Sanksi dan Pujian dalam Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra


A.    Sanksi dan Pujian dalam Pendidikan Islam

                 Sejauh ini tidak ada yang menjadi tantangan bagi Azyumardi Azra dalam membahas lebih mendetil tentang “Menganalisis dan mengkritisi perkembangan teori-teori dan konsep-konsep sejarah, tulisan-tulisan yang memaparkan sosok, figur, dan tokoh sejarah yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perkembangan Islam”[1]. “Trasmisi gagasan-gagasan pembaruan merupakan bidang kajian islam yang cukup terlantar. Berbeda dengan banyaknya kajian tentang transmisi ilmu pengetahuan”[2]. Azyumardi Azra banyak mendapat pujian dari kalangan–kalangan kaum cendikiawan karena Azyumardi Azra berhasil mengurai, membahas, dan memaparkan secara jelas dan panjang lebar tentang contoh-contoh penulisan sejarah.
                 “Kesadaran sejarah muslim-plus tradisi penulisan sejarah awal Islam, dibangkitkan Al-Qur’an dan Hadis Nabi”[3]. Selanjutnya Azyumardi Azra mendapat pujian karena berhasil membahas persoalan siyasah (politik) dan syari’ah hukum Islam, khususnya dalam kaitannya dengan perkembangan historiografi atau penulisan sejarah dalam tradisi kaum muslimin. Azyumardi Azra membahas pula tentang historiografi Indonesia kontemporer, dalam dasawarsa terakhir ini Azyumardi Azra mencatat beberapa perkembangan penting dalam historiografi Indonesia, kemudian Azyumardi Azra mengkaji ulama perempuan dalam sejarahnya yang dipandangnya masih sangat langka. Kajian sejarah biografi ulama perempuan masih sangat jarang dilakukan oleh sejarawan (Islam) begitu juga Azyumardi Azra mengupas beberapa pandangan kalangan orientalis tentang sejarah Islam, buku-buku karangan barat dikupas Azyumardi Azra dengan teliti, analisis, dan kritis.
                 “Tetapi gagasan dan pemikiran Azyumardi Azra dalam bidang pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia juga pernah mengalami hambatan dan tantangan. Karena ada sebagian orang yang kurang memahami arah dan visi Azyumardi Azra”[4], terkadang ketidak pahaman tersebut mengarah kepada sentimen pribadi yang mengatakan Azyumardi Azra seperti seoranmg selebritis karena jam terbangnya yang begitu padat.
Kendala lain juga terkait dengan faktor fisik dan keterbatasan waktu yang dimiliki Azyumardi Azra, sering terjadi perbenturan antara jadwal kegiatan satu dengan kegiatan lainnya terpaksa membuat Azyumardi Azra untuk memilih salah satu kegiatan tersebut untuk dihadiri sehingga banyak yang salah paham, bahwa ketidakhadiran tersebut dianggap sebagai faktor kesengajaan, padahal suatu kebetulan yang tidak bisa dihindari. Faktor terbatasnya sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala bagi Azyumardi Azra untuk mewujudkan cita-citanya merealisasikan UIN sebagai universitas bertaraf internasional[5].

                 Faktor lain yang kadang menjadi kendala bagi Azyumardi Azra adalah ada diantara mahasiswa yang melakukan demonstrasi yang memprotes tentang gagasan Azyumardi Azra karena kenaikan SPP di UIN, anggapan miring lain dari masyarakat muncul dari kalangan pesantren yang menganggap jika IAIN diubah menjadi UIN akan membatasi kesempatan lulusan madrasah dan pesantren untuk masuk di UIN Jakarta. Karena semakin banyak lulusan SMU dan SMA yang bisa masuk ke UIN yang dulu mereka sama sekali tidak berminat. Padahal, menurut Azyumardi Azra pada hakikatnya UIN Jakarta tetap memberikan prioritas kepada lulusan madrasah dan lulusan pesantren.
                 “Sungguh sulit merangkum  pemikiran dan pandangan Azyumardi Azra dalam pendidikan Islam di Indonesia, gagasannya begitu luas dan nyata, bahkan begitu sederhana meliputi hal-hal dan isu dalam kehidupan umat Islam sehari-hari”[6]. Azyumardi Azra bukan hanya sebagai tokoh yang mampu berpikir teoritis secara komprehensif, melainkan juga mampu mengaplikasikan sebagai sebuah realitas. Gagasan dan pemikiran Azyumardi azra dalam pendidikan Islam tidak sebatas ide menara gading, namun juga membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Azyumardi Azra adalah guru besar dan tokoh pembaharu pendidikan Islam yang pengaruhnya sangat besar dirasakan bagi pengembangan dan peningkatan sistem pendidikan Islam di Indonesia. Keunggulannya dapat dilihat dari visinya dalam upaya mengintegrasikan antara aspek keislaman, kemanusiaan, dan ke Indonesiaan. Azyumardi Azra adalah orang yang senantiasa gigih dalam meyakinkan umat muslim agar tidak memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum, melalui Perguruan Tinggi Islam Azyumardi Azra ingin mengajak umat Islam untuk tampil di depan, menjadi pemenang dan tuan di rumah sendiri[7].
 
Dapat disimpulkan bahwa Azyumardi Azra adalah sosok pemikir yang kaya akan keahlian ilmu agama, Azyumardi Azra tidak hanya ahli di bidang sejarah melainkan juga  mahir dibidang lain. Azyumardi Azra juga dikenal sebagai seorang pekerja keras, tanggap, cepat, dan profesional sehingga sangat pantas jika Azyumardi Azra mendapatkan banyak pujian dan penghargaan.



[1] Azra, Historiografi..., hal. Xi.

[2] Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Dan Kepulauan Nusantara, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. xviii.

[3] Ibid ., hal. xii.

[4] Qowaid, Pemikir ..., hal. 80.

[5] Ibid., hal. 81.

[6] Azra, Pendidikan ..., hal. 90.
[7] Qowaid, Pemikir..., hal. 82.

0 Comments