Ciri-ciri kreativitas Guru
Ciri-ciri
kreativitas Guru
David Campbell menyatakan bahwa orang kreatif memiliki ciri- ciri sebagai berikut
:
a. Kelincahan mental (berfikir dari segala arah atau Convergent thinking), yakni kemampuan unuk
mengolaburasi dengan ide-ide gagasan, konsep, lambang, kata-kata, angka, dan melihat
hubungan yang tidak biasa di antara ide-ide tersebut.
b. Fleksibilitas, yakni tidak terpaku pada satu pandangan, satu sisi, melainkan mampu mengajukan berbagai jalan
dan pandangan
alternatif dalam menghadapi masalah.
c. Orisinalitas atau sesuatu yang baru.
d. Menyukai kompleksitas.[1]
Conny Semiawan dan
Munandar meninjau kreativitas dari sudut kepribadian dan mereka mencirikan kepribadian yang kreatif, antara lain: (a)
dorongan ingin
tahu besar, (b)
sering mengajukan
pertanyaan,
(c) bebas dalam menyatakan pendapat, (d) dapat bekerja sendiri, (e) orisinalitas dan
(f) senang mencoba hal-hal baru.[2]
Menurut J.P Torrance sebagaimana dikutip ole Jordan E. Ayan, menyatakan bahwa orang yang
kreatif bisa dilihat atau diukur dengan hal- hal sebagai berikut.
1) Kepiawaian,
yakni
kemampuan memunculkan
banyak ide
yang beragam.
Dengan kata lain seberapa banyak ide yang
dihasilkan
secara keseluruhan yang menunjukkan kreativitas seseorang.
2) Keluasan,
yakni
kemempuan memunculkan
ide dalam beberapa kategori (alternatif jawaban atau solusi suatu masalah).
3) Keorisinilan, yakni kemampuan memunculkan ide yang unik dan aneh (bersifat baru, bukan meniru).
4) Pengembangan,
yakni kemampuan
memperluas
ide atau gagasan menjadi kenyataan, tindakan, atau aksi kongkrit dan tepat guna.
[3]
Andrew G. Aleinikov mengajukan empat kriteria berpikir kreatif sebagai berikut
:
1) Kelancaran,yakni
kelancaran menyampaikan
ide-ide kepada orang lain.
2) Kelenturan, yakni tidak
terfokus
pada satu solusi pemecahan
masalah, melainkan melihat
berbagai kemungkinan penyelesaian masalah.
3) Keaslian, orisinalitas, yakni ide-ide yang ditawarkan adalah murni dari hasil karya sendiri bukan menjiplak dari orang lain.
4) Keterperincian, yakni mampu menjelaskan ide-ide secara terperinci sehingga orang lain memahaminya.[4]
Dari berbagai ciri-ciri yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas,
dapat
disimpulkan bahwa orang
yang kreatif adalah orang yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Senang mencari pengalaman baru.
2) Memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit.
3) Memiliki inisiatif.
4) Memiliki ketekunan yang tinggi.
5) Cenderung kritis terhadap orang lain.
6) Berani menyatakan pendapat dan keyakinannya.
7) Selalu ingin tahu.
8) Peka atau perasa.
9) Enerjik dan ulet.
10) Menyukai tugas-tugas yang majemuk.
11) Percaya kepada diri sendiri.
12) Mempunyai rasa humor.
13) Memiliki rasa keindahan.
14) Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
Ciri-ciri kreativitas merupakan ciri-ciri yang aptitude yaitu ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi dan proses
berfikir. Sedangkan ciri-ciri yang non aptitude ialah ciri-ciri yang lebih
berkaitan dengan sikap atau perasaan. Kedua jenis kreativitas ini diperlukan
agar perilaku kreativitas dapat terwujud.
Ciri-ciri kemapuan berfikir kreatif (aptitude)
terdapat lima sifat yaitu : pertama, berfikir lancar (fluence of thinking), adalah kemampuan untuk dapat menghasilkan
banyak gagasan atau ide. Dalam hal ini diperlukan kuantitas bukan kualitas.
Kedua, berfikir luwes (fleksibel),
yaitu kemampuan unutk memproduksi gagasan, jawaban dari sudut pandang yang
berbeda-beda. Ketiga, berfikir original, yaitu mampu melahirkan ungkapan yang
baru, membuat kombinasi yang tidak lazim. Keempat, keterampilan merinci (elaboration), yaitu mengembangkan suatu
gagasan atau merinci secara detail dari suatu gagasan sehingga menjadi menarik.
Kelima, keterampilan menilai (mengevaluasi),
yaitu meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda, menentukan
patokan nilai tersendiri.[5]
Sedangkan ciri-ciri efektif (non
aptitude), diantaranya: pertama, rasa ingin tahu, yaitu selalu mendorong
untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan. Kedua, bersifat
imajinatif, yaitu mampu membayangkan hal-hal yang belum pernah terjadi. Ketiga,
merasa tertantang oleh kemajemukan, yaitu terdorong untuk mengatasi masalah
yang sulit, tertantang oleh situasi yang rumit. Keempat, berani mengambil
resiko, yakni berani memberikan jawaban meskipun belum tentu benar. Kelima,
sifat menghargai, yaitu menghargai bimbingan dan dalam hidup, menghargai
kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.[6]
[1]
David Campbell, Mengembangkan Kreativitas, (disadur Dian Paramesti Bahar dari Take the road to creativity and get off dead and), (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 27-30.
[2] Conny Semiawan dan Utami Munandar, Memupuk Bakat dan Kreativitas SiswaMenengah, (Jakarta: Gramedia,1990), h.
9.
[3] Jordan E. Ayan, Bengkel Kreativitas (10 ways to free your creative spirit and find your generation), (Bandung: Sinar Baru,
1995), h. 33.
[4] Andrew G. Aleinikov, Mega Kreativitas: 5 Langkah menuju cara berpikir seorang jenius, (Yogyakarta: Niagara, 2002), h. 20.
[5] Utami Munandar, Mengembangkan
Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang Tua,
(Jakarta : Gramedia, 1992). H. 88-90.