Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Janda Bolong. Penamaan Tak Beretika

 
Janda Bolong. Penamaan Tak Beretika

Saya penjual bunga sudah sejak lama. Saya sempat punya lahan luas yg saya tanami puluhan ribu perdu bunga dan jadi sumber ekonomi keluarga kami.

Meski saya pedagang saya tidak suka mempolitiking atau memanipulasi pembeli. Kalau orang suka saya jual. Kalaupun iklan tetap pakai etika.

Saat ini kalaupun ada itu jenis bunga yang katanya ratusan juta harganya saya tidak akan mau jual. Karena penamaannya menurut saya kurang ajar dan tak beretika.

Begini...

Stigma itu terwujud dalam banyak bentuk. Kata kata, hujatan, klaim dan lain lain. Anda duhai pembaca tau tidak apa yang dihadapi janda setiap hari? Konon lagi yang punya anak dan harus dirawat sendiri karena mantan suami mangkir dari tanggung jawab? 

Anda anda tau tidak bahwa menjadi janda itu bukan pilihan mudah? Pasti karena ada alasan kuat sehingga seseorang memilih keluar dari perkawinan yang toxic. Banyak juga janda karena musibah karena pasangan meninggal dunia

Saya miris..khalayak seperti menselebrasi penghinaan dan hujatan pada janda pada penyebutan nama jenis bunga itu. 

Kalau mau didedah pakai ilmu hermeuneutik pasti bikin nyesek dan terhina. Hanya bangsa yang tidak beradab saja yang bangga menyemat nama seperti itu

Berhentilah mengkomersilkan kan sesuatu dengan ikut menghina dan menyudutkan harkat martabat perempuan. Jadilah bangsa beradab dan beretik seperti pengakuan banyak pejabat waktu pidato di podium. 

Buat para pedagang semoga anda anda sadar. Beli saja buku induk nama nama tanaman hias yang hidup di nusantara. Dengan itu anda akan makin cerdas saat memberi nama. 

Salam etika

Penulis: Fitriani Samidan