Suka Duka Tinggal Se-Rumah dengan Mertua

Suka Duka Tinggal Se-Rumah dengan Mertua

Tinggal serumah dengan mertua tidak senantiasa kurang baik semacam kata orang- orang

Perkawinan bukan hanya soal resepsi. Terdapat kehidupan panjang sehabis itu yang wajib Moms rencanakan bersama calon suami, tercantum di mana Moms serta suami hendak tinggal selepas menikah.

Sebagian pengantin baru telah langsung pindah ke rumah sendiri yang telah dipunyai semenjak masih lajang, tetapi mayoritas mengontrak ataupun tinggal bersama orang tua ataupun mertua dengan alibi tiap- tiap.

Nah, tinggal di rumah mertua ini yang seru buat dibahas. Saat sebelum Moms memutuskan tinggal serumah dengan mertua ataupun terpisah, baca dahulu suka serta dukanya:

Asyiknya tinggal di rumah mertua:

  • Hemat bayaran hidup. Dengan‘ menumpang’ di rumah orang tua, Moms tidak butuh membayar duit sewa kontrakan, sehingga Moms dapat menabung buat membayar DP rumah
  • Terdapat yang menolong melindungi anak. Ini berarti dikala Moms telah mempunyai anak, paling utama bila Moms serta suami bersama bekerja. Daripada membayar babysitter, Moms dapat mengirit duit serta lebih yakin bila menitipkan anak pada orang tua ataupun mertua sendiri.
  • Bila suami lagi dinas ke luar kota ataupun luar negara, Mama tidak kesepian
  • Terdapat orang yang dapat dimintai komentar, nasihat, serta pertolongan
  • Moms berkesempatan mengurus orang tua ataupun mertua lebih lama, paling utama bila mereka telah sepuh. Moms pula tidak butuh merasakan kangen berat dengan orang tua semacam pendamping yang tinggal jauh dari orang tuanya.

Tetapi, tinggal serumah dengan mertua pula kadangkala tidak asik:
  • Pribadi sedikit. Pengantin baru yang lagi hangat- hangatnya umumnya lengket semacam perangko serta bahagia bereksplorasi seks. Tetapi, di rumah mertua, Moms pasti merasa canggung dikala hendak bermesra- mesraan.
  • Konflik dengan pendamping pasti tidak bisa dihindari. Tetapi, jika tinggal di rumah mertua, Moms wajib menahan diri. Jika mertua telah campur tangan, bisa- bisa mereka malah secara tidak obyektif membela anaknya sendiri yang tidak lain merupakan suami Moms.
  • Beda generasi, beda pula tata cara pengasuhan anaknya. Bermacam ilmu parenting yang Moms pelajari dari novel, Internet, ataupun apalagi seminar dapat jadi percuma jika anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama mertua yang mempunyai pola pengasuhan berbeda.
  • Urusan tiap hari semacam memasak serta bersih- bersih dapat jadi pemicu konflik Moms dengan mertua, lho. Bagaikan menantu, Moms butuh belajar mengalah serta bersabar.
  • Andapun tidak leluasa membuat keputusan sendiri
Hal- hal yang butuh Moms pertimbangkan:
  • Konflik sesekali normal terjalin dikala tinggal bersama orang lain. Hidup bersama orang tua sendiri saja dapat ribut, terlebih bila tinggal bersama mertua yang baru kita tahu sehabis berusia.
  • Bila dikala Moms serta suami pacaran dahulu ikatan Moms dengan bapak serta bunda mertua nampak baik- baik saja, belum pasti demikian sehabis Moms tinggal dalam satu atap. Sebab lebih kerap berjumpa, kepribadian tiap- tiap hendak lebih nampak, serta perihal ini dapat jadi pemicu konflik
  • Bisa jadi Moms memikirkan buat tinggal sedangkan di rumah mertua ataupun orang tua hingga Moms serta suami memiliki rumah sendiri. Tetapi, butuh Moms ketahui kalau terkadang mencari rumah yang cocok kemauan serta budget bukanlah sebentar. Tadinya, Moms pula butuh waktu buat menabung demi DP rumah serta belum pasti KPR Kamu langsung disetujui.
  • Moms dapat memikirkan tinggal serumah dengan bapak serta bunda mertua bila zona Moms serta mertua terpisah. Misalnya, lantai satu merupakan‘ wilayah kekuasaan’ mertua, sebaliknya lantai 2 seluruhnya kepunyaan Moms serta suami. Ataupun, bila Moms tinggal di paviliun. Dengan demikian, tiap- tiap senantiasa memiliki zona individu walaupun tinggal bersebelahan.

0 Comments