Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Rangga Mungkin "Telah Ke Syurga", Tapi Dada Kita Sesak Membayangkan Kepedihan Ini

Rangga Mungkin "Telah Ke Syurga", Tapi Dada Kita Sesak Membayangkan Kepedihan Ini


Tak sanggup ku tulis ungkapan kesedihan melihat jasad Rangga. Bocah yang wafat saat membela sang ibundanya dari pemerkosaan.

Dada ini sungguh terasa sesak. Mengapakah bocah sekecil ini harus merasakan tragedi yang sungguh memilukan hati ini.

Terbayang kepada wajah-wajah anakku sendiri.

Tapi Rangga DIA ADALAH PAHLAWAN. Dia membela sang Ibundanya meskipun akhirnya harus merenggang nyawa di tangan si pemangsa durjana.

Tangannya yang mungil dan kakinya yg masih kecil telah berjuang keras membela kehormatan sang ibunda. Apalah daya, dia kalah oleh tangan kasar si penjahat nista.

Rangga adalah bocah kecil yg tanpa dosa. Dia akan kembali ke sisi Tuhannya dg jiwa yang suci. Dia mungkin "telah ke syurga".

Dia mengajarkan kita untuk menjaga kemuliaan orang yang paling kita cintai.

Dan si penjahat durjana itu, satu2nya hukuman yang tepat baginya adalah hukuman mati.

Orang yang pernah membunuh sekali dengan sengaja maka tidak akan takut untuk membunuh kedua kali.

Wahai penguasa... Berilah hukuman mati bagi si penjahat itu demi keadilan. Demi Rangga yang kini telah tiada. Dan demi kehormatan ibunya.

Dada kita bertambah sesak mengetahui Rangga dan ibunya tinggal di gubuk reot di perkebunan sawit yang jauh dari pemukiman warga. Sehingga si penjahat durjana dapat leluasa melakukan kejahatannya.

Semoga tak ada lagi orang-orang Aceh yang hidup dalam kemiskinan seperti keluarga Rangga. Harus menepi dari keramaian warga karena fakta kemiskinan.

Aduhai... semoga suatu hari para penguasa betul-betul serius mengeluarkan rakyatnya dari kemiskinan. Seharusnya tak ada lagi kemiskinan karena kita adalah negeri yang kaya.

Penulis: Teuku Zulkhairi