelaskan bahwa: metode kuantitatif merupakan suatu metode
yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah pengaruh
tingkat satu variabel atau lebih”.[18]
Selanjutnya Sukardi, mengatakan pula bahwa:
“Penelitian kuantitatif adalah suatu
metode penelitian yang menggunakan angka-angka dalam menjelaskan hasil
penelitian atau metode yang menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya
tentang situasi yang diambil suatu hubungan dengan kesehatan, pandangan, sikap
yang nampak atau kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang sedang
meruncing dan sebagainya”.[19]
Penelitian ini akan menjelaskan Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkankan Minat Dan Bakat Anak.
2.
Ruang Lingkup penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah : Peranan Orang Tua Dalam
Mengembangkankan Minat Dan Bakat Anak.
3.
Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Sumber data
primer adalah sumber data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data
dan penyelidik untuk tujuan penelitian.[20].
Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah:
1) Abdullaah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakaarta: Pustaka Amani, 1999.
Sumber data skunder yaitu sumber data
yang mendukung dan melengkapi sumber data primer tersebut yaitu buku
1)
Begini Seharusnya Mendidik Anak, karya Said Al-Maghribi
2)
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan dan Ilmu
Jiwa karya Ramli Maha.
3)
Kreatifitas & Keberbakatan :
Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, karya SC. Utami
4.
Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik
pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik Library Research yaitu menelaah buku-buku, teks dan
literature-literature yang berkaitan dengan permasalahan di atas.[21]
Suatu metode pengumpulan data atau bahan melalui perpustakaan yaitu dengan
membaca dan menganalisa buku-buku, majalah-majalah yang ada kaitannya dengan
masalah yang penulis teliti. Selain itu juga akan memanfaatkan fasilitas
internet untuk memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan skripsi
ini.
5.
Tehnik Analisa Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia
membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap
analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara
dimensi-dimensi uraian.
Menurut Moleong, Lexy J
analisis data adalah yakni suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi
dengan mengidentifikasi karakter khusus secara obyektif dan sistematik yang
menghasilkan deskripsi yang obyektif, sistematik mengenai isi yang terungkap
dalam komunikasi.[22]
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan
dalam pembahasan proposal skripsi ini
adalah sebagai berikut :
Pada bab satu terdapat pendahuluan
meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, kegunaan
pembahasan, penjelasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Abdullah
bin Muhammad Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Juz 1, Mesir: Maktabah,
Al-Husaini, t.t..
M. Sufi
Abdullah, dkk, Dasar-dasar Pendidikan, Darussalam Banda Aceh : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsyiah, 1986.
Abdullaah
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Jakaarta: Pustaka Amani,
1999.
SC. Utami, Kreatifitas
& Keberbakatan : Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
W.J.S.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
1976.
Depdiknas, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Cet.1, Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
Amir
Indrakusuma, Membina Rumah Tangga Bahagia, Bandung: Al-Ma’arif, 1996.
Soejano
Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. III, Jakarta: Yayasan
Penerbitan Indonesia, 1970.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta Pustaka, 1988.
Ramli Maha, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan dan Ilmu Jiwa, Cet I,Darussalam Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry,
1967.
Sardiman,
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Raja Grafindo Perseda,
2006.
Oemar Hamalik, Proses
Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
A. Mursal H.M.
Tahir, Kamus Ilmu Jiwa Pendidikan,Bandung: Al- Ma’rif, 1977.
Abdul Rahman
Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar: Dalam Perspektif Islam, Jakarta:
Kencana, 2004.
Sukardi, Metodologi
Penelitian, Jakarta, PT. Bumi Aksara. 2003.
Winarmo
Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung: Angkasa, 1987.
Kartini, Pengantar
Metodologi Research Sosial, Bandung: Alumni, 1980.
Moleong, Lexy
J. Metodologi Penelitian Kualitatif,Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002.
[1] Abu
Abdullah bin Muhammad Ismail Al-Bukhari, Shahih
Bukhari, Juz 1, (Mesir: Maktabah, Al-Husaini, t.t.), hal. 208.
[2] M.
Sufi Abdullah, dkk, Dasar-dasar
Pendidikan, (Darussalam Banda Aceh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unsyiah, 1986), hal. 50
[3] Abdullaah
Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam,(Jakaarta:
Pustaka Amani, 1999), hal. 603.
[4] SC.
Utami, Kreatifitas & Keberbakatan :
Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1999), hal. 4.
[5]
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 135.
[6]
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Cet.1, (Jakarta :
Balai Pustaka, 2001), hal. 854.
[7]
Amir Indrakusuma, Membina Rumah Tangga
Bahagia, (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), hal. 25
[8]
Soejano Soekanto, Sosiologi Suatu
Pengantar, Cet. III, (Jakarta: Yayasan Penerbitan Indonesia, 1970), hal.
61.
[9] Ibid.,
hal. 583.
[10] Ibid.,
hal. 583
[11]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ensiklopedi
Nasional Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta Pustaka, 1988), hal. 4
[12]
Ramli Maha, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan
dan Ilmu Jiwa, Cet I, (Darussalam Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry, 1967), hal 88
[13] Sardiman, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta :
Raja Grafindo Perseda, 2006), hal. 73.
[14]
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta
: Bumi Aksara, 2007), hal. 158.
[16] A.
Mursal H.M. Tahir, Kamus Ilmu Jiwa
Pendidikan, (Bandung: Al- Ma’rif, 1977), hal. 17
[17]
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu
Pengantar: Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Kencana, 2004), hal. 253
[18]
Sukardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta, PT. Bumi Aksara. 2003),hal.
167
[19]
Sukardi, Metodologi ………,hal. 160
[20]
Winarmo Surachmad,. Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi Ilmiah,
( Bandung: Angkasa, 1987 ), hal. 163.
[21]Kartini,
Pengantar Metodologi Research Sosial, (Bandung: Alumni, 1980), hal. 28.
[22] Moleong, Lexy J. Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 44.
0 Comments
Post a Comment