Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Orang Tua Yang Tidak Menuntut Apa-Apa

Orang Tua Yang Tidak Menuntut Apa-Apa


Setiap orang tua pasti punya harapan untuk anak mereka. Tetapi anak juga manusia yang punya perasaan, pendapat, tujuan, dan kehidupannya sendiri. Harapan dan kenyataan yang berbeda seringkali membuat orang tua dan anak sama-sama kecewa dan berujung konflik besar. Anak merasa tidak merdeka menuruti bisikan jiwanya.

Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula orang tua. Kita tidak bisa memilih ingin dilahirkan oleh siapa. Namun, orang tua adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita. Bagaimanapun keadaan mereka.

Saya bahagia memiliki orang tua yang tidak memiliki ambisi berlebih terhadap anak-anaknya. Tidak memaksakan kehendak sesuai keinginan mereka. Tidak pernah menghitung untung rugi terhadap apa yang telah mereka upayakan. Termasuk biaya pendidikan yang telah dikorbankan. Ayah dan ibu saya susah payah menyekolahkan ketiga putrinya hingga ke perguruan tinggi, tetapi ketiganya mengabdikan diri sebagai Ibu rumah tangga.

Demi Allah, tidak pernah terdengar sekalipun di telinga saya, beliau berdua berkata : "Rugi kami sekolahkan kamu dengan biaya tinggi, akhirnya kamu hanya memilih di rumah."

Tidak pernah.

Tidak hanya soal pekerjaan, orang tua kami juga tidak pernah mengatur berlebihan dalam hal calon pendamping. Harus mempunyai kriteria ini dan itu. Harus ras ini, ras itu. Harus punya pekerjaan yang mapan.

Tidak pernah.

Ayah dan ibu saya mempunyai paham yang sama. Bagi mereka, anak adalah amanah. Amanah artinya dititipi, bukan dimiliki dan dikuasai. Mendidiknya adalah ibadah. Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan adalah ibadah. Sedekah jariyah di jalan Allah. Sedangkan untuk hasil akhir, mereka serahkan semua pilihan hidup pada anak-anaknya.

Saya pernah mendengar suatu kali Ayah berkata pada Ibu:

"Anak-anak kita ibarat burung. Jika suatu saat mereka telah siap terbang, biarkan ia memilih jalannya sendiri. Tugas kita kepada Allah telah selesai."

Betapa keikhlasan terpancar jelas dari wajah mereka berdua. Tidak pernah menuntut apapun atau sekedar berharap balik terhadap apa saja yang telah mereka korbankan. Bagi orang tua, tidak penting berapa banyak harta yang kita miliki, tetapi seberapa bahagia hidup yang kita jalani.

Terima kasih Ayah dan Ibu.

Saya bahagia.

Kota Sabang, akhir Oktober 2020

Penulis: Ismi Marnizar

Hati yang rindu