Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Badan Usaha Milik Gampong, Motor Penggerak Ekonomi Gampong



Pemerintah terus mendorong percepatan pembentukan badan usaha milik Gampong (BUMG) yang kini jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu menuju Gampong mandiri. Ke depan BUMG disiapkan untuk menjadi motor penggerak ekonomi Gampong.

Badan Usaha Milik Gampong

Menteri Gampong, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menegaskan, BUMG difungsikan sebagai sarana pengembangan ekonomi di Gampong.

“BUMG sebagai mesin penggerak ekonomi ini difungsikan bayak hal. Kita harapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan non pertanian, tapi bisa juga membantu sektor pertanian,” katanya saat berkunjung ke Redaksi Koran SINDO, di Gedung Sindo, Kamis (26/1/2017).

Berdasarkan Data Kementerian Gampong, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dalam dua tahun terakhir, terdapat peningkatan tajam jumlah BUMG. Dimana pada akhir tahun 2014, jumlah BUMG hanya sebanyak 1.022 unit, namun tahun 2016 meningkat drastis hingga 14.686 unit.

“Tahun 2016, beberapa BUMGa yang telah berkembang telah memiliki omzet antara Rp300 juta sampai Rp8,7 Miliar,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menerangkan BUMG ke depan dapat difungsikan sebagai unit layanan, dalam hal ini memberikan pelayanan publik kepada masyarakat Gampong. Salah satunya sebagai unit penyaluran bantuan pemerintah kepada masyarakat Gampong.

“Jadi segala hal bantuan pemerintah akan kita salurkan kepada BUMG. Termasuk dalam hal pemberian subsidi seperti pupuk ataupun benih itu ke BUMG,” paparnya.

Bahkan selain subsidi, Eko juga mengatakan segala bentuk hibah dari pemerintah juga bakal dikelola oleh BUMG. Hal ini diharapkan agar bantuan yang yang diberikan pemerintah dapat terkelola dengan baik.

“Hibah traktor dan sarana pertanian serta air besih kita hibahkan ke BUMNDes. Sebelumnya banyak kita hibahkan ke kelompok-kelompok tani, tapi sering tidak jelas nasibnya,” ungkapnya.

Selain sebagai unit layanan, BUMG juga diharapkan menjadi unit usaha perdagangan dan jasa. BUMG dapat memproduksi barang hasil pertanian di Gampong. Dengan begitu dapat mengurangi rantai logistik. “Ini bisa dalam bentuk koperasi pertanian dan nelayan. Lalu juga dapat mengembangkan sektor pariwisata di Gampong tersebut dengan pengelolaan jasa wisata,” sambung dia.

Dia menambahkan tentunya BUMG juga sebagai unit lembaga keuangan Gampong. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk koperasi simpan pinjam bagi masyarakat Gampong. “Termasuk juga layanan keuangan perbankan, seperti transfer, pembayaran kredit cicilan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR),” tuturnya.


Sumber: sindonews