A. Materi Pendidikan Islam
“Pendidikan
merupakan satu-satunya jalan untuk mengajak seseorang keluar dari kemiskinan
dan kehancuran. Begitupun suatu Bangsa,
jika ingin maju dan tidak tertinggal Bangsa lain, harus lebih dulu
mengutamakan pendidikan bagi warganya”[1].
Sebagai seorang muslim yang taat Azyumardi Azra sangat meyakini anjuran Islam
akan pentingnya pendidikan bagi setiap umat. Islam menganjurkan bahwa
mewajibkan setiap individu untuk mendapatkan pendidikan dalam pengertian yang
seluas-luasnya. “pendidikan adalah sesuatu yang sangat fundamental untuk
diamalkan agar umat Islam menjadi berpengetahuan dan tidak menjadi umat yang
buta pengetahuan”[2]. Azyumardi Azra mengatakan
bahwa pendidikan Islam secara doktrinal sangat mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan dan pengembangan akal pikiran.
“Pendidikan
pada hakikatnya adalah mengembangkan konsepsi kependidikan Islam secara
menyeluruh dengan bertitik tolak dari sejumlah pandangan dasar Islam mengenai
kependidikan dan mengkombinasikannya dengan pendidikan moderen”[3].
Pendidikan Islam adalah rangkaian proses transformasi dan internalisasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai pada anak didik melalui pertumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya, baik aspek spiritual, intelektual, maupun
fisiknya, guna keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam. “Dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam
merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada
aktivitas yang dicita-citakan”[4].
Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya menjadi penting diperhatikan hal-hal
yang dapat mencerminkan nilai universal yang dapat dikonsumsikan oleh seluruh
umat manusia. “Kemajuan bangsa tidak akan terwujud tanpa pendidikan, tanpa
pendidikan pula sebuah tatanan masyarakat yang berkeadaban tidak akan tercapai”[5].
Oleh karena itu pendidikan bukan hanya memberikan pengetahuan kepada peserta
didik, tetapi juga membentuk kesadaran mereka akan hak dan kewajiban mereka
sebagai warganegara. Dalam konteks ini pendidikan membuka cakrawala pengetahuan
tentang keragaman atau multikulturalisme
Dunia.
“Pendidikan kewargaan yang dalam segi-segi
tertentu sangat identik pula dengan pendidikan demokrasi. Karena pendidikan
kewargaan mencakup kajian dan pembahasan tentang pemerintahan, konstitusi,
lembaga-lembaga demokrasi, hak dan kewajiban negara”[6].
Yang semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan civic culture yang juga merupakan salah
satu tujuan dari pendidikan kewargaan. untuk konstek pembaruan sistem
pendidikan agama Islam Azyumardi Azra menegaskan bahwa pendidikan multibudaya
ini sangat diperlukan untuk mendukung hakikat pendidikan agama di
sekolah-sekolah umum. Hal ini disebabkan karena sebagian orang masih melihat
pendidikan agama kurang berhasil dalam membentuk prilaku dan sikap keagamaan
yang mencerminkan Iman dan taqwa dan kurang berhasil dalam menumbuhkan sikap
toleran dalam menghadapi perbedaan-perbedaan diantara umat beragama, baik intra
maupun antar agama,
Pendidikan
Islam sangat jelas mempunyai peranan penting dalam meningkatkan sumber daya
manusia sesuai dengan cirinya sebagai pendidikan agama, secara ideal
“Pendidikan Islam berfungsi dalam penyiapan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi, baik dalam penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi maupun dalam hal karakter, sikap moral, dan penghayatan dan
pengamalan ajaran agama”[7].
Pendidikan Islam secara ideal ini
berfungsi membina dan menyiapkan anak didik yang berilmu, berteknologi,
berketrampilan tinggi dan sekaligus beriman dan beramal saleh. Pendidikan Islam
dalam berbagai tingkatannya mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem
pendidikan nasional, posisi pendidikan Islam sebagai sub sistem pendidikan
nasional menjadi semakin mantap”[8].
Pendidikan Islam, baik pada sekolah-sekolah dan perguruan tinggi umum, maupun
pada sekolah-sekolah keagamaan dan perguruan tinggi agama Islam, telah semakin
kokoh sebagai bagian integral dari pendidikan nasional.
Pendidikan
Islam selain masih berorientasi kepada pembinaan dan pengembangan nilai-nilai
agama dalam diri anak didik, seperti selama ini di lakukan kini harus
memberikan penekanan khusus pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Setiap materi yang diberikan kepada anak didik harus memenuhi dua tantangan
pokok yaitu: penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penanaman pemahaman
dan pengamalan ajaran agama”[9]. Pentingnya
modernisasi pesantren dan madrasah merupakan upaya untuk mengintegrasikan
pendidikan Islam ke dalam sistem pendidikan nasional, tujuannya adalah untuk
meningkatkan kualitas manusia yang belajar pada lembaga-lembaga pendidikan
Islam”[10].
Karena saat ini Indonesia memiliki landasan kuat untuk mewujudkan cita-cita
tersebut. “Sosialisasi dan penyadaran terhadap masyarakat dan pemerintah bahwa
madrasah dan pesantren merupakan dua model institusi Islam yang tidak boleh
dianggap remeh sebagai basis pendidikan Islam di Indonesia”[11].
Salah satu materi dari program itu yaitu untuk memodernkan sistem pendidikan
Islam yang selama ini terkesan sangat tradisional.
[1] Quwaid, dkk., Pemikir
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Pena Citrasatria, 2007), hal. 55.
[3] Azyumardi Azra, Pendidikan..., hal.
90.
[4] Arifuddin, Ilmu...,
hal. 36.
[5] Quwaid, Pemikir
..., hal. 56
[7] Azra, Pendidikan..,
hal. 56.
[8] Ibid., hal. 57.
[9] Azra, Pendidikan
.., hal. 59.
[11] Ibid., hal. 64.
0 Comments
Post a Comment