Metode Pengajaran Pendidikan Islam Menurut Azyumardi Azra


A.    Metode Pengajaran Pendidikan Islam

“Secara etimologi, metode berasal dari  dua perkataan, yaitu Meta dan Hodos. Meta berarti “melalui” dan Hodos berarti “jalan” atau “cara” yang dilalui. Dengan demikian metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan”[1]. Metode diartikan sebagai cara yang teratur dan terpikir dengan baik-baik untuk mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
          Metode pengajara secara umum adalah metode pendidikan yang diterapkan oleh para Nabi dan Rasul dalam Al-Qur’an”[2]. Sedangkan pengertian metode pengajaran secara khusus adalah “metode-metode pengajaran yang dilakukan para Nabi dalam mengajarkan kepada umatnya sesuai dengan kondisi, perkembangan jiwa dan aspek-aspek lainnya, sehingga terdapatlah metode-metode yang saling berkembang dan berbeda sesuai dengan konstek audiensnya”[3].

“Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut wawasan keilmuan yang sumbernya berada di dalam Al-Qur’an dan As-sunnah, oleh karena itu untuk mendalaminya, kita perlu mengungkapkan implikasi-implikasi metode kependidikan yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-sunnah”[4].  Indonesia merupakan negara yang sangat multibudaya, karena terdiri dari       beragam suku, budaya, bahasa, dan agama yang berbeda. Azyumardi Azra mengatakan bahwa pengaruh utamaan kualitas pendidikan Islam haruslah juga mencakup peningkatan kualitas guru diberbagai bidang, karena itu, jika kelemahan ini tidak segera diatasi maka pendidikan madrasah tetap marginal, dan karena itu sulit diharapkan dapat mengantarkan anak Bangsa yang belajar di madrasah mencapai mobilitas pendidikan yang kompetitif.
Dan yang paling utama adalah bahwa “proses pendidikan hendaknya bukan hanya merupakan kegiatan pentrasferan pengetahuan, melainkan juga pembentukan watak dan moral, yang berlandaskan nilai-nilai ke Indonesiaan. Metode memiliki sistem tradisional yang umumnya diwarnai dengan peran guru dalam proses pembelajaran termasuk pendidikan agama Islam”[5]. Metode pengajaran dalam  Islam memiliki karakteristik tersendiri “yaitu dengan melakukan pendekatan yang menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikitpun, baik dari segi jasmani maupun rohani, dari segi kehidupannya secara fisik maupun kehidupannya secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini”[6].
“Dalam pendidikan Islam, metode mempunyai kedudukan penting dalam pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang memberi makna pada materi. Tanpa metode, materi pelajaran tidak dapat berproses secara efesien dan efektif untuk mencapai tujuan”[7]. Metode, sangat efektif dalam membina akhlak anak didik, bahkan tidak sekedar itu metode pendidikan Islam memberikan motivasi sehingga memungkinkan umat Islam mampu menerima petunjuk Allah S.W.T. Metode memiliki sistem tradisional yang umumnya diwarnai dengan peran guru dalam kaitannya dengan tradisi pendidikan, gagasan Azyumardi Azra dalam bidang pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia, tidak sama dengan Negara-Negara maju, hal ini jelas bahwa peran pendidikan di Negara-Negara maju lebih terbatas pada trasfer ilmu pengetahuan.
Melihat berbagai problem pendidikan di Indonesia Azyumardi Azra mengatakan bahwa “reformasi pendidikan tidak lagi dapat dilakukan secara parsial. Namun, harus dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh, baik pada tingkat konsep maupun penyelenggaraan”[8]. Selain itu pemerintah juga harus mampu melakukan affirmative action untuk memastikan berhasilnya reformasi dan reposisi pendidikan nasional. “Dengan melihat penggunaan metode dikalangan pendidikan Islam, dan memperhatikan beberapa implikasi metode yang ada dalam Al-quran dan Hadis serta tiori mengajar  dari ahli-ahli pendidikan, maka metode-metode yang banyak itu memang dasarnya perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penerapannya”[9].
Dalam mengkonseptualisasikan metode tersebut, maka timbul pola pemikiran tentang model-model proses belajar mengajar di mana suatu metode yang diterapkan oleh guru dalam menggerakkan kegiatan belajar mengajar memberi corak hubungan tertentu. Corak hubungan antara pendidikan dan peserta  pendidik, harus mengaju dari sumber ajaran Islam,  penelurusan yang analitis dari dalam kandungan Al-Qur’an dan As-sunnah sebagai sumber  ajaran Islam, menjadi sumber atau landasan paradikmatik dalam pengembangan prinsip-prinsip metode pendidikan Islam.
Pendidikan Islam yaitu suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah S.W.T kepada Muhammad S.A.W . Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya. Untuk itu metode yang digunakan harus benar-benar sesuai dengan kondisi dalam situasi belajar mengajar. Apabila tepat metode yang digunakan maka tujuan yang ditentukan akan tercapai.






[1] Saifullah, Nalar..., hal. 51.

[2] Ibid., hal. 52.

[3] Ibid.,

[4] Arifuddin, Ilmu ..., hal. 102.
[5] Quwaid, Pemikir ..., hal. 64.

[6] Saifullah, Nalar..., hal. 53.

[7] Ibid.,
[8] Azra, Pemikir ...,  hal. 79.

[9] Arifuddin, Ilmu..., hal. 107.

0 Comments