Implikasi dari Strategi Pembelajaran Aqidah Di Sekolah


A.    Implikasi dari Strategi Pembelajaran Aqidah Di Sekolah


Dalam mengajar, dosen harus pandai menggunakan pendekatan pembelajaran secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan dosen terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap dosen tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang diambilnya dalam pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran khususnya bidang studi aqidah akhlak, dosen biasanya memakai beberapa pendekatan berikut ini:
1.     Pendekatan individual
Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan bahwa dosen harus memperhatikan perbedaan individual dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan memakai pendekatan ini, sebagaimana diuraikan Djamarah dan Zain, "dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan yang optimal".[1] Pendekatan individual mempunyai arti penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan ini, karena kesulitan belajar anak lebih mudah dicari solusinya dengan menggunakan pendekatan ini. Terlebih lagi dalam pembelajaran bidang studi aqidah akhlak, dosen biasanya menggunakan pendekatan ini untuk mengajar dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari.
2.     Pendekatan kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang dosen juga menggunakan pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok diperlukan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Sebagaimana diungkapkan oleh Djamarah dan Zain, "dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri anak didik."[2] Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois mereka, sehingga terbina sikap kesetiakawanan sosial di dalam kelas. Dan pada akhirnya mereka sadar bahwa tidak ada makhluk yang hidup sendiri, karena semua makhluk hidup dengan saling ketergantungan.
Demikian juga dalam pembelajaran bidang studi aqidah akhlak, anak didik juga diajari bagaimana bersikap sosial dengan temannya, yang itu merupakan salah satu materi akhlak karimah. Pendekatan ini juga biasa diterapkan dosen dalam pembelajaran bidang studi aqidah akhlak, karena akan dapat membantu mahasiswa yang ketinggalan dalam pemahaman materi.
3.     Pendekatan bervariasi
Dalam pembelajaran bidang studi aqidah akhlak, biasanya juga diwarnai berbagai masalah yang ditimbulkan oleh anak didik. Maka hal ini menuntut kreativitas dosen untuk mengelola kelas dan menggunakan pendekatan yang tidak hanya satu. Dosen yang menggunakan pendekatan bervariasi ini cenderung mampu untuk membuat kelas menjadi kondusif dan pembelajaran menjadi efektif. Pendekatan bervariasi ini sebagaimana diungkapkan Djamarah dan Zain, "bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik dalam belajar bermacam-macam."[3] Maka dosen juga harus mampu menggunakan pendekatan dengan berbagai macam masalah yang dihadapinya.


[1] Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 54.
[2] Ibid, 55.
[3] Ibid, 58.

0 Comments