Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Memiliki Fungsi Sosial dan Komersial


Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) menjadi salah satu program strategis pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat yang ada di perGampong an. Sejak berlakunya Undang-Undang (UU) Nomor 6 tahun 2014 tentang Gampong , Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) menjadi pilar kegiatan ekonomi di Gampong yang berfungsi sebagai lembaga sosial dan komersial.

Menteri Gampong , Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengatakan, pada prinsipnya pendirian Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) dilakukan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat Gampong melalui pengelolaan potensi Gampong sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Dan sebagai lembaga sosial, Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) harus berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Artinya, aktivitas Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tidak hanya berbicara soal bisnis, tetapi juga mempertimbangkan potensi dan kemampuan ekonomi masyarakat setempat,” ujar Marwan, di Jakarta, Selasa (14/6).

Oleh karena itu, lanjut Marwan, pihaknya memberikan perhatian khusus dengan mengeluarkan PermeGampong tentang Prioritas Penggunaan Dana Gampong yang salh satunya adalah pendirian Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) . “Terbukti, pengelolaan dana Gampong tahun 2015 telah banyak memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan Gampong . Salah satunya adalah terbentuknya Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) ,” katanya.

Marwan menjelaskan, dari Dana Gampong sebesar Rp20,7 triliun di tahun 2015 lalu dengan presentase 89 persen untuk program pembangunan, 28,7 persen diantraanya digunakan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) . “Hingga akhir tahun 2015 lalu, sudah terbentuk 12.115 Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang tersebar di 74 Kabupaten, 264 Kecamatan dan 1022 Gampong ,” ujarnya.

Di sisi lain, Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) tidaknya menjadi lembaga komersil yang membuka ruang lebih luas kepada masyarakat Gampong untuk meningkatkan penghasilan, tetapi juga menyumbang penyerapan tenaga kerja. “Banyak pemuda potensial di Gampong yang akhirnya bisa mendapatkan perkejaan dengan adanya Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) , ini tentu secara tidak langsung akan mengurangi proses urbanisasi yang selama ini seakan menjadi tren masyarakat di Gampong -Gampong ,” katanya.

Lebih jauh, Marwan mengatakan, hingga saat ini sudah ada sejumlah Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang tergolong berhasil dan mandiri. Ia mencontohokan, Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Panggungharjo di Kabupaten Bantul yang berhasil membangun usaha pengelolaan sampah dan terus mengembangkan usahanya berupa pengolahan minyak jelantah untuk dijadikan sumber energi baru.

“Begitu juga Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Minggirsari di Blitar yang beberapa kali terpilih sebagai Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) terbaik nasional, itu karena mereka berhasil mengelola usaha simpan-pinjam maupun pengembangan usaha tani yang kini sudah ber-omset ratusan juta per bulan,” beber Marwan, membanggakan.

“Di daerah lain juga terdapat Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang lebih memprioritaskan pemberdayaan potensi Gampong nya. Seperti di Gampong Pagedangan Bante yang Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) nya mengelola sentra kuliner dan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) yang bisa menampung sampah dari 1.000 rumah tang. Di bandung juga ada Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Karya Mandiri Cibodas Kabupaten Bandung yang memiliki jenis-jenis usaha di bidang air, sewa gedung olahraga/gedung serbaguna dan pengelolaan kios Gampong ," papar Marwan.

Dengan semakin banyak Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang berkembang, ia berharap keinginan pemerintah untuk meningkat kesejahteraan masyarakat Gampong segera terwujud. Pasalnya, aktivitas perekonomian masyarakat Gampong hanya akan berputar di Gampong setempat dengan bkeberadaan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) . “Kalau kebutuhan dasar sudah terpenuhi di Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) di Gampong tresebut, artinya perputaran uang masyarakat hanya akan terjadi di Gampong tersebut, gak akan kemana-mana lagi,” ujarnya.

Sumber: https://www.republika.co.id