Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tahun 2019, Dana Desa Akan Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Keuchiek




Jakarta - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam sosialisasi prioritas penggunaan Dana Gampong tahun 2019.

Dalam kegiatan yang diselenggarakan di Alun-Alun Kabupaten Trenggalek pada Jumat (4/1), Eko mengungkapkan pelaksanaan program Dana Gampong saat ini berjalan cukup baik meskipun sempat mengalami tantangan dan masalah pada awal-awal mulai dikucurkannya pada 2015.

"Sehingga di tahun pertama, dari Rp 20,67 triliun yang dialokasikan hanya 82% yang berhasil diserap. Namun dengan komitmen kuat dari seluruh perangkat Gampong, pemerintah provinsi, kabupaten, dan dukungan pendampingan yang terus ditingkatkan dan juga dukungan dari Kepolisian RI, kejaksaan, BPKP dan BPK, maka dari tahun ke tahun tata kelolanya terus membaik. Hal ini bisa dilihat dari penyerapan Dana Gampongyang juga terus membaik," kata Eko dalam keterangan tertulis, Jumat (4/1/2018).

Permasalahan terjadi karena pada awalnya Keuchiek dan perangkat Gampong belum mempunyai pengalaman mengelola keuangan negara. Gampong pun belum mempunyai perangkat yang lengkap untuk mengelola keuangan negara. Penyebab lainnya adalah kondisi geografis dan infrastruktur dasar yang menyulitkan di banyak Gampong.

Eko juga menyebutkan manfaat Dana Gampong selama 4 tahun hingga saat ini telah mampu menunjukkan hasil terbaiknya. Hal ini dibuktikan dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat.

Di antaranya adalah 1.140.378 meter jembatan, 191.600 km jalan Gampong, 8.983 unit pasar Gampong, 37.830 unit kegiatan Badan Usaha Milik Gampong, 4.175 unit embung Gampong, 58.931 unit sarana irigasi, dan sarana prasarana penunjang lainnya.

Selain itu, Dana Gampong juga telah digunakan untuk membangun sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat Gampong melalui pembangunan 959.569 unit sarana air bersih, 240.587 unit MCK, 9.692 unit Polindes, 50.854 unit Pendidikan Anak Usia Dini, 24.820 unit posyandu, 29.557.922 unit drainase, dan 45.169 unit sumur bor.

Adanya berbagai program dari pemerintah pusat untuk Gampong pun menyebabkan penurunan jumlah Gampong tertinggal dan meningkatnya jumlah Gampong berkembang dan mandiri.

Berdasarkan data hasil pendataan Potensi Gampong (Podes) 2018 oleh BPS tercatat jumlah Gampong tertinggal mengalami penurunan sebesar 6.518 Gampong dari 19.750 Gampong pada 2014 menjadi 13.232 Gampong pada tahun 2018.

Sedangkan untuk Gampong berkembang mengalami peningkatan sebesar 3.853 Gampong dari 51.026 pada 2014 menjadi 54.879 Gampong pada 2018. Begitu juga dengan Gampong yang berstatus Gampong mandiri yang mengalami peningkatan dari 2.894 Gampong pada 2014 menjadi 5.559 Gampong pada 2018.

Menurut Eko, penurunan Gampong tertinggal dan peningkatan Gampong berkembang serta mandiri telah menjadi keberhasilan Kemendes PDTT yang menargetkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yakni mengentaskan 5.000 Gampong tertinggal dan meningkatkan 2.000 Gampong berkembang dan mandiri.

"Target RPJMN sampai tahun 2019 telah terlampaui pada tahun ini untuk Gampong tertinggal dan berkembang serta mandiri pada tahun 2018 ini. Tentunya itu semua berkat kerja keras dari semua pihak, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintahan Gampong yang telah bekerja keras dalam memastikan program Dana Gampongmaupun program kementerian lainnya berjalan dengan baik," katanya.

Dari keberhasilan dalam RPJMN tersebut, Eko pun optimistis bahwa status Gampong tertinggal pada 10 tahun ke depan akan terhapuskan jika semangat untuk membangun Gampong bisa terus dipertahankan.

"Tentunya masih banyak Gampong tertinggal, pekerjaan belum selesai. Makanya kita terus kerja keras, wajib untuk kita teruskan. Kalau keberhasilan ini kita pertahankan, saya yakin 10 tahun ke depan sudah tidak ada lagi Gampong tertinggal," katanya.

Eko juga menyampaikan bahwa atas permintaan Presiden Jokowi, pemerintah akan mengirimkan sejumlah Keuchiek dan pendamping Gampong untuk studi banding ke luar negeri. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan perluasan wawasan terkait dengan pembangunan Gampong pada tahun 2019 mendatang.

Menurutnya, pada 2019 mendatang pemerintah akan lebih fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dengan studi banding, para Keuchiek dan pendamping Gampong bisa menambah wawasan dalam menciptakan suatu ide. Mereka juga bisa lebih berinovasi untuk membangun Gampongnya pasca studi banding ke negara yang lebih maju.

