Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Indikator Motivasi Belajar


Indikator Motivasi Belajar

Darsono menyebutkan motivasi terdiri dari 6 indikator diantaranya yaitu sebagai berikut:[1]
1) Cita-cita
Cita-cita adalah sesuatu target yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung  makna bagi seseorang. Munculnya cita-cita seseorang disertai dengan perkembangan akar, moral kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan  yang juga menimbulkan adanya perkembangan kepribadian.
2) Kemampuan belajar.
Setiap  siswa  memiliki  kemampuan  belajar  yang  berbeda. Hal  ini  diukur  melalui  taraf  perkembangan  berpikir  siswa, dimana  siswa  yang  taraf  perkembangan  berpikirnya  konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah sampai pada taraf perkembangan berpikir rasional. Siswa yang merasa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu, maka akan mendorong dirinya berbuat sesuatu untuk dapat mewujudkan tujuan yang ingin  diperolehnya  dan sebaliknya  yang  merasa tidak mampu akan merasa malas untuk berbuat sesuatu.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa dapat diketahui dari kondisi fisik dan kondisi psikologis,   karena   siswa   adalah   makluk   yang   terdiri dari kesatuan  psikofisik.  Kondisi  fisik siswa lebih cepat diketahui daripada  kondisi  psikologis.  Hal  ini  dikarenakan  kondisi  fisik lebih jelas menunjukkan gejalanya daripada kondisi psikologis.
4) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana perlu ditata dan dikelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk  belajar.  Kebutuhan  emosional  psikologis  juga perlu mendapat perhatian, misalnya kebutuhan rasa aman, berprestasi, dihargai, diakui yang harus dipenuhi agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur  dinamis  adalah  unsur-unsur  yang keberadaannya  didalam  proses  belajar  tidak  stabil,  kadang- kadang  kuat,  kadang-kadang  lemah  dan  bahkan  hilang  sama sekali misalnya gairah belajar, emosi siswa dan lain-lain. Siswa memiliki  perasaan,  perhatian,  kemauan,  ingatan,  dan  pikiran yang  mengalami  perubahan  selama  proses  belajar,  kadang- kadang kuat atau lemah.
6) Upaya guru membelajarkan siswa
Upaya guru membelajarkan siswa adalah usaha guru dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa dan mengevaluasi  hasil belajar  siswa. Bila upaya  guru hanya   sekedar mengajar,   artinya   keberhasilan   guru   yang menjadi  titik  tolak,  besar  kemungkinan  siswa  tidak  tertarik untuk belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi melemah atau hilang
Dari  pembahasan   tersebut  dapat  disimpulkan   indikator  adalah gejala yang tampak dari diri seorang siswa itu sendiri apakah siswa itu terlihat memilki motivasi yang tinggi atau sebalinya, dengan  kata lain kondisi seperti ini mudah dikenali dari indikator tersebut


[1] Darsono, Belajar dan Pembelajaran, (Semarang : IKIP Press, 2000), h. 65-66.