Saya kaget setelah mendengar berita bahwa pak istiarsyah dianggap mencuri celeng masjid. Saya sempat menonton video berulang kali. Saya langsung menelpon beliau memberi dukungan emosional dan memberi beberapa saran. Sehingga keadaan kembali normal.
Saya sebagai sahabat dekat, satu kamar di malaysia, ingin mengklarifilasi video yang beredar di IG akun Acehwordtime yang menurut saya media ini sudah menyayat hatinya dan keluarganya. Bagaimana mungkin seorang yang berjiwa sosial, pendidikan tinggi, guru yang baik mencuri. Saya dengar media ini sudah minta maaf langsung ke beliau via pesan wa. Tapi saya menyarankan untuk melapor kepihak berwajib untuk efek jera. Saya kira oknum pelaku media macam ini perlu juga dikasih pelajaran termasuk yang menyebarkan ke youtube. Apalagi komen-komen dari video ini menampilkan sifat kebinatangan. Sangat tidak berkemanusian.
Mensyarakat kita memang sangat latah, banyak yang tanpa tabayyun. Apa gak mikir bagaimana meminta maaf dosa-dosa lisan yang terlanjur terucap karena di pengaruhi fitnah. Kronoogis sebenarnya adalah Hari Rabu kemaren pak istiarsyah iskandar melakukan perjalanan pulang kampung dari Bireuen menuju Sungai Raya, Aceh Timur. Saat itu keluarganya singgah untuk menunaikan shalat dzuhur di sebuah masjid di Alue Bili, Kec. Baktya Utara menunaikan shalat dzuhur.
Saat singgah untuk melakukan shalat dzuhur anak beliau mengangkat celeng kayu berwarna hijau yang ternyata celeng itu kuncinya sudah rusak dan di dalamnya ada sejumlah uang. Karena niat ingin supaya celeng ini lebih aman Lalu saya dan putri saya memasukkan uang itu ke dalam celeng yang tidak rusak. Setelah selesai shalat, beliau menyuruh anaknya meletakkan celeng yang rusak ke belakang mimbar dengan tujuan agar orang-orang yang akan bersedekah nanti tidak memasukkan ke celeng yang rusak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saya mendengar secara langsung kebeliau bahwa kejadian seperti di atas. Sayangnya video yang beredar memfitnah beliau dan keluarganya sebagai pencuri kotak amal masjid. Itu adalah fitnah yang kejam. Saya sebagai sahabat bersama beliau mendukung untuk menuntaskan kasus ini. Supaya banyak pelaku media tidak asal memberitakan kejadian fitnah yang bisa mencemari nama baik orang lain. Seperti sahabat saya ini. Kami sama-sama mahasiswa di UPSI malaysia sedang menimba ilmu di negeri orang yang mencerdaskan anak-anak aceh mendukung beliau untuk melaporkan pelaku ke pihak berwajib.
Rizki Dasilva
Mahasiswa S3 UPSI Malaysia
Mensyarakat kita memang sangat latah, banyak yang tanpa tabayyun. Apa gak mikir bagaimana meminta maaf dosa-dosa lisan yang terlanjur terucap karena di pengaruhi fitnah. Kronoogis sebenarnya adalah Hari Rabu kemaren pak istiarsyah iskandar melakukan perjalanan pulang kampung dari Bireuen menuju Sungai Raya, Aceh Timur. Saat itu keluarganya singgah untuk menunaikan shalat dzuhur di sebuah masjid di Alue Bili, Kec. Baktya Utara menunaikan shalat dzuhur.
Saat singgah untuk melakukan shalat dzuhur anak beliau mengangkat celeng kayu berwarna hijau yang ternyata celeng itu kuncinya sudah rusak dan di dalamnya ada sejumlah uang. Karena niat ingin supaya celeng ini lebih aman Lalu saya dan putri saya memasukkan uang itu ke dalam celeng yang tidak rusak. Setelah selesai shalat, beliau menyuruh anaknya meletakkan celeng yang rusak ke belakang mimbar dengan tujuan agar orang-orang yang akan bersedekah nanti tidak memasukkan ke celeng yang rusak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Saya mendengar secara langsung kebeliau bahwa kejadian seperti di atas. Sayangnya video yang beredar memfitnah beliau dan keluarganya sebagai pencuri kotak amal masjid. Itu adalah fitnah yang kejam. Saya sebagai sahabat bersama beliau mendukung untuk menuntaskan kasus ini. Supaya banyak pelaku media tidak asal memberitakan kejadian fitnah yang bisa mencemari nama baik orang lain. Seperti sahabat saya ini. Kami sama-sama mahasiswa di UPSI malaysia sedang menimba ilmu di negeri orang yang mencerdaskan anak-anak aceh mendukung beliau untuk melaporkan pelaku ke pihak berwajib.
Rizki Dasilva
Mahasiswa S3 UPSI Malaysia
0 Comments
Post a Comment