"Nanti mereka bisa belajar bagaimana pengelolaan pertanian dan juga pelaksanaan badan usaha di Gampong yang berhasil di negara lain serta keberhasilan lainnya yang bisa dijadikan contoh untuk Gampongnya," lanjutnya.

Mengenai alokasi anggaran, Eko menyebut bahwa alokasi anggaran diperkirakan akan mencapai Rp 1 triliun. Namun alokasi anggaran tersebut nantinya diambil bukan dari dana APBN, melainkan dari kerja sama dengan bank dunia yang memiliki program untuk pemberdayaan masyarakat.

"Kita sudah kerja sama dengan Bank Dunia dan kita akan membicarakan terkait dengan studi banding keluar negeri ini. Rencananya, kita akan kirim ke negara seperti Thailand, Korea, Jepang dan Malaysia," katanya.


Lebih lanjut, Eko menyampaikan pelaksanaan Dana Gampongdi Provinsi Jawa Timur selama 4 tahun pun telah berhasil membangun 25.441.630 meter jalan Gampong, 223.171 meter jembatan, 12.781 unit air bersih, 1.911 unit polindes, 6.645 unit irigasi, 3.577.955 meter drainase, 112 unit tambatan perahu, 160 unit embung, 34.926 unit MCK, 1.542 unit pasar Gampong, 4.109 unit PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, 1.657 unit posyandu, 990 unit sumur, 21.713 unit penahan tanah, dan 1.948 unit sarana olahraga.


Eko juga menyatakan pembangunan Gampong yang masif telah menurunkan persentase kemiskinan Gampong di Jawa Timur. Sepanjang tahun 2014 hingga 2018, penurunan persentase kemiskinan di Provinsi Jawa Timur mencapai 1,44% dengan penurunan persentase kemiskinan di Gampong mencapai 0,21%.

Ada pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur pada 2018 mencapai 3,99%. Angka tersebut turun 0,48% jika dibandingkan tahun 2015. Selain kemiskinan dan pengangguran, ketimpangan Gampong di Jawa Timur juga lebih rendah daripada di kota. Persentase stunting juga menurun selama 2013-2018.

"Dengan hampir tercukupinya infrastruktur dasar di banyak Gampong, maka prioritas penggunaan Dana Gampong perlu mulai diarahkan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi Gampong. Diharapkan program pemberdayaan masyarakat dan ekonomi akan mempersiapkan Gampong-Gampong menjadi Gampong yang mandiri," ungkap Eko.

Sementara itu, Jokowi menyampaikan bahwa anggaran Dana Gampong yang digelontorkan setiap tahunnya tidak pernah mengalami penurunan. Dari Rp 20,67 triliun pada 2015 meningkat menjadi Rp 46,98 triliun pada 2016, lalu menjadi Rp 60 triliun pada 2017 dan 2018 sebesar Rp 60 triliun. Sedangkan untuk tahun 2019 akan dinaikkan menjadi Rp 70 triliun.

"Saya ingin Dana Gampongnaik terus. Karena dari hasil survei yang kita lakukan terdapat 85% masyarakat puas terhadap pengelolaan Dana Gampong dan hasil manfaat bagi masyarakat dan bagi Gampong," kata Jokowi.

Ia pun berpesan kepada seluruh Keuchiek agar pemanfaatan Dana Gampong yang sebelumnya lebih cenderung ke pembangunan infrastruktur dapat dialihkan ke pemberdayaan masyarakat Gampong dan pemberdayaan ekonomi.

"Dalam 4 tahun kita fokus ke infrastruktur. Tapi tahun ini, saya berharap bisa digeser pada pemberdayaan ekonomi dan membuat inovasi baru di Gampong, misalnya pengembangan wisata Gampong. Saya berikan contoh di ponggok yang setahun ini omzetnya mencapai Rp 14 miliar. Oleh sebab itu, liat di sini (Trenggalek) ada potensi apa yang bisa dikembangkan. Kalau ada, pikirkan potensi itu. Ini yang perlu kita pacu agar pemberdayaan ekonomi itu betul-betul bisa meningkat," lanjut Jokowi.

Ia juga mengingatkan kembali bahwa penggunaan Dana Gampongharus dikosentrasikan ke pemberdayaan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat Gampong, serta lebih mengarah ke inovasi Gampong.

"Selama 4 tahun ini kita berkosentrasi di infrastruktur, sarana dan prasarana di Gampong. Diharapkan ke depan kita mulai geser ke arah pemberdayaan ekonomi, ke pemberdayaan masayarakat Gampong, ke inovasi Gampong. Misalnya, banyak Gampong yang bisa dikreasi jadi tempat wisata. Banyak potensi yang ada di Gampong yang bisa dikreasikan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gampong," pungkas Jokowi.


Sumber: https://news.detik.